Chapter 42

2.8K 605 214
                                    

Mari, kita sedikit bernostalgia.

Saat itu hujan deras mengguyur kota padat semacam Seoul. Kai, yang kebetulan baru saja pulang dari tempat les, tiba-tiba saja terjebak hujan.

Kai berdiri di bangunan pertokoan, karna tidak mungkin untuk menerobos hujan, Kai dengan sabar meneduh disana.

Sudah lebih dari satu jam hujan tidak berhenti, malah menurut Kai, hujan semakin deras saja.

"Ibu pasti menungguku di rumah." Kai bergerak gelisah. Hujan semakin deras, dan haripun mulai menggelap.

Hingga seorang gadis menghampirinya, dengan sebuah payung merah muda yang gadis itu sodorkan. Kai mengernyit bingung.

"Aku lihat kau sangat gelisah, pasti kau mengkhawatirkan ibu mu kan?" Kai terperangah, dari mana gadis ini tahu?.

"Pakai saja, kebetulan aku mempunyai jas hujan. Kau harus cepat pulang, sebelum ibu mu bertambah khawatir." gadis itu tersenyum, mengacung-acungkan payung merah muda nya di hadapan Kai.

Kai berdehem canggung, tangannya terulur untuk menerima payung yang gadis itu tawarkan.

"Aku harus pulang, ibu ku sedang sakit. Sampai jumpa." gadis itu pamit. Namun Kai belum saja membuka mulutnya. Hingga gadis itu lima pangkah di depannya, Kai setengah berteriak.

"Heyy! siapa namamu?!"

Gadis itu berbalik sebentar, "Hara! Namaku Yoon Hara.!" teriaknya. Gadis yang di ketahui bernama Hara itu pun melanjutkan perjalanannya.

Kai tersenyum. Dengan bungah, ia membuka payung pemberian gadis baik hati yang baru saja ia temui.

"Kita harus bertemu nanti." janji Kai dalam hati.

***

Hana mempunyai jadwal operasi hari ini. Sehun sudah mewanti-wanti untuk Hana menukar sift operasinya. Namun Hana tetaplah Hana, ia tidak perduli.

"Kau baru selesai?" Yixing, yang entah kapan sudah berdiri di dekat pintu ruang operasi.

Hana terjolak kaget, dengan mata memincing, tatapannya penuh penjelasan pada dokter tampan berlesung pipi itu.

"Sejak kapan kau disini? Membuntuti ku, heh?

Yang di tuding membelalakan matanya lebar, "kau melewati jadwal chek up mu, makannya aku kemari."

Hana reflek mengusap perut buncitnya, ia lupa bahwa kemarin jadwal chek up nya.

"Nanti aku akan datang." jawab Hana. Sedikit merasa bersalah pada janinnya, bisa-bisa nya ia melupakan jadwal chek up nya karna ia masih terlalu kesal dengan Baekhyun.

"Sehun yang memintaku untuk menunggumu dari tadi, jika aku membiarkan mu pergi sendiri, mungkin gajihku akan berkurang." dengan nada yang di buat-buat, Yixing mengeluh. Tidak sepenuhnya benar, Sehun hanya menyuruh Yixing menjemput Hana untuk chek up, tapi tidak dengan gajih nya yang di potong. Memang hiperbola yang mengerikan.

"Oke, kita berangkat sekarang."

***

"Kita harus bicara, Baek."

Baekhyun mengusap wajahnya tanpa tenaga, sungguh ia merasa lelah.

"Katakan, apa yang harus kau katakan, Hara." tanpa intonasi, begitulah katanya.

Hara menghela nafasnya gusar, "sampai kapan kau seperti ini? Yang hamil anak mu bukan hanya Hana!" tidak ada bentakan, Hara berbicara tegas.

Seolah baru menyadari yang sedang hamil bukan hanya Hana, Baekhyun menatap sendu ke arah perut buncit Hara.

Treason || Byun Baekhyun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang