Bab 19

54.2K 4.6K 565
                                    


Beberapa tahun yang lalu....

"Iya sayang, kami sudah tiba di hotel." Saat ini Argenta sedang berbincang dengan Joana, sang kekasih hatinya melalui telepon.

"Sandra bagaimana?" Tanya Joana khawatir.

Seperti biasa Joana lebih mengutamakan Sandra dibandingkan Argenta.

Argenta mendesah lelah. Sedikit kekecewaan di hatinya atas sikap pujaan hatinya itu. "Sandra aman bersamaku. Seharusnya aku cemburu karena kamu lebih mengkhawatirkan Sandra daripada aku kekasihmu." Gerutu Argenta.

Dari seberang telepon terdengar suara dengusan Joana," Jangan berlebihan. Kamu kan sehat sehat saja. Sedangkan Sandra kan lagi kurang sehat. Tapi karena jadi seketaris kamu makanya dia harus ikutin kamu keluar kota. Wajar dong aku sebagai kakaknya khawatir." Omel Joana kepada Argenta.

Dan seperti biasa Argenta selalu mengalah kepada Joana. "Ok, ok, aku mengaku salah. Jangan marah dong sayang, aku kan cuma ingatin kamu. Masa Sandra aja yang terus ditanyain. Aku kan ingin kamu perhatiin juga."

Mendengar ucapan Argenta, Joana mendesah pelan. Ada kalanya Joana sering heran dengan sikap cemburu Argenta terhadap adik perempuannya itu.

Tidak ingin merusak mood Argenta, Joana memilih untuk tidak mendebat prianya itu kali ini.

"Aku mencintaimu. Jangan memikirkan yang tidak tidak. Pulang dari sana aku akan mentraktirmu makan."

Argenta terkekeh geli mendengar rayuan Joana yang sama sekali tidak ada romantis romantisnya. Daripada dibilang rayuan kata kata Joana tadi lebih tepat bila dikatakan seperti negosiasi.
Namun,apapun yang dilakukan calon istrinya itu Argenta tetap senang. Karena dia terlanjur cinta mati dengan Joana.

"Kalau begitu pulang dari sini aku akan menagih janjimu, sayang." Ucap Argenta sambil tersenyum. "Aku minta dibayarin yang mahal mahal." tambahnya lagi.

Dari seberang sana Joana ikut tertawa mendengar kata kata pria yang dicintainya tersebut. Mendengar tawa Joana membuat Argenta semakin merindukan kekasihnya itu. Ingin rasanya Argenta cepat cepat menemui Joana. Padahal baru setengah hari mereka berpisah.

Argenta jadi tidak sabar untuk menjadikan wanita itu menjadi istrinya dalam waktu tiga bulan lagi. Argenta bersumpah ke depannya nanti Joana akan selalu dibawanya kemanapun dia pergi.

***

Malam ini Argenta dan Sandra menghadiri pertemuan pengusaha pengusaha muda di gedung ballroom sebuah hotel berbintang lima yang ada di Surabaya.

Perbincangannya dengan beberapa pengusaha muda lainnya membuahkan hasil untuk kemajuan perusahaan yang di pimpinnya sekarang.

Saat Argenta sedang asik berbincang dengan salah seorang pengusaha muda yang merupakan kenalannya, matanya terpicing melihat seorang pria yang cukup dikenalnya mendatanginya dengan senyum sinis yang tersungging di bibirnya.

"Wow, aku tidak menyangka kita bertemu di tempat ini sepupuku." Ucap pria itu dengan nada senang yang dibuat buat. Dengan lancang pria itu merangkul bahu Argenta dengan sok akrab.

Tak ingin membuat keributan di depan kenalan Argenta, dengan pelan ia menepis tangan sepupunya itu.

Melihat pertemuan kedua saudara sepupu itu, dengan sopan kenalan Argenta tersebut mundur dari hadapan mereka berdua.

Selepas kepergian pengusaha muda itu, Argenta segera menatap sepupunya tersebut dengan tajam. "Apa maumu?" Tanyanya langsung kepada pria yang benama Devan itu.

Terukir Indah NamamuWhere stories live. Discover now