Bab 2

69.3K 4.7K 102
                                    

"Namanya Josan. Diambil dari nama kalian berdua. Joana dan Sandra."

Aku menatap diriku di cermin yang ada di hadapanku sekarang. Aku melihat banyak perubahan dalam diriku.

Tujuh tahun lalu aku yang tidak bisa lepas dari mode rambut panjang sepinggang kini telah kupotong pendek sebahu. Begitu juga dengan warna kulitku. Dulunya warna kulitku berwarna coklat, akibat sering melakukan kegiatan di luar ruangan, kini berubah menjadi kuning langsat. Mungkin Perubahan iklim Jepang mempengaruhi warna kulitku.

Harus kuakui semakin kesini penampilanku berubah menjadi lebih baik. Dulu, tujuh tahun lalu aku yang dikenal dengan gadis manis yang ceria sekarang  bermetamorfosis menjadi wanita dewasa yang semakin menawan.

Hanya saja perubahan fisik ku tidak sejalan dengan perubahan hatiku. Keberadaan bocah laki laki tadi membuat kegembiraanku saat bersama mas Indra lenyap tak bersisa.

Aku menyadari kelakuanku tadi saat bertemu anak itu secara langsung sangat kekanak kanakan. Begitu menyadari siapa anak itu aku segera berbalik kepada bik Sumi, memintanya untuk mengantarkanku ke kamar yang dapat kupergunakan dirumah ini selama aku tinggal di sini. Untungnya kamar yang kutempati dulu masih bersih dan dapat langsung ditempati.

Sebelum aku meninggalkan mas Indra dan anak anaknya, aku mendengar dengan jelas mas Indra menyebutkan nama anak itu dengan jelas kepadaku.

"Namanya Josan. Diambil dari nama kalian berdua. Joana dan Sandra."

Namun aku tidak menghentikan langkahku menanggapi kata kata yang keluar dari mulut mas Indra. Bukannya simpati karena nama bocah itu diambil dari gabungan namaku dan ibunya, yang ada aku semakin muak melihat bocah itu karena semakin mengingatkanku akan kejahatan orangtuanya.

Tok tok tok

Lamunanku terhenti saat mendengar pintu kamar di ketuk dari luar. Aku segera beranjak untuk membuka pintu kamar. Ternyata mas Indra yang berdiri di balik pintu.

"Kamu lagi tidur ya?"

Aku menggelengkan kepalaku. "Ada apa mas?" Jangan bilang mas Indra mau membahas tentang hal yang tadi.

"Begini, tadi mas teleponan sama mbakmu bilangin kalau kamu udah sampai di rumah. Terus katanya tadi Papa sudah selesai diperiksa oleh dokter, jadi sekarang mas mau ngantar makan siang mama dan mbakmu. Kamu mau ikut gak sama mas sekarang ke rumah sakit?"

Aku melihat ada keraguan diakhir kalimat mas Indra ketika mau mengajakku ke rumah sakit untuk melihat Papa. Seperti khawatir aku menolak ajakannya.

"Ok, aku siap siap dulu ya mas." aku segera menyetujui ajakan mas Indra. Bukankah tujuanku ke Indonesia adalah untuk menjenguk Papa.

Mendengar jawabanku terlihat kelegaan di wajah mas Indra." Kalau gitu mas tunggu di bawah ya," katanya sebelum meninggalkan kamarku.

Tak butuh waktu lama untuk bersiap siap aku segera keluar untuk menemui mas Indra. Saat turun dari kamarku yang kebetulan berada di lantai dua, aku tidak menemukan sosok mas Indra. Aku segera melangkah menuju pintu utama, siapa tahu mas Indra sudah berada di depan.

Tepat seperti dugaanku, aku melihat mas Indra berdiri di samping mobilnya ditemani bik Sumi dan anak anaknya. Tampaknya mas Indra dan bik Sumi terlibat pembicaraan yang serius, sehingga mereka tidak menyadari kedatanganku.

"Pa, tante Joana sudah datang!"Sheila yang terlebih dahulu menyadari keberadaanku berteriak menghentikan pembicaraan mas Indra dan bik Sumi.

"Udah siap,Jo?" Aku melihat mas Indra sedikit salah tingkah begitu aku mengambil tempat di sampingnya. Entah apa yang dibicarakan mas Indra dengan bik Sumi sampai mereka kaget ketika aku datang.

Terukir Indah NamamuWhere stories live. Discover now