Bab 13

54.1K 4.1K 154
                                    

Hai hai hai akhirnya aku up date juga. Maafkan saya teman teman karena terlalu lama menelantarkan Joana dan kawan-kawan. Namun apa mau di kata alat saya untu menulis pada heng semua. Maklum barang lama😅😅😅. Sempat saya berkhayal coba saya punya pacar seorang pria sang milyuner pasti gak gini jadinya, hahaha...
Demi menebus rasa bersalah saya, saya up date dua part sekaligus. Selamat membaca. Jangan lupa vomentnya ya...

Seperti janjiku kemarin kepada Anton, sore ini aku dan beberapa orang dari kantor melakukan sidak ke salah satu cabang Chicken Deli's. Beberapa pegawai dapur terlihat tegang saat kami memasuki dapur. Melihat ekspresi mereka tak urung membuatku tersenyum.

"Santai saja saya tidak akan memecat kalian" ucapku bercanda untuk mencairkan suasana. Perlahan lahan ketegangan di wajah mereka sedikit memudar. Dan menurutku itu lebih baik.

Usai memeriksa beberapa hal dan memberikan pengarahan kepada para pegawai restoran kami pamit undur diri. Berhubung waktu sudah sore aku memutuskan agar kami, para pegawai yang kubawa dari kantor pusat, tidak lagi kembali ke kantor. Melainkan pulang ke tempatnya masing masing.

Saat aku berjalan menuju pintu ke luar aku merasakan bahuku ditepuk oleh seseorang.

"Joana"

Aku mendapati Frans yang berdiri di belakangku. "Frans..." ucapku kaget dengan kehadirannya.

Frans tersenyum kepadaku. "Lagi ngapain?"

"Tadi ada sedikit pekerjaan. Kamu?" Balasku dengan tersenyum.

Dia mengangkat bahunya." Sama. Tadi ada sedikit kerjaan." Aku tertawa mendengar Frans meniru jawabanku.

"Mau minum kopi bersama?"

Aku berpikir sebentar untuk menerima tawaran Frans. Tak ada salahnya untuk menerima. Toh aku tidak terburu buru untuk pulang."Ok, tapi kamu yang traktir ya..."

"Beres."

Aku ikut saja ketika Frans mengajakku untuk ke rooftop mall ini. Aku baru tahu ada kafe di sini. Kami disambut dengan hembusan angin yang kencang saat menginjakkan kaki di kafe berkonsep terbuka tersebut

"Tempat yang cantik." Aku memuji pilihan tempat Frans mengajakku untuk menikmati secangkir kopi di sore hari. "Aku baru tahu tempat ini."

"Benarkah?" Tanya Frans tak percaya. "Berarti kamu harus berterimakasih sama saya karena telah mengajak kamu kesini." Ucap Frans dengan nada bercanda.

Aku terseyum mendengar candaannya. "Ya sudah terima kasih telah mengajak saya ke mari. Tapi tetap kamu yang bayar kan.

Frans terlihat berpikir sebentar, "Ok, saya setuju. Tapi kita jangan lagi menggunakan bahasa formal kalau bicara, bagaimana?"

"Tidak masalah." sahutku.

Setelah kami sepakat untuk menggunakan bahasa yang lebih santai, percakapan kami lebih nyambung. Aku baru tahu Frans adalah teman bicara yang menyenangkan. Di temani secangkir kopi sambil melihat matahari terbenam adalah paduan yang tepat untuk membuat suasana hati semakin ceria.

Saat percakapan kami semakin seru, tiba tiba seorang ibu ibu muda dengan menggandeng putrinya menghampiriku.

"Joana kan?" Tanyanya memastikan. Aku mengerutkan kening mencoba mengingat siapa wanita di hadapanku sekarang.

"Iya. Maaf, anda siapa ya?" Tanyaku halus.

Aku kaget saat wanita itu langsung memelukku. Aku dan Frans saling berpandang pandangan. "Ya ampun Ana, ini aku Kristy. Masa kamu gak ingat sama aku?" Ujarnya sedih.

Otakku langsung bekerja mengingat ingat wanita yang berada di depanku sekarang. Oh akhirnya aku mengingat juga. Kalau tidak salah si Kristy ini adalah sepupunya Argenta.

Terukir Indah NamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang