Epilog

17.9K 1.2K 111
                                    

"Selamat atas pernikahan kalian," ucap Yerim pada Eunwoo dan Eunha setelah menyalami dan memeluk keduanya.

"Terima kasih Yerim. Semoga kalian berdua cepat menyusul," bisik Eunwoo pada Yerim.

Pipi Yerim sedikit memanas mendengarnya. Ia melirik kearah Jungkook disebelahnya yang hanya terkekeh mendengar bisikan Eunwoo.

"Tentu saja Eunwoo. Anak kalian nanti pasti akan butuh teman bermain kan?," ucap Jungkook jahil yang langsung dibalas pukulan dari Yerim dan Eunha.

"Ya, Jeon Jungkook. Aku tidak ingin anakku nanti bermain dengan anak dari seorang pria mesum," omel Eunha.

"Ish, aku kan hanya bercanda. Maksudku kita pasti akan menyusul kalian secepatnya. Iya kan Yerim?," ucap Jungkook lalu merangkul pundak Yerim.

Yerim memutar bola matanya. "Iya iya terserah kau saja," jawab Yerim singkat karena sejujurnya ia sedikit tersipu dengan ucapan Jungkook.

Keempatnya melanjutkan percakapan mereka diiringi tawa bahagia. Entah membicarakan hidup masing-masing, pekerjaan, atau sekedar saling melempar lelucon pada satu sama lain. Benar-benar terasa kehangatan dan kebahagiaan diantara mereka.

"Kami izin kesana dulu ya. Kami harus menyapa tamu-tamu yang lain. Selamat menikmati acaranya," ucap Eunwoo lalu pergi bersama Eunha meninggalkan Jungkook dan Yerim.

"Mereka terlihat bahagia sekali ya," ucap Yerim sambil menatap Eunwoo dan Eunha yang bergandengan tangan menuju kerumunan tamu lainnya. Keduanya tampak begitu bahagia dan serasi, membuat semua tamu yang melihatnya ikut tersenyum senang.

"Kita juga bisa bahagia seperti itu Yerim," ucap Jungkook dengan secara tidak langsung memberi kode pada Yerim. Yerim yang menyadarinya kembali tersipu menatap Jungkook yang menaik-naikkan alisnya dengan jahil.

"Kau ini bicara apa," ucap Yerim sambil memalingkan wajahnya karena ia yakin wajahnya memerah. Melihat Yerim yang terlihat malu-malu membuat Jungkook tertawa.

Sebenarnya Yerim sudah kebal dengan segala gombalan atau rayuan Jungkook padanya. Akan tetapi, akhir-akhir ini pria itu sering menggodanya dengan rayuan yang menjurus pada pernikahan. Entah kenapa hal itu membuat jantung Yerim selalu berdebar dan tersipu malu. Tentu ia akan senang jika Jungkook bersedia menikahinya, akan tetapi pria itu belum pernah menyatakannya dengan serius sehingga Yerim berusaha untuk tidak terbawa suasana.

"Kenapa kau tertawa hah?," omel Yerim pada Jungkook lalu melepaskan rangkulan pria itu. Ia berjalan meninggalkan Jungkook menuju bar yang menyajikan berbagai minuman.

Yerim hendak memilih-milih minuman sebelum suara anak kecil memanggilnya.

"Yerim ahjumma!," pekik anak kecil yang tengah berlari kearah Yerim yang membuat gadis itu menoleh.

"Seungyoon!," pekik Yerim lalu menggendong anak laki-laki tersebut. Ia mengelitiki perut Seungyoon sehingga anak itu tertawa terpingkal-pingkal.

"Seungyoon, sudah eomma bilang jangan berlari," ucap Seungwan terengah-engah. Wanita yang sedang hamil anak keduanya itu menghampiri Yerim dengan wajah lelah.

"Hhmm Seungyoon, sudah ahjumma bilang jangan nakal. Eomma mu sedang hamil adikmu. Nanti kalau adikmu sakit bagaimana?," tegur Yerim sambil membantu Seungwan untuk duduk dikursi.

"Hehehe, maaf ahjumma. Habisnya aku kangen dengan ahjumma jadi ingin cepat-cepat peluk," ujar Seungyoon dengan suaranya yang imut membuat Yerim gemas.

"Dimana Jungkook?," tanya Seungwan pada Yerim sambil mengambil alih Seungyoon dari Yerim.

"Jungkook tadi ada bersamaku," Yerim menoleh kebelakangnya dimana seharusnya Jungkook berada jika pria itu mengikutinya tadi.

"Itu appa dan Jungkook ahjussi," ucap Seungyoon membuat Seungwan dan Yerim menoleh pada arah pandang Seungyoon.

Red Thread • [ jjk × kyr ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat