31

7.9K 1K 100
                                    

Jungkook menatap pantulan dirinya pada kaca dihadapannya. Tangannya terulur  merapikan rambutnya yang berantakan.

Hari ini adalah sidang pertamanya untuk kasus pembunuhan CEO Han. Ia sudah pernah melewati hal seperti ini, tetapi entah kenapa ia merasa lebih gugup dan cemas dari sebelumnya.

"Tuan Jeon, pengacara anda sudah datang," ucap salah seorang sipir.

Jungkook hanya mengangguk. Ia berjalan keluar dari sel setelah sipir tersebut membuka pintunya. Jungkook mendapati Eunha yang sudah siap dengan berkas-berkas ditangannya. Gadis itu menyambut Jungkook dengan senyuman.

"Kau gugup?," tanya Eunha setelah ia membaca raut wajah Jungkook yang menunjukan kekhawatiran pada sidang yang akan dilaksanakan sebentar lagi.

"Sepertinya begitu," ucap Jungkook. "Bagaimana keadaan Yerim?"

Eunha tersenyum. "Ia sudah bisa bangkit dari tempat tidur pelan-pelan. Proses penyembuhannya lumayan cepat. Ia mengikuti semua yang dikatakan dokter. Kau tidak perlu khawatir. Yerim sebentar lagi pasti sembuh," ucap Eunha menenangkan Jungkook. Ia sangat tahu bahwa sahabatnya itu sangat mengkhawatirkan Yerim.

Jungkook mengangguk pelan. Ia teringat pada pesan berupa rekaman suara yang dikirimkannya pada Yerim. Gadis itu belum membalasnya. Mungkin karena Yerim benar-benar mengikuti kata-katanya untuk istirahat sehingga ia tak sempat membalas pesannya? Entahlah.

"Ada apa Jungkook?"

Jungkook yang tersadar dari lamunannya segera menggeleng lalu melemparkan senyum getirnya.

"Aku hanya rindu padanya. Itu saja"

×××

Jungkook dan Eunha kini sudah masuk ruangan sidang. Jungkook dapat melihat ruangan tersebut dipenuhi wartawan dan awak media yang hendak meliput sidang tersebut.

Bagaimana tidak, CEO Han merupakan salah satu CEO sukses dan terkenal di Korea sehingga berita kematiannya benar-benar menggegerkan masyarakat. Tentu saja sidang untuk menyelesaikan kasus kematiannya juga tidak luput dari sorotan media.

Keluarga korban juga ada yang hadir dan sedari tadi memberikan tatapan penuh kebencian pada Jungkook. Pandangan Jungkook teralih pada pintu yang dibuka, menampilkan dua orang jaksa.

"Ah, sial"

Jungkook menoleh pada Eunha yang terlihat gugup. "Ada apa?"

Eunha menghela napas kasar. "Lawan kita sulit Jungkook. Aku pernah kalah dalam sidang melawan mereka berdua"

Jungkook kembali menatap kedua jaksa yang duduk diseberang mereka. Keduanya sedang menyusun berkas-berkas yang Jungkook yakini berisi bukti-bukti yang siap mengirimnya kembali mendekam dipenjara lagi.

"Aku yakin kau bisa Eunha. Aku percaya padamu," ucap Jungkook lalu tersenyum pada gadis itu.

Eunha membalas senyum Jungkook lalu mengangguk mantap. Gadis itu kembali berfokus pada berkas dihadapannya. Menyusun strategi yang sudah ia bicarakan dengan Yerim waktu lalu.

"Hakim sudah datang. Sidang akan dimulai dalam sepuluh menit"

×××

Yerim menggigiti kukunya sambil memandang kearah televisi yang sedang menyiarkan peliputan sidang Jungkook. Tangannya meremas remote yang dipegangnya.

Jantung Yerim berdegup cepat setiap kali menyimak suara seorang reporter yang sedang menyampaikan live report. Dari yang ditangkap Yerim, posisi Jungkook sekarang terpojok.

'Berdasarkan bukti dan tuduhan yang disampaikan, jaksa menuntut terdakwa yang berinisial JJK dengan kurungan sepuluh tahun penjara-'

Air mata Yerim mengalir begitu saja. Ia menggigit bibirnya menahan tangis. Berusaha tetap fokus pada suara sang reporter.

Red Thread • [ jjk × kyr ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat