10

9.5K 1.1K 51
                                    

Jungkook tengah berdiri didepan pintu rumah Yerim sambil menggendong gadis itu. Ia sudah mengetuk berkali-kali, tapi tidak ada yang membukakan pintu. Tepat sesaat sebelum pria itu berjalan pergi, pintu dibuka oleh Yoorim.

"Astaga, eonni!"

Yoorim terkejut melihat Yerim yang berdarah dan digendong seorang pria asing. Yoorim menutup mulutnya dengan kedua tangannya, menyadari ia tidak seharusnya berteriak karena Miyoung bisa khawatir setengah mati.

"Ada apa Yoorim?," tanya Miyoung dari arah dapur. Suara derap langkah kaki terdengar menghampiri pintu depan membuat Yoorim panik.

"Ada apa?," tanya Jungkook bingung. Yoorim melirik Yerim yang sedang tak sadarkan diri dan langsung menarik Jungkook untuk masuk dan bersembunyi dibalik rak.

"Kenapa Yoorim?," tanya Miyoung sampai dipintu depan. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

Yoorim menyengir lebar lalu menggeleng. "Tidak eomma, tadi ada laba-laba," ucap Yoorim asal.

Miyoung menatap Yoorim curiga lalu memegang pundak gadis itu, mengecek keadaannya.

"Kau yakin?"

Yoorim mengangguk. Matanya sesekali melirik kearah rak dimana Jungkook dan Yerim bersembunyi.

Miyoung menghela napas pelan lalu menepuk bahu Yoorim. "Jangan bermain terus, ayo bantu eomma didapur. Telpon Yerim, ini sudah malam dan ia belum pulang. Eomma jadi khawatir," ucap Miyoung lalu berjalan ke dapur.

Yoorim menghela napas lega. Ia memastikan ibunya menghilang ke dapur sebelum menghampiri Jungkook dan Yerim.

"Apa yang terjadi pada eonni?," bisik Yoorim pada Jungkook. Gadis itu sedikit meringis ketika melihat luka didaerah leher Yerim, membuat gadis itu melirik kearah Jungkook dengan tatapan curiga.

"Hei aku tidak melakukan apapun yang sedang kau bayangkan," bisik Jungkook. Pria itu mendelik lalu menatap Yerim yang masih terpejam.

"Kita harus mengobati dokter Kim"

Yoorim mengangguk pelan. Ia menyuruh Jungkook untuk mengikutinya. Mereka mengendap-endap naik ke lantai atas dan masuk ke kamar Yerim. Jungkook dengan segera membaringkan gadis itu dikasur lalu duduk dipinggir kasur itu lelah.

"Kau juga terluka," ucap Yoorim menatap bagian tangan Jungkook yang dipenuhi goresan akibat pecahan kaca.

"Ini bukan apa-apa. Apa kau punya kotak P3K?," tanya Jungkook sambil perlahan menyingkirkan kain yang menutupi luka di leher Yerim.

Yoorim mengangguk lalu berjalan kearah pintu. "Ada lagi?"

"Air hangat dan kain"

Yoorim mengangguk pelan. Tak lama, ia kembali dengan barang-barang yang diminta Jungkook. Pria itu menerimanya dan langsung mengobati Yerim.

Yoorim memperhatikan gerak gerik Jungkook yang sangat cekatan mengobati kakaknya. Ia merasa tak asing dengan Jungkook tapi ia tidak tahu kapan pernah bertemu dengan pria itu.

Jungkook menutupi luka Yerim dengan perban. Ia mengambil kain dan mencelupkannya ke air hangat lalu mengompres dahi Yerim.

"Aku tidak bisa berlama-lama disini. Tolong urus dokter Kim," ucap Jungkook lalu menatap Yoorim yang sedang memperhatikannya.

"Apa?," tanya Jungkook. Gadis dihadapannya terlihat sangat-sangat terkejut.

"T-tidak," ucap Yoorim pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari Jungkook. Pria itu menggedikan bahu lalu keluar dari kamar Yerim.

Yoorim merasakan jantungnya berdegup sangat kencang. Pria itu, adalah pria yang ia lihat di persidangan pembunuhan ayahnya.

Gadis itu memegang kepalanya yang tiba-tiba merasa pusing. Ingatan masa kecilnya yang buram tiba-tiba menyeruak keluar. Ia menggenggam tangan Yerim yang masih tak sadarkan diri, ia ketakutan.

Red Thread • [ jjk × kyr ]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora