2

18.6K 1.8K 87
                                    

Yerim dan Seungwan masuk keruangan istirahat setelah memberi keterangan kepada pihak kepolisian sebagai saksi mata dan menenangkan para pasien yang ketakutan. Bahkan beberapa dari mereka ada yang memilih pindah kerumah sakit lain.

Yerim menghempaskan tubuhnya ke sofa lalu memijit keningnya. Seungwan duduk disampingnya dan menatap Yerim cemas.

"Apa kau baik-baik saja?," tanya Seungwan sambil menggenggam tangan Yerim. Tentu Yerim tidak baik-baik saja. Ia baru saja dititipi seorang pria misterius sebuah benda yang bisa saja menjadi alasan pria itu tertembak. Dalam kata lain, benda berbahaya. Setelah itu ia menyaksikan seseorang melepaskan tembakan dipublik dengan matanya sendiri sehingga membuatnya syok.

Yerim mengangguk. Ia tidak mungkin menceritakannya pada Seungwan. Memikirkan ancaman pria itu saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati apalagi membeberkannya pada orang lain sekali pun itu Seungwan.

Seungwan menghela napas. Ia bangkit dari duduknya dan menyalakan TV lalu berjalan kearah pantry.

"Teh atau kopi?," tanya Seungwan. "Kopi," jawab Yerim.

Yerim menyandarkan tubuhnya ke sofa. Ia meraba saku jasnya dan merasakan benda kecil itu ada disana. Ia penasaran apa yang ada didalam sana. Tidak, ia lebih penasaran dengan siapa pria itu sebenarnya.

'Breaking News, hari ini, 9 April 2018 terjadi penembakan di gedung perusahaan Han, Seoul. Dilaporkan terdapat tiga korban jiwa diantaranya dua penjaga ruangan CEO Han dan CEO Han sendiri. Polisi menemukan berkas-berkas perdagangan yang diacak-acak juga sebuah brangkas yang rusak. Polisi menduga pembunuhan yang terjadi didasari oleh pencurian. Pelaku diduga lari kearah timur berlawanan dari gedung tersebut dan terakhir dilihat berada disekitar rumah sakit Seoul Medical Center. Selain itu, penembakan yang terjadi di Seoul Medical Center diduga berasal dari pelaku yang sama. Tidak ada korban jiwa pada penembakan tersebut. Demikian breaking news siang ini'

Yerim melongo melihat berita tersebut. Begitu juga Seungwan yang sedari tadi ikut memperhatikan berita tersebut.

"Jadi penembakan itu yang membuat kemacetan panjang tadi? Gila, apa dia teroris atau semacamnya?," tanya Seungwan pada Yerim sambil menyerahkan segelas kopi hangat.

Yerim menerimanya sambil menggeleng. "Aku tidak tahu eonni," ucap Yerim sambil menyeruput kopinya perlahan. Cairan pekat itu mengalir di tenggorokannya memberikan rasa hangat sehingga menenangkannya untuk sesaat.

"Yerim, kau tunggu disini saja dulu. Nanti ku antar pulang. Aku akan mengecek beberapa pasien dulu," ucap Seungwan sambil melangkah keluar ruangan.

Yerim merebahkan tubuhnya di sofa. Tadi saat ia melihat cctv bersama para pihak kepolisian, wajah pria itu tidak tertangkap terlalu jelas karena kamera cctv yang ternyata sudah rusak. Kepolisian hanya mendapat ciri-ciri pakaian, tinggi badan perkiraan pria itu, dan sisanya keterangan dari Yerim. Ia merasa lega adegan pindah tangan flashdisk itu tidak tertangkap, kalau tidak ia sudah berurusan panjang dengan kepolisian sekarang.

Yerim menatap langit-langit kamarnya. Tanpa sadar tangannya meraih liontin yang selalu ia pakai. Liontin itu adalah hadiah dari ayahnya ketika ia berhasil masuk sekolah kedokteran. Ia tersenyum kecil lalu mengecup liontin itu.

"Appa, aku rindu appa ada disini"

×××

Gold bangun dari tidurnya. Ia sedikit meringis ketika lukanya terasa sakit saat ia bangun dengan gerakan tiba-tiba. Ia perlahan bangkit dari tempat tidurnya lalu beranjak ke kamar mandi. Ia tidak memperdulikan lukanya yang terasa perih ketika terkena sabun. Ia menyelesaikan urusan kamar mandinya dengan cepat lalu keluar untuk berpakaian.

Red Thread • [ jjk × kyr ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin