5

12.4K 1.4K 87
                                    

Yerim terbangun dari tidurnya. Ia meregangkan tubuhnya lalu mengucek matanya pelan. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 6 pagi. Ia segera bangkit dari tempat tidur dan melangkah keluar kamar Jungkook.

Semalam Jungkook tidak pulang, tapi kini ia sudah duduk dimeja makan sambil menikmati sarapannya. Yerim dengan ragu menghampiri pria itu.

"Gold," panggil Yerim pelan. Jungkook menoleh sebentar lalu memberikan kantung plastik pada Yerim.

"Itu bajumu sudah ku ambilkan dari apartemenmu," ucap Jungkook lalu lanjut melahap roti isinya. Yerim menerima kantung plastik itu dan mengintip isinya. Wajahnya langsung memerah ketika melihat pakaian dalam berwarna merahnya juga terdapat dalam plastik itu.

"Semalam kau ke apartemenku?," tanya Yerim sambil duduk dikursi berhadapan dengan Jungkook.

"Iya. Aku hanya merapikan apartemenmu. Ternyata masalah kemarin sudah diurus oleh pihak mereka. Tapi sepertinya kau jangan pernah kembali lagi ke sana"

"Memangnya kenapa?"

"Mereka sewaktu-waktu bisa kembali untuk mencarimu," jelas Jungkook. Ia meraih segelas susu lalu meneguknya cepat.

Yerim mengangguk perlahan dan bangkit dari duduknya."Aku pinjam kamar mandimu," ucap gadis itu lalu berjalan kearah kamar mandi.

"Dokter Kim"

"Ya?"

"Kau tahu? Aku juga suka warna merah. Terlebih untuk warna pakaian dalam" ujar Jungkook dengan cengiran usilnya yang membuat mata gadis itu membulat sempurna.

"Ya! Dasar mesum!"

×××

"Ya! Kim Yerim! Kau dari mana saja?," omel Seungwan begitu melihat Yerim memasuki ruangan IGD.

Yerim berjalan menuju ruangan istirahat untuk menyimpan tasnya. Ia melewati Seungwan begitu saja membuat gadis itu mendengus kesal.

"Kau tahu? Karena kau absen semalam aku harus lembur. Untung saja ada dokter Park yang membantuku," omel Seungwan sambil membuntuti Yerim dari belakang.

"Diamlah eonni, kemarin aku terlibat masalah. Jangan membuatku tambah pusing," ucap Yerim sambil memakai jas dokternya.

"Terserah padamu. Cepat bersiap. Hari ini IGD penuh sekali"

Yerim mengangguk lalu menguncir satu rambutnya dengan rapi. Setelah siap, ia bergegas menuju IGD untuk melaksanakan tugasnya

"Dokter Kim! Sebelah sini!," seru suster Ahn ketika Yerim memasuki ruangan IGD. Yerim berjalan menuju pasien yang dimaksud lalu memeriksa keadaannya.

"Pagi bu, saya dokter Kim. Ada keluhan apa bu?," sapa Yerim pada wanita paruh baya yang kini sedang berbaring di kasur pemeriksaan.

"Tadi saya jatuh dari tangga dok. Sepertinya kaki saya robek kena pecahan kaca," jelas pasien tersebut.

Yerim mengangguk setelah mengecek luka tersebut lalu meminta suster Ahn mengantarkan peralatannya. Tak lama, suster Ahn datang dengan troli kecil berisi peralatan Yerim.

"Saya akan menjahit lukanya ya bu," ucap Yerim sambil memakai sarung tangan. Saat ia membuka tas peralatannya, matanya terpaku pada satu alat yang membuat jantungnya berdegup kencang. Pisau kecil.

"Dokter Kim? Apa kau baik-baik saja?," tanya suster Ahn yang sedari tadi memperhatikan Yerim melamun sambil menatap pisau kecil tersebut.

Yerim sadar dari lamunannya. Ia menatap suster Ahn gelagapan lalu menghela napas berat.

"Aku tidak apa-apa," ucap Yerim lalu mulai melakukan pekerjaannya.

Hari ini ia tidak bisa fokus. Kejadian kemarin masih terus membayangi dirinya. Bahkan ia sampai ditegur berkali-kali oleh Seungwan yang akhirnya menyeret Yerim ke ruangan istirahat istirahat. Seungwan merasa bahwa gadis itu tidak baik-baik saja.

Red Thread • [ jjk × kyr ]Där berättelser lever. Upptäck nu