32

9K 1K 88
                                    

Jungkook bersandar pada dinding ruang tahanannya sambil menatap langit-langit ruangan dengan pandangan kosong. Kedua tangannya memainkan benda kecil yang selalu ia bawa kemanapun sejak ia mendapatkannya beberapa bulan lalu.

Kalimat pembelaan Eunha untuk dirinya masih terngiang dikepalanya walaupun sudah seminggu lewat dari  sidang pertamanya. Pembelaan Eunha memberinya harapan. Jungkook sangat berharap ia akan mendapatkan keringanan hukuman.

Karena satu alasan, yaitu Kim Yerim.

Jungkook menatap tangannya lalu melihat benda kecil yang sedari tadi dimainkannya. Benda tersebut berbentuk bulat, terbuat dari emas, dan terdapat sebuah berlian kecil ditengahnya yang berbentuk seperti bunga mawar.

Sebuah cincin bermodel simpel tetapi terlihat sangat cantik. Jungkook menggerak-gerakan cincin tersebut hingga cahaya lampu yang temaram terpantul oleh berlian di cincin tersebut. Membuat Jungkook terpana sendiri melihatnya.

Cincin tersebut tidak murah, berliannya memiliki kualitas yang baik dan terbuat dari emas 18 karat. Modelnya juga sangat cantik hingga wajar jika harga cincin tersebut terbilang sangat mahal.

Jungkook tertawa kecil mengingat betapa nekatnya ia membeli cincin tersebut. Ia sampai menjual beberapa barang elektroniknya hanya untuk membeli cincin tersebut.

Menurutnya, cincin tersebut sangat cantik. Jungkook tidak memiliki tujuan apapun saat membelinya. Ia hanya ingin memiliki cincin tersebut.

Tapi kini ia memiliki tujuan lain. Ia tidak lagi menginginkan cincin tersebut hanya tersimpan di kantung celananya. Ia ingin cincin tersebut memiliki pemilik dan membuat Jungkook tersenyum tiap kali melihat sang pemilik memakainya.

Dan si pemilik yang ia inginkan adalah Yerim. Gadis yang sama cantik dan berharga seperti cincin tersebut. Bahkan jauh lebih cantik dan berharga bagi seorang Jeon Jungkook.

Jungkook ingin melihat Yerim memakainya. Ia tidak ingin orang lain. Ia juga tidak mau ada pria lain  yang berani menyematkan cincin ke jari Yerim yang manapun.

Hanya ia yang boleh melakukannya.

Suara siulan seorang sipir membuat Jungkook menoleh. Sang sipir tengah berjaga didepan ruangannya. Tiba-tiba sebuah ide melintas dibenaknya.

Jungkook mengetuk pintu, membuat sang sipir menoleh kearah pintu ruang tahanan Jungkook.

"Ada apa tuan Jeon?," tanya sang sipir.

"Besok sidang terakhirku. Keputusan atas hukumanku juga akan diputuskan besok, lalu aku juga akan dipenjara mulai besok"

Sang sipir menaikan alisnya. "Lalu?"

"Bolehkah aku menelpon kekasihku? Sudah sangat lama aku tidak berbicara dengannya. Lagipula setelah besok aku mungkin tidak dapat berbicara dengannya lagi dalam waktu lama. Hanya sebentar saja. Kau mau membantuku kan?"

×××

Yerim memperhatikan Miyoung yang sedang membereskan baju-bajunya. Hari ini Yerim sudah boleh pulang, namun tetap harus menjalani rawat jalan.

"Kau harus mendengar ucapan dokter Lee tadi. Kau belum boleh melakukan hal-hal berat, jadi tetaplah dirumah untuk sementara waktu," ucap Miyoung sambil tetap fokus melipat baju-baju Yerim.

Yerim hanya menjawabnya dengan gumaman. Tadi pagi ia melihat berita di TV jika besok adalah sidang terakhir kasus kematian CEO Han, yang artinya merupakan sidang keputusan terakhir untuk nasib Jungkook.

Yerim menghela napasnya. Ia membaringkan tubuhnya kembali keatas kasur, membuat Miyoung menoleh kearahnya.

"Kenapa Yerim? Apa ada yang sakit lagi?," tanya Miyoung khawatir.

Red Thread • [ jjk × kyr ]Where stories live. Discover now