20

8.7K 1K 88
                                    

Yerim menghempaskan tubuhnya disofa ruang tengah rumahnya. Ia menyandarkan tubuhnya lelah. Ia memejamkan matanya, berusaha mencerna kenyataan yang baru saja diterimanya.

Jungkook berdiri diambang pintu. Ini memang bukan pertama kalinya ia mengunjungi rumah Yerim dan bukan pertama kalinya pula ia datang kesini untuk kabur. Pria itu hanya berdiri memandangi Yerim yang kelelahan setelah berlari kabur bersamanya.

Pandangan Jungkook terhenti pada kaki Yerim yang tampak memerah. Kaki gadis itu lecet karena dipakai berlari dengan high heels.

"Dimana dapurmu?," tanya Jungkook. Yerim menunjuk kearah dapurnya tanpa membuka matanya.

Yerim membuka matanya ketika merasakan Jungkook melepas high heelsnya. Jungkook memasukan kaki Yerim kedalam baskom berisi air hangat untuk meredakan sakit ditumit Yerim.

Yerim melepaskan gulungan rambutnya, membuat rambutnya terurai. Ia kembali menyandarkan tubuhnya ke sofa. Tangannya menepuk pelan pundak Jungkook yang sedang berjongkok untuk duduk disampingnya.

Jungkook menurut lalu duduk disebelah Yerim. Ia menatap gadis itu dengan tatapan khawatir. Wajahnya tampak lelah dan tak tenang. Mata gadis itu sembab setelah menangis tadi.

Jungkook menghela napasnya pelan. Ia menarik Yerim kedalam dekapannya, menyandarkan kepala gadis itu di dadanya. Membiarkan Yerim beristirahat.

Hening. Hanya terdengar suara napas dari keduanya. Jungkook berniat menanyakan apa yang dikatakan Nichkhun pada Yerim, tetapi ia ragu karena melihat Yerim begitu kacau. Gadis itu tampak tidak dapat menerima kenyataan yang disampaikan oleh Nichkhun.

Apapun itu, Jungkook yakin Nichkhun mengatakan hal yang membuat Yerim ketakutan dan ia bersumpah akan membunuh pria itu karena berani membuat Yerim seperti ini.

Jungkook menoleh ketika merasakan sandaran Yerim padanya terasa lebih berat. Yerim tertidur dipelukannya. Wajahnya yang tadi terlihat kacau kini terlihat lebih damai.

"Yerim, tidur dikamarmu. Jangan disini nanti badanmu sakit," bisik Jungkook sambil sesekali menepuk pelan punggung gadis itu. Yerim tidak bergeming, gadis itu masih memejamkan matanya.

Jungkook mendesah pelan. Ia mengeluarkan kaki Yerim dari dalam baskom lalu mengeringkannya dengan kain yang ia bawa dari dapur tadi. Ia menyelipkan tangannya dibawah leher dan kaki Yerim, menggendong gadis itu kekamarnya.

Sesampainya dikamar Yerim, Jungkook meletakan gadis itu diatas kasur. Ia menyelimuti Yerim sampai sebatas dada lalu duduk di sisi kasur, mengamati gadis itu.

Jungkook melirik jam dinding dikamar Yerim. Sudah larut, ia bisa ketinggalan bus terakhir jika tidak pulang sekarang.

Jungkook mengusap kepala Yerim lalu mengecup kening gadis itu. Ia baru saja ingin beranjak pergi sebelum tangannya ditahan Yerim.

"Mau kemana?," tanya Yerim dengan suara yang pelan, tetapi masih dapat didengar Jungkook.

"Yerim? Kukira kau sudah tidur," ucap Jungkook. Ia kembali duduk disisi kasur.

Yerim menggeleng. Ia menatap tangannya yang bertautan dengan tangan Jungkook lalu mengeratkan genggamannya.

"Ada banyak yang ingin kutanyakan padamu," ucap Yerim tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tanyakan saja"

"Nichkhun. Ia bilang appa, aku, dan Yoorim adalah penghalang hubungannya dengan eomma. Apa maksudnya?," tanya Yerim.

Jungkook terlihat bingung. Ia bingung bagaimana cara menjelaskannya pada gadis itu. Yerim yang melihatnya bangkit dari tidurnya dan duduk menghadap Jungkook.

Red Thread • [ jjk × kyr ]Onde histórias criam vida. Descubra agora