Page 28 - B. Kenyataan

854 129 13
                                    


"Kalau ada temen main ke sini, ya suruh masuk, Njun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalau ada temen main ke sini, ya suruh masuk, Njun. Masa disuruh pulang?" kata papah Hangeng sambil membawa minuman untuk Saeron. Mamah Fany juga membawa beberapa cemilan untuk mereka makan.

Mereka lagi nongkrong di beranda depan rumah, karena papah Hangeng yang minta.


"Nama kamu siapa?"

"Saeron, om."

"Yang tinggal di asramanya nenek Gong, ya? Berarti temennya Hina juga?"

"Iya." kata Saeron sambil mengangguk. Mamah Fany yang baru pulang dari butik, langsung ikut-ikutan nimbrung,

"Saeron cantik ya, pah. Kamu siapanya Renjun?"

"Tem–"

"Istrinya Renjun."


Belum sempat Saeron menjawab, ketiga makhluk halus tiba-tiba nyamber dan memberi jawaban asal.

Saeron langsung speechless dan menatap ketiga cowok itu dengan marah. Sedangkan Renjun yang bingung, langsung menerawang ke langit karena doi tengah berpikir.


"Bukannya udah cerai?" tanya Renjun dengan polos, mengungkit-ngungkit kejadian waktu itu. Papah dan mamahnya Renjun langsung terkekeh geli karena pertanyaan aneh dari anak mereka.

"Enggak, Om, Tante! Mereka cuma bercanda! Jangan dianggep serius!" kata Saeron memberikan penjelasan. Papah dan mamahnya Renjun hanya tersenyum.

"Ditinggal dulu ya ke dalem. Kalian ngobrol aja di sini..." kata papah Hangeng sambil pergi berlalu bersama sang istri. Saeron mengangguk hormat dan kembali tersenyum kikuk.


"Ini obat gimana cara pakainya?" tanya Haechan dengan bingung.

"Yang ini diminum sehari dua kali, supaya badan kalian nggak sakit. Terus yang ini obat oles. Buat luka luar sama lebam-lebam..."

Keempat anak itu kompak mengangguk tanda mengerti.

"Nggak makan?" tanya Jeno bingung, karena Saeron hanya diam sambil melihat mereka ngemil sendiri.

"Diet." jawab Saeron dengan singkat.

"Bohong, ya? Kebanyakan nganggur di rumah, makanya berat badan naik. Gengsi aja nggak mau makan di depan kita, padahal pipi-nya udah kayak bakpau..."

Saeron mengangkat tangannya berniat mukul Jaemin. Dengan sigap, Jaemin langsung membuat tameng dengan kedua lengannya sambil memasang wajah memelas.

"Jangan dipukul dong...! belum juga sembuh...!"

"Iya nih, emosian! Kamu tuh Saeron atau Sailor moon sih?!" tanya Haechan berusaha melindungi Jaemin. Saeron merengut.

Our Page | NCT 00Line ✔Where stories live. Discover now