Page 14 - A. UAS

844 130 21
                                    


Hari ke-1 : Hina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ke-1 : Hina

Hina berjalan sendirian di sepanjang koridor menuju kelasnya. Hari pertama ujian, Hina tidak banyak persiapan. Tadi malam, Hina tidur lebih awal karena perintah neneknya. Nenek Gong nggak suka kalau Hina terbangun sampai larut malam cuma untuk belajar. Makanya Hina menurut dan tidur lebih cepat dari biasanya.


"Hina...!"

Hina tersenyum dan berhenti berjalan. Ia melambaikan tangannya dan menunggu Eunbin yang sedang berjalan menghampirinya.

"Kenapa? Capek?"

"Aku lari-lari, Hin. Takut kesiangan...!"

"Baru juga jam tujuh."

"Hehe~ aku 'kan anak rajin, Hin. Tiga puluh menit sebelum ujian, harus udah ada di kelas."

"Ngapain?"

"Belajar dulu dong, Hin! Kalau kepepet, baru bikin contekan."

"Dasar...!" kata Hina sambil tersenyum geli menanggapi ucapan Eunbin.


Sesampainya di kelas, Eunbin langsung duduk di bangkunya. Hina juga ikut duduk di bangkunya, dan menyapa Jeno yang sudah datang daritadi,

"Hei. Yang lain kemana? Kok baru sendirian?"

"Nggak tau, Hin. Telat kayaknya."

"Enggak berangkat bareng?"

"Enggak, Hin..."

"Mata kamu kenapa? Kurang tidur, ya?"

"Eh? Ng-nggak kok. Kemarin aku tidurnya agak malem, Hin. Soalnya nggak bisa tidur. Kepikiran ujian..."

Hina tersenyum tipis saat mendengar jawaban Jeno. Ia lalu mengeluarkan botol air minumnya, dan menyodorkannya pada Jeno.

"Minum dulu. Aku juga ada vitamin, mau? Ujian tuh jangan dipikirin. Kalau udah belajar, kamu harus tidur secukupnya. Jangan sampai sakit."

Jeno tersenyum dan meminum vitamin dari Hina.

"Makasih. Aku tuh kepikiran, soalnya aku mau dapet nilai yang bagus, Hin. Apalagi sekarang ujian mtk. Bosen remedial mulu...."

"Kamu sama yang lain pasti dapet nilai yang bagus kok. Kalian 'kan udah berusaha belajar, pasti hasil yang didapet juga bagus. Aku yakin!"

"Mmm... tujuh puluh? Bisa nggak?"

"Pasti bisa! Fighting~" kata Hina memberi semangat sambil mengepalkan tangan kanannya.

"Pasti bisa! Fighting~" kata Hina memberi semangat sambil mengepalkan tangan kanannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hina? Mereka kenapa? Mati...?!" tanya Eunbin dengan histeris. Hina tersenyum kikuk sambil menggelengkan kepalanya,

"Enggak kenapa-kenapa kok. Mereka shock aja kali..." kata Hina dengan ragu saat menjawab pertanyaan Eunbin.

"Eh, aku juga shock loh, Hin. Soal yang tadi susah banget! Kenapa sih, hari pertama ujian harus ketemu matematika?! Sebel deh...!"

Hina tertawa kecil mendengar keluhan Eunbin. Hina lalu membuka tas-nya dan mendapati kotak makanan berwarna hijau yang nenek Gong siapkan untuknya. 

Hinaa baru ingat.


"Eunbin! Mau bantu aku bangunin mereka, nggak?"

"Emang kenapa?"

"Aku punya makanan–"

"Waah...!!! Makanaann...?!!!"


Belum sempat dibangunin, ternyata mereka berempat malah bangun sendiri karena kaget dengan teriakan Eunbin.

Jaemin : "Aduh, Eunbin...! Kalo mau teriak, jangan di kelas...! Di lapangan basket sana, jadi cheerleader...!"

Eunbin : "Aku 'kan udah ikut ekskul basket. Ngapain jadi cheerleader?"

Haechan : "Iya, maksudnya tuh volumenya dikontrol dikit kek. Nggak liat apa, kita lagi setengah nyawa begini?"

Eunbin : "Enggak! Biarin aja aku teriak. Yang penting aku bahagia ada makanan!"

Hina : "Emang setengah nyawa yang lain kemana?"

Haechan : "Ketinggalan di soal matematika yang tadi, Hin..."


Keempat anak cowok yang dari tadinya telungkup –atau malah tidur di atas meja, mulai menarik perhatian ke arah meja Hina. Sebuah kotak makan berwarna hijau terang membuat mata mereka agak segeran.

"Apaan itu, Hin?" tanya Renjun dengan suara yang serak. Hina tersenyum manis dan membuka kotak makannya.

"Manisan buah kesemek. Kemarin nenek yang bikin. Waktu hari sabtu, pohon granat-nya udah panen loh. Makanya, hari ini nenek mau bagi-bagi hasil panen ke tetangga yang lain." kata Hina dengan semangat. "Ayo, kalian makan. Supaya semangat ujian-nya...!"

"Asyik! Makasih, Hin–"

"Apaan? Eunbin jangan dikasih, Hin! Entar manisannya abis dimakan sama dia!" kata Renjun sambil menjauhkan kotak makan Hina dari jangkauan Eunbin. Wajah Renjun masih keliatan emosi karena teriakan Eunbin yang sudah membuatnya sakit telinga,

"Apaan sih, Njun? Ganggu aja! Hina 'kan nawarin juga ke aku!"

"Ya udah. Aku kasih dua biji, nggak usah protes. Nih!"

"Kok cuman dua? Itu 'kan masih banyak...!"

"Ya udah, tiga. Nih!"

"Ck! Aduh, Injun! Itu 'kan punya Hina...! Siniin deh!" kata Eunbin ikutan kesel.

"Udah, jangan berantem. Manisannya buat kalian semua kok. Kalau kurang, besok aku bawa lagi. Oke?"

Kalau suka sama ceritanya, jangan lupa kasih bintang~ ^o^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau suka sama ceritanya, jangan lupa kasih bintang~ ^o^

Our Page | NCT 00Line ✔Where stories live. Discover now