"Kalau Hina jadi Geum Jandi, kita berempat jadi f4-nya."
"Nggak, nggak usah. Nilai matematika sama inggris kalian masih di bawah 40."
"Kok bawa-bawa nilai sih, Hin? emang Goo Junpyo nggak boleh remedial...?"
Goo Junpyo mau remedial atau enggak, sebe...
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
5 tahun yang lalu...
Di saat Haechan, Renjun, Jeno dan Jaemin masih kelas 1 smp.
Masih jadi dedek gemes.
"Argh...! Argh! A-a-a-aw...! Mah, sakit..." Winwin merajuk manja sambil megangin tangan mamahnya yang duduk di samping sofa.
"Ih, tahan, Kak! Gapapa sakit juga. Besok pasti sembuh...!" kata mamah Fany mencoba menenangkan anak sulungnya itu.
Renjun, Jaemin, Haechan dan Jeno duduk berjejer di tangga sambil merhatiin Kak Winwin yang lagi dipijit sama nenek Gong di ruang tv. Ekspresi mereka jadi ngeri sendiri waktu ngeliat Kak Winwin teriak-teriak kesakitan.
Selama 15 menit, keempat bocah itu cuma memperhatikan tanpa bicara sepatah kata pun dengan mulut terbuka karena kebanyakan melongo.
Kemarin sore, kaki Winwin keseleo waktu main bola di sekolahnya. Karena keluarga Renjun masih baru di lingkungan sekitar sini, mereka tidak tahu harus cari dokter atau tukang pijit dimana. Mamah Fany lalu mendapat saran dari tetangga-tetangganya, kalau nenek Gong –pemilik asrama Gongju, pintar memijit.
"Bayarannya berapa, nek?" Tanya mamah Fany setelah nenek Gong selesai mijitin Winwin. Jangan tanya bagaimana keadaan Winwin sekarang. Karena doi sekarang sudah tidak sadarkan diri!
Alias ketiduran.
Nenek Gong tersenyum puas sambil menggelengkan kepalanya,
"Jangan bayar pakai uang. Kalau mau, kirimin aja makanan buat anak-anak yang ada di asrama nenek..."
Mendengar jawaban dari nenek Gong, mamah Fany jadi terharu.
"Aduh, nenek baik banget. Maaf, ya ngerepotin. Nanti malem saya kirimin makanan yang enak ke sana. Oh, iya! kalau anak saya yang lain sakit, nenek mau bantuin saya mijitin mereka 'kan...?"
"ENGGAAAK...!" mendengar permintaan dari mamahnya pada nenek Gong, Renjun langsung berteriak histeris dan kabur ke luar rumah. Diikuti Jaemin, Haechan dan Jeno yang ikutan panik dan berlari kabur ke luar rumah juga.
Iya kabur.
Kabur ke rumah Haechan yang ada di sebelah.
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
