Page 08 - C. Hari Minggu

988 169 28
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


3. Ngintip

Setelah mengirim tumis daging ke asrama Gongju, mereka berempat lalu berjalan santai ke café baru yang dimaksud nenek Gong. Café yang punya banyak spot bagus untuk jadi tongkrongan anak muda.

Banyak anak-anak SMA yang sering ngumpul di sana. Mulai dari yang ganteng, sampai yang cantik, semuanya ada. 

Kalau kebetulan mereka berempat ketemu jodoh di sana, 'kan lumayan~


Saat mereka mau sampai ke sana, Haechan dan Renjun sudah bisa melihat Hina dari kejauhan. Waktu mau berjalan  ke tempat duduk Hina, kerah baju mereka tiba-tiba ditarik sama Jaemin dan Jeno.


"Eh, kampret! Gue mau nyamperin Hina malah ditarik mundur!" kata Haechan dengan kesal.

"Iya nih! Untung gue nggak mati gara-gara kecekek!" kata Renjun juga sama keselnya.

Jeno dan Jaemin cuma diam sambil ngasih tanda agar mereka jangan berisik. Jaemin lalu menyuruh mereka agar memperhatikan Hina yang sedang kumpul dengan teman sekelas yang lain.

 Mereka berempat lalu sembunyi di balik tembok untuk mengintip Hina,


"Liat deh. Hina lagi ngobrol sama cewek-cewek kelas kita. Kalau kita ke sana, nanti malah keganggu Hina-nya..." jawab Jaemin sambil berbisik, memberikan alasan pada kedua kawannya.

"Oh..." gumam Haechan dan Renjun dengan kompak. Alasan Jaemin masuk akal juga.

"Mending sih kalau kita cuma ngeganggu. Kalo kita ke sana, entar kita malah diusir tuh sama Siyeon...!" ucap Jeno setengah sedih.

"Lo aja kali diusir! gue sih enggak..."! sindir Renjun menimpali.


Niatnya, setelah melihat Hina sibuk mengobrol dengan teman-temannya, mereka mau langsung pulang aja. Karena makanan juga sudah dititipkan ke nenek Gong.

Tapi, waktu melihat Hina ketawa lepas dan senyum cantik bareng yang lain, mereka malah keterusan ngintip.


Haechan : "Hina cantik banget lah..."

Jaemin : "Eh, iya. Kok manis, ya? Kelebihan gula nih gue..."

Jeno : "Berasa ngeliat bidadari senyum..."

Renjun : "Duh, anak gue cantik banget. Senyumnya juga manis banget, mirip papa-nya..."

"Wah.... Kak! Hina beneran punya temen perempuan! Aduh, mama bangga deh sama Hina!"


Heh?!


Renjun, Jeno, Haechan dan Jaemin kompak menoleh ke atas, dimana Saeron juga lagi ikut-ikutan ngintip. Mereka kaget, karena tiba-tiba ada suara anak perempuan yang nimbrung obrolan mereka.

"Gue kira cuman Injun yang alay, sampai ngaku-ngaku jadi papa-nya Hina. Ternyata malah ada temennya yang ngaku-ngaku jadi mama-nya Hina..."

"Enak aja! Kenal aja enggak, Jaem! Situ siapa sih, ngaku-ngaku mama-nya Hina?!" tanya Renjun dengan kesal. Saeron melirik ke arah mereka berempat dengan tatapan bingung.


"Temen asramanya Hina. Loh? Kalian siapa?! Kok ngintipin Hina...?! Stalker, ya...?!" tanya Saeron dengan histeris.

Karena mendengar suara teriakan yang ribut, Hina dan kawan-kawan langsung melirik ke arah sumber suara. Dengan cepat, mereka berlima kembali sembunyi ke balik tembok supaya nggak ketahuan sama Hina.

Setelah sembunyi, baru terlihat kalau Saeron ternyata nggak sendirian. Ada Jungyeon, Yiyang dan Chaeyoung yang juga teman asramanya Hina. 

Keempat bocah laki-laki itu langsung senyum sok manis saat ngeliat cewek-cewek cantik di depan mereka.

"Eh, kenalin... kita berempat temen sekelasnya Hina, Kak. Temen sekelompok juga..." kata Haechan memberikan penjelasan.

"Temen sekelompoknya Hina? Oh... yang waktu kecil suka malingin buah di rumah nenek Gong, ya?" tanya Chaeyoung dengan polos. Keempat bocah itu langsung mesem-mesem sendiri karena nenek Gong ternyata suka ghibah-in mereka.

"Eh? Kayaknya aku kenal deh sama kamu. Kamu tuh adiknya Winwin 'kan? aku Yiyang..." kata Yiyang sambil menunjuk Renjun.

"Oh, iya. Yang waktu itu, ya? Kenalin, nama kakak Jungyeon. Eh? terus kamu juga adiknya Jaehyun 'kan? Yang suka nganterin makanan ke tempat futsal?" tanya Jungyeon sambil menunjuk Jaemin. 

Jaemin langsung mengangguk semangat sambil senyum sumringah.

"Iya, kakak cantik. Nama aku Jaemin~"

"Aku baru inget! Nama kamu Renjun 'kan? Adiknya Xuxi juga. Terus kamu Jeno? Adiknya Mark, ya?"

Jeno dan Renjun langsung mengangguk semangat sambil memperkenalkan diri secara resmi ke Chaeyoung.


Melihat keadaan ini, Haechan langsung terdiam. Haechan menatap penuh harap ke arah Saeron yang sedang diam juga. Alhasil, mereka berdua saling pandang-pandangan ala drama korea.


"Ada yang kenal aku nggak?' tanya Haechan harap-harap cemas.

"Enggak." Jawab mereka berbarengan.

Mendengar itu, Haechan langsung pundung dan merengek ke arah tembok.


'Kok nggak ada yang kenal gue sih? Emangnya kak Yeri nggak punya temen apa?!' 

Haechan membatin sebal sambil terus merengek ke tembok. Jaemin langsung menyeret Haechan supaya berhenti pundung

Malu 'kan lagi ada cewek cantik gini, kok malah ngambek.


"Kalian lagi ngapain di sini? Nggak mau nyamperin Hina?" tanya Yiyang pada mereka.

Jaemin : "Enggak, kak. Kita cuma mau ngeliat Hina aja kok..."

Jeno : "Iya, kita juga udah mau pulang..."

Haechan : "Kalau kakak pada mau nyamperin Hina, titip salam, ya dari kita..."

"Kita pamit pulang dulu, ya. Kak Chaeyoung, kak Yiyang, kak Jungyeon sama....lah? situ siapa?" tanya Renjun sambil masang wajah kesal.

Tadi, Saeron memang nggak ngasih tau namanya ke mereka berempat. Karena terlanjur sebal, Saeron langsung manyun dan menginjak kaki Renjun.

"Saeron...!" pekiknya dengan emosi. Mereka berempat langsung kaget karena pekikan itu bikin Hina penasaran dan berjalan ke arah mereka.

Dengan cepat, Jeno, Haechan, Renjun dan Jaemin langsung kabur dan berlari untuk pulang ke rumah. 

Mereka nggak mau menggangu acara Hina di hari minggu ini.

Kalau suka sama ceritanya, jangan lupa kasih bintang~ ^o^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau suka sama ceritanya, jangan lupa kasih bintang~ ^o^

Our Page | NCT 00Line ✔Where stories live. Discover now