Rocco mengangguk kaku. "Baiklah, apa maumu?"

"Serahkan benda itu kepadaku." Asesin menunjuk koper berisi narkoba tersebut dengan lirikan matanya.

Anak buah Rocco sempat ragu dan melirik ke arah tuahnya untuk meminta persetujuan. Rocco hanya mengangguk kecil menerimanya. Mereka terlihat bersikap hati-hati dan mundur beberapa langkah ke belakang seakan ada hal buruk yang akan terjadi setelah ini.

Asesin membuka koper tersebut, mengambil salah satu narkoba yang sudah terbungkus rapi. Ia meminta sebuah pisau kepada consigliere, dan diberikan sebuah pisau berukuran sedang yang dapat menusuk jantung seseorang dengan sempurna.

Asesin merobek bungkusan tersebut, menggunakan jarinya untuk menyentuh benda yang terlihat seperti bubuk kristal berwarna putih. Asesin mencoba menyentuhnya, dan mengangguk sekilas ketika merasakan tekstur serupa dengan heroin. Ia lalu menjilat sisa-sisa heroin tersebut dari jari telunjuknya, dan langsung meludahkan benda tersebut dari mulutnya ketika merasakan bahwa itu bukanlah heroin. Rocco sudah menipunya.

Bertepatan dengan itu, Rocco memberikan kode kepada salah satu anak buahnya untuk mengambil koper yang berada ditangan consigliere Asesin. Namun sebelum anak buahnya tersebut dapat meraih koper itu, Lucas yang berperan sebagai consigliere-nya sudah menarik pelatuk pistol yang berada di tangannya tepat mengenai kepala pria malang tersebut.

Lucas tidak bodoh untuk menembaknya di bagian dada. Ketika mereka sudah melakukan ini semua, Lucas yakin bahwa Rocco dan anak buahnya sudah melakukan banyak persiapan seperti menggunakan rompi anti peluru di balik baju mereka. Lucas merasa kasihan kepada Rocco yang menjadi sasaran kemarahan Asesin. Tuannya tersebut sangat sensitif dengan kebohongan. Bagaimana Rocco berpikir sedangkal itu untuk bermain-main dengan seorang The Ghost seperti Asesin.

"Stronzo, come ti permetti di imbrogliarmi!" kata Asesin menggunakan bahasa Italia.

Asesin membanting heroin palsu tersebut ke atas lantai. Dua anak buah Rocco yang berada di luar segera masuk dan mulai menyerang Asesin dan Lucas. Tanpa Rocco dan anak buahnya ketahui, Asesin sudah menyiapkan tujuh orang soldiers terlatih yang sudah bersiap di bagian tergelap tempat ini untuk berjaga-jaga.

Mereka masuk menyergap ke dalam ruangan berukuran kecil tersebut. Setelah menarik musuh mereka keluar, para soldiers mulai berkelahi tanpa menggunakan senjata.

Sedangkan Asesin fokus kepada Rocco yang bersembunyi di balik tubuh kedua anak buahnya yang sedang bertengkar dengan Lucas.

Bunyi tulang yang patah sangat jelas terdengar ketika Lucas memutar kepala salah satu anak buah Rocco yang sudah tergeletak tak bernyawa di atas lantai.

Sebelum satu anak buah lagi menggunakan senjatanya, Lucas mendorongnya ke dinding dan melakukan tinjuan terhadap perut dan wajah pria malah bermata sipit tersebut. Lucas berusaha merebut senjata di tangan pria itu sebelum melemparkan ke lantai.

Ketika pria sipit tersebut sudah tak bernyawa dengan darah yang keluar dari mulutnya serta tulang pinggang yang dipatahkan, Asesin menatap tajam ke arah Rocco yang berdiri di sudut ruangan. Pria itu terlihat ketakutan dengan tubuh yang bergemetar.

Sambil menarik pelatuk di pistolnya, Asesin berjalan mendekati Rocco. "Kau seharusnya tidak mempermainkanku, Rocco!"

"Aku minta maaf. Tapi jangan bunuh aku, kumohon."

"Selama ini tidak ada yang selamat setelah bermain-main denganku, Rocco."

Asesin meletakkan ujung pistol tepat di kepala plontos milik, Rocco. Sensasi dingin dari pistol berbahan logam tersebut membuat, Rocco bergetar di antara kakinya yang berpijak ke lantai. Rocco merasa akan jatuh sekarang.

Ketika Asesin mulai menarik pelatuk secara perlahan, Rocco menutup matanya. Tak lama bunyi tembakan terdengar. Sebuah peluru sudah bersarang di kepala Rocco sehingga menyebabkan pria itu tumbang dengan kepala berlubang yang mengeluarkan banyak darah.

"Lucas, bawa senjata yang mereka miliki."

Setelah mengatakan hal itu Asesin melenggang keluar dari ruangan yang sudah dipenuhi darah tersebut. Ia masuk ke dalam mobilnya dan melepaskan topengnya, lalu berkata.

"Inutile!"

***

Akhirnya prolognya jadi :)
Gimana pada tegang gak baca prolognya?

Semoga kalian suka ya :)

***
Penerjemah;

-Consiglierne (Biasa digunakan dalam organisasi mafia, yang berarti konselor, advisor atau penasihat. Dan bisa juga di sebut sebagai kaki tangan atau orang kepercayaan.)

-Soldiers (Kumpulan prajurit atau rekan kerja yang yang sudah dilantik ke dalam organisasi mafia yang bekerja dibawah caporegime atau yang di sebut sebagai capo dan kapten dalam dunia tentara mafia.)

-Stronzo, come ti permetti di imbrogliarmi! (Brengsek, beraninya kau menipuku!)

-Inutile (Tidak berguna)

Kalo masih banyak yang gak ngerti sialahkan bertanya :)

Chance Where stories live. Discover now