Chapter 31 | Being Too Possessive

22.2K 1.4K 143
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Perintah gila yang menguasai pikiran Zean mendorong hasratnya dan semua terjadi begitu saja. Dia tahu dia memang brengsek karena mengambil kesempatan selagi Aneira tidak dalam keadaan sadar. Zean tidak kuasa mengontrol diri ketika ia membantu Aneira menurunkan resleting gaunnya yang kotor terkena muntahan. Membuka sendiri busana wanita itu dan menggantikannya dengan kimono sutra tanpa lengan dari gantungan lemari Aneira yang berpotongan sangat pendek sehingga memperlihatkan paha mulusnya yang jenjang.

Aneira meracau tidak berdaya dan tubuh kurusnya yang berkulit putih membuat Zean menggila. Terbesit perasaan gugup dalam benak Zean, tidak tahan mengedipkan mata atau mengalihkan tatapannya dari Aneira dengan kilat tajam singa yang kelaparan.

"Zean lepas! Ada apa denganmu?..." Aneira menggigit bibir bawahnya dengan mata yang tertutup rapat. Menahan desahan. Terus meronta dan mengumpulkan sisa – sisa kesadarannya.

Zean malah semakin gencar meninggalkan jejak – jejak panas di sepanjang tengkuk Aneira dengan gelenyar kenikmatan aneh yang membuat Aneira melenguh tertahan. Lelaki itu menjatuhkan tubuh Aneira di bawah kungkungan, menindihnya kuat tanpa melepas tautan bibirnya di leher Aneira.

Dahi Aneira mengernyit dalam, merasakan nyeri yang semakin ngilu di belakang sana. Napasnya terengah seraya mendorong dada Zean sekuat tenaga dengan usaha yang jelas percuma.

Zean seakan berniat menghukumnya dan menumpahkan segala kekesalannya pada Aneira. Tapi Aneira yakin alasan Zean marah bukan karena kalung pemberiannya sempat dia lepas sebelum ini, melainkan karena hal lain yang lebih serius.

"Zean!"

Gigitan Zean berhenti seiring seringai yang Aneira rasakan di lehernya. Bibir Zean mengakhiri itu dengan kecupan hangat sebelum mengusapnya lembut dengan ibu jari.

"It has been locked, you are mine." bisik Zean lalu saling bersitatap lama.

"Aku bukan pria yang mempunyai pikiran terbuka Ane... Dev atau siapapun, jangan biarkan pria lain membuatmu tertawa. Cukup aku, dan hanya pikirkan aku. Mengerti?" Zean menangkup wajah Aneira dengan intens, tak ingin Aneira memainkan kecemburuannya lagi.

Dia beralih memagut bibir Aneira dan memberikan ciuman – ciuman lembut. Membelainya sayang. Napas Aneira memburu, sorot matanya berkabut.

"S'il vous plait, ne recommence pas, car je suis jaloux." (Please don't do it again, because I'm jealous) Zean kembali berbisik.

Seandainya Aneira tidak berada di bawah pengaruh alkohol, mungkin dia akan senang mengetahui Zean berkata sesuatu yang romantis.

Tetapi kenyataanya berbeda. Aneira hanya dapat mengerjap lemah dengan memasang tampang bodoh. Dia memang mendengar suara Zean, namun tidak memahami satu pun artinya. Aneira benar – benar mabuk berat.

My Beast Charming✅Where stories live. Discover now