Chapter 28.1 | Graduation Day

23.5K 1.4K 115
                                    

Didedikasikan untuk popmie_rasakeju17
=_____________________________________=

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kemana kau menghilang selama dua hari ini?"

Alfred adalah yang pertama dilihat Zean saat ia membuka pintu ruang kerjanya. Pria itu kini sedang berdiri di samping meja dengan posisi membelakanginya.

Zean mengangkat sebelah alis dan tersenyum dengan sebelah sudut bibir yang naik. "Kupikir Wesley sudah memberitahumu bahwa aku berada di Vancouver, menghabiskan waktu bersama wanitaku," sahutnya santai tanpa berniat mendekati Alfred.

Zean justru membawa langkahnya ke dinding kaca besar dan melihat hiruk pikuk suasana pagi hari di kota Montreal dan pemandangan bangunan – bangunan pencakar langit yang berlatar biru langit dari ketinggian.

"Ternyata hubungan kalian serius." Alfred berbalik menghadap putranya dan terkekeh pelan. "Sayang sekali.., aku kalah cepat memberi selamat atas keberhasilanmu dibanding gadis itu. Anak muda zaman sekarang memang enerjik."

Zean menoleh. Diam berwajah kaku saling melempar tatapan dingin pada Alfred.

"Jangan memasang ekspresi seperti itu Son. Tenang saja.. Aku tak berniat menjauhkannya darimu," kata Alfred sembari memasukkan kedua tangannya di saku celana. Berjalan ke seberang ruangan diiringi suara ketukan sepatu pada lantai marmer.

Zean mengembuskan napas lega. Setidaknya dia merasa tenang Alfred memberikan restunya tanpa harus ada keributan besar seperti yang terjadi sembilan tahun lalu.

"Sekarang aku tidak perlu mencemaskan apapun lagi, posisi ini memang pantas kau pimpin. Sepertinya aku bisa menikmati masa tuaku dengan tenang." Alfred tiba – tiba berhenti beberapa langkah di depan pintu tinggi berpelitur coklat megah yang dilaluinya sebelum masuk tadi.

Zean memiringkan kepala, tak sependapat. "Daddy tahu benar tanpa pengakuanmu pun aku tetap akan menduduki kursi itu," mata birunya berkilat penuh percaya diri. "Karena aku satu-satunya pewarismu."

"Still arrogant..." Alfred lagi – lagi terkekeh menanggapi candaan itu. "Sebenarnya aku datang kemari hanya untuk memberitahumu sesuatu Zean," dia memegang handle pintu yang tidak terkunci lantas membukanya agak lebar.

Tepat sebelum kakinya melangkah keluar ruangan, Alfred kembali berkata. "Saat ini Wesley sedang mengatur persiapan pesta perusahaan, kuharap kau bisa meluangkan waktumu nanti malam."

"Batalkan Dad," tegas Zean langsung menolak mentah – mentah. "Karena aku sudah memiliki janji lain dengan seseorang."

"Wesley baru saja mengatakan kau tidak punya jadwal apapun hari ini," Alfred menelisik tak percaya.

My Beast Charming✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang