Perjodohan

447 17 0
                                    

Suasana malam itu sangat sepi, jarum jam menunjukan pukul 8 malam. Aku sedang berada dimeja makan bersama Mamaku, seperti biasa akhir akhir ini kami memang sering ngobrol dan makan bersama. Kami berdua saling menceritakan kegiatan yang kami lewati seharian, sambil memakan steak ayam yang dibelinya tadi sepulang kerja.

"Besok temani Mama ya" katanya.
"Kemana?" tanyaku.
"Reuni sama teman Mama SMA"
"Kenapa gak suruh kak Brandon?"
"Mama maunya sama kamu"
"Besok Anna masih ada ujian"
"Ya sepulang kamu dari kampus"
"Ya sudah" kataku.
"Sekalian Mama mau kenalin kamu sama anaknya teman Mama"
"Kenalin?" tanyaku.
"Iya biar tahu kalau anak Mama ini cantik terus mahasiswi Kedokteran"
"Terserah Mama aja"

Mamaku itu memang seperti itu, dia suka pamer, sama seperti teman temannya. Bisa ku bilang, mereka itu perkumpulan 'Emak Emak Rempong'.

Apalagi kalau masalah kak Brandon, karena kakakku itu adalah salah satu mahasiswa lulusan Universitas ternama di Inggris, tentu saja Mamaku bangga. Tapi teman temannya sudah tahu tentang Kak Brandon, jadi sekarang giliranku yang diekspos.

***

Akhirnya aku sampai disebuah Restaurant tempat Mamaku dan teman temannya janjian. Aku disambut ramah oleh beberapa teman teman Mama, tapi menurutku saat itu bukanlah acara reuni SMA, karena yang dibahas itu adalah "Aku".

"Ini Anna ya?" tanya teman Mamaku.
"Iya, tante" jawabku.
"Wah sudah besar ya"
"Iya."
"Kenalan dulu sama anak tante" katanya.

Kemudian datanglah anaknya yang wajahnya tampak tak asing bagiku.
"Halo" katanya tersenyum sambil bersalaman denganku.
"Kak Adi kan?" kataku.
"Iya, kamu Claudiana bukan?"
"Iya."
"Oh sudah saling kenal?" tanya Mamaku.
"Bagus kalau begitu" jawab teman Mamaku.

Kak Adi ini baru saja lulus kuliah, dia kuliah disalah satu Universitas di Surabaya, anak kedokteran juga rupanya. Dia ini adalah kakak kelasku waktu SMA, aku mengenalnya, dia pun
mengenalku. Tapi kami tidak akrab, hanya sebatas tahu nama masing masing saja.

"Anna sudah punya pacar?" tanya teman Mamaku.
"Belum tante"
"Nah kebetulan, Adi juga belum"
Aku tak menjawab.
"Anna mau nikah muda gak?" lanjutnya.
Aku tersenyum

Sumpah. Aku tersenyum tapi terpaksa, dan semuanya tertawa, hanya aku yang tidak. "Pertanyaan macam apa itu?", pikirku.

"Belum kepikiran tante" jawabku.
"Ya, kalau nanti Anna mau, bisa diatur"
"Tunggu supaya Anna lulus dulu haha" kata Mamaku.
"Iya." jawabku.

Demi tuhan, saat itu aku ingin teriak didepan semua orang. Lagian aku masih muda, seharusnya menata masa depan dulu, anehnya ini malah ditawari menikah. Di jodohi pula, ternyata masih saja ada jaman perjodohan semacam Siti Nurbaya. Waktu itu, aku seperti berada didalam cerita serial FTV, sungguh.

Memang sih saat itu awalnya Mama menyuruhku menemaninya reunian, tapi Mama bohong padaku. Hari itu aku diajak bertemu dengan temannya dan calon pilihan Mama.

Aku tidak suka, meski Kak Adi itu orang baik baik, tetap saja aku tidak bisa jatuh cinta dengan cara seperti itu.

Dan parahnya lagi, saat itu aku dan Kak adi ditinggal berdua, hanya berdua, sedangkan Mamaku dan Mamanya Kak Adi pergi entah kemana. Mereka meninggalkan anaknya.

"Anna udah semester berapa?" tanya Kak Adi. "Semester 4 kak"
"Lagi banyak ada tugas ya?"
Tanyanya basa basi.
"Iya."
"Oh ya, kalau gak salah kamu kan anak Cheers waktu SMA ya?"
"Iya."
"Temanku banyak yang naksir kamu dik"
"Oh gitu" jawabku tersenyum.

Iya. Jadi dulu itu aku adalah anggota cheers di SMA. Bisa dibilang aku cukup populer juga, tak salah jika kak adi mengenalku karena hal itu. Kak Adi berusaha untuk mencairkan suasana yang sempat canggung, tapi aku tetap saja menjawab pertanyaannya dengan singkat sambil memainkan ponselku, yang saat itu aku sedang chatting dengan Trisha.

Karena aku mulai tak nyaman jadi aku menelfon Mama, sayangnya dia tak mengangkat telfonku. Aku meminta ijin dengan Kak Adi untuk pergi ke toilet sebentar, padahal aku keluar dari Restaurant. Kebetulan saat itu didepan restaurant terdapat tukang ojek, jadi aku kabur dari sana, aku pulang kerumah dengan menggunakan ojek, Haha.

Sesampainya dirumah . . .

"Kok bisa pulang diantar ojek?" tanya Kakakku.
"Iya, bosan disana"
"Terus Mama?"
"Aku tinggalin aja"
"Kenapa gak bilang kan bisa aku yang jemput" "Gak sempat mikir" jawabku kesal.

Selang beberapa lama kemudian, akhirnya Mama pun pulang, dan benar saja, aku dimarah habis habisan olehnya. Mungkin dia malu dengan temannya itu, tapi aku tidak peduli, siapa suruh dia meninggalku berduaan dengan Kak Adi.

"Kenapa pulang gak ijin?" tanya Mama.
"Udah ijin kok sama Kak Adi" jawabku santai.
"Kamu ijin ke Toilet!"
"Siapa suruh Mama ninggalin Anna berdua"

"Mama itu ingin kamu lebih dekat sama dia, Mama kayak gini ingin yang terbaik buat kamu, supaya kamu gak salah pilih pacar lagi, Adi itu mapan, dia baik, tapi kamunya susah diatur, Mama jadi gak enak sama teman Mama"

"Mama kalau mau nikahin Anna sama dia, Anna gak mau! Mama aja yang nikah sana!" kataku membentak.

Aku menutup pintu kamarku. Karena masih kesal dengan Mama, aku tak keluar kamar sampai pagi hari.

"Tuh Mama disuruh nikah lagi" kata Brandon.

"Brandon! Mama beneran marah ini" jelas Mamaku.

"Maaf Ma"

Aku menutup pintu kamarku, waktu itu karena masih kesal dengan Mama, aku tak keluar kamar sampai pagi. Mama selalu saja menggunakan kehendaknya sendiri. Sungguh keterlaluan sekali Mamaku waktu itu, aku seperti merasa dijual olehnya.

***

Pagi ini seperti biasa aku berangkat ke Kampus, aku berangkat lebih awal dari biasanya agar tidak bertemu dengan Mama. Untungnya dia belum bangun jadi aku tak perlu berpapasan dengannya.

Sampai dikampus aku ceritakan pada Selvi dan Amanda tentang kejadian kemarin.

"Jadi cowok yang dijodohin sama Mama kamu kemarin itu kakak kelas kamu SMA?" tanya Selvi.

"Iya."
"Wah kebetulan dong?"
"Iya."
"Terus kemarin kamu kabur gitu?" tanya Selvi. "Iya, pulang naik ojek haha"
"Naik ojek?"
"Iya."
"Ya tuhan anak ini"
"Kenapa gak coba dekat dulu Na?" tanya Amanda.
"Gak suka"
"Padahal dia mapan loh" kata Amanda.
"Kita juga mapan kalau sudah waktunya" kataku.
"Haha iya sih"
"Terus dia gak marah kamu tinggal?"
"Gak tahu, tapi Mama marah"
"Jelaslah Na"
"Ya, biarin aja" jawabku.

Ya. Begitulah, sebenarnya tidak hanya Selvi dan Amanda yang menyuruhku untuk mencoba dekat dengan Kak Adi. Bianca dan Trisha pun berpendapat sama, tapi aku tetap tidak mau, aku tidak suka.

Aku juga saat ini sedang malas dekat dengan laki laki manapun, lagipula aku bisa menentukan pilihanku sendiri. Mungkin belum sekarang, tunggu saja saat tiba waktunya.

Pena WaktuWhere stories live. Discover now