Tujuh Puluh Enam

3.8K 112 6
                                    

Besoknya, Raffa datang kerumah Almyra.

Ia memarkirkan si "Jedi." tepat dihalaman rumah calon istrinya itu. Ia juga melihat Ayah Almyra yang sedang duduk di teras rumah sambil membaca koran.

Raffa pun turun dan menyapa Ayah Almyra.

"Selamat pagi, Ayah." sapanya.

Ayah Almyra pun menoleh, lalu melipat koran yang telah dibaca dan menaruhnya di meja.

"Eh, calon mantuku." balas Ayah Almyra.

"Pagi-pagi, sudah datang saja." lanjut Ayah lagi.

"Hehe. Almyranya ada kan, Yah?" tanya Raffa.

"Ada, lagi siap-siap sih tadi." jawab Ayah.

"Silahkan duduk, Nak." kata Ayah kemudian sambil menyuruh Raffa duduk dibangku kosong sebelahnya.

"Ibu ngga ada, Yah?" tanya Raffa.

"Ibu sedang ke pasar. Kenapa memangnya?" tanya balik Ayah.

"Ngga apa-apa, nanya aja. Hehe."

"Bagaimana persiapan pernikahan kalian?" tanya Ayah kemudian.

Raffa pun sedikit menghela nafasnya, dan kemudian tersenyum ke arah calon mertuanya itu.

"Mmmm... 1000% kayaknya, Yah."

"Hahaha. Mana ada." kata Ayah sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Hehe."

Tak lama, Almyra keluar dari rumah dan memberikan ponselnya ke Ayah.

"Ayah, ada telpon nih dari, Ibu." kata Almyra.

Ayah pun mengangkat telpon yang diberikan Almyra.

"Hallo? Ya...Bu. Ayah lupa...." Ayah kemudian bangkit dari tempat duduknya dan masuk ke dalam rumah.

Almyra tersenyum ke arah kekasihnya, dan Raffa pun bermain mata kearah dirinya.

"Tunggu bentar ya." ucap Almyra dan masuk ke dalam rumahnya lagi.

Raffa pun membuka ponselnya yang berada disaku celana. Karena di mode diam, jadi ponsel Raffa tidak berdering. Padahal ada banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab.

Ia pun membukanya dan melihat nama orang yang ada dilayar ponselnya itu.

"Hmmm...." Raffa pun menghela nafasnya panjang. Lalu, Ia pun menghidupkan kembali mode suara pada ponselnya itu.

Almyra keluar dari rumah dan menghampiri Raffa.

"Yuk." ajak Almyra.

Raffa memasukkan ponselnya lagi ke saku, dan menoleh ke arah calon istrinya itu.

Hari ini, Almyra dandan natural. Ia hanya memakai bedak tipis, lipstick pink yang sangat soft, blush on yang sedikit pink dipipinya, baju polos biasa yang dimasukkan ke dalam rok jeans yang panjangnya tepat diatas lutut, dan tas selempang berwarna hitam, serta tak lupa juga dengan flatshoes kesayangan Almyra yang dipakai saat pertama kali ia bertemu dengan calon suaminya itu.

"Cantik amat sih, calon istriku." puji Raffa.

"Masa sih?" kata Almyra yang malu.

"Serius. Sangat-sangat cantik." puji Raffa terus menerus.

Raffa pun berdiri dan mendekat ke arah calon istrinya itu.

"Kamu selalu cantik." katanya lagi.

Almyra pun tersenyum dan memukul pundak Raffa.

"Udah ah, kamu muji-muji terus." kata Almyra sambil pergi meninggalkan Raffa dan berjalan menuju si "Jedi."

"Hei, aku belum pamit ke Ayah." teriak Raffa ke Almyra.

"Sudah aku salamin tadi." teriak gadis itu.

Raffa pun kemudian berlari ke arah si "Jedi." dan masuk ke dalamnya.

Saat masuk ke dalam mobil, ia melihat gadisnya yang sedang diam menatap sesuatu yang ada di atas dashboard si "Jedi."

Raffa pun tersenyum melihat gadisnya itu.

Almyra menyentuh sebuah kotak yang ada di atas dashboard, dan tepat berada diatas tulisan nama mereka berdua.

Ia membukanya dan melihat sebuah cincin cantik berwarna silver dan sedikit sentuhan warna emas yang membuat cincin itu terlihat mewah.

"Kamu suka ngga?" tanya Raffa.

Almyra pun menoleh ke arah Raffa dan mengangguk.

"Suka banget."

Raffa pun tersenyum senang karena Almyra suka dengan cincin yang diberikan Ibunya.

"Itu dari Mama, oleh-oleh dari Amerika." kata Raffa menjelaskan.

"Oh ya."

Raffa mengangguk.

"Ya, untuk cincin nikah kita." katanya.

Lalu, Raffa pun memperagakan sesuatu yang membuat Almyra sedikit heran dengan tingkah konyol calon suaminya itu.

"Kalo kata Mama sih, itu cincin nikah yang berlapiskan Silver Rhodium yang dibalut dengan Emas sebesar 24 karat dan di hiasi dengan permata amerika atau American diamond." kata Raffa yang menjelaskan sambil memperagakan gaya Ibunya saat memberikan cincin itu ke Raffa serta peragaan suara yang dibuat sangat lebay.

"Hahaha." Almyra pun tertawa geli melihat tingkah Raffa.

"Emangnya, Mama kayak begitu peragainnya?" tanya Almyra dan Raffa pun mengangguk dengan cepat.

"Ya, Kalo ngga percaya. Nanti aku suruh Mama peragain apa yang aku peragain tadi."

"Dosa dong."

"Kok dosa?"

"Kan nyuruh orang tua."

"Oh iya, ngga jadi deh."

"Hahaha."

Tiba-tiba, ponsel Raffa berdering. Sehingga membuat mereka memberhentikan candaan tersebut.

Raffa pun merogoh sakunya dan mengambil ponselnya, ia pun melihat ke layar ponsel miliknya dan melihat nama seseorang disana.

Ia pun kemudian mereject panggil tersebut.

"Kok di reject?" tanya Almyra.

"Ngga apa-apa." jawab Raffa.

"Siapa?" tanya Almyra lagi.

Raffa menoleh ke Almyra dan menatap gadisnya. "Bukan siapa-siapa sayang."

"Siapa Raffa?" tanya Almyra kekeh.

"Kia." kata Raffa singkat.

Almyra mengerti maksud Raffa, mungkin ia sudah tak mau lagi berhubungan dengan cewek itu. Tapi, kalau sudah berakhir untuk apa cewek itu masih menelpon Raffa?

"Kalau nelpon lagi, angkat aja." pinta Almyra.

"Ngga." kata Raffa tegas.

"Kali aja penting." kata Almyra.

Dan benar, ponsel Raffa pun berdering lagi. Sehingga, membuat Raffa bingung untuk mengangkatnya atau tidak. Ia pun menoleh ke Almyra, dan kekasihnya itu pun mengangguk.

Raffa pun mengangkatnya dan menaruh ponselnya ke telinga kanannya.

"Hallo?"
"........."
"Ya. Saya Raffa."
"........"
"APA!?"

Raffa terkejut mendengarnya, begitu pun dengan Almyra yang sebenarnya belum tahu tentang apa yang dibicarakan Raffa di telpon.


















Hallo semuanya...
Bagaimana ceritanyaa?
Hahahahhaa
Update lagi ga?

Btw, mampir juga dong ke cerita-ceritaku yang lainnya ya.

Terima kasih yang sudah suka cerita My Love Almyra, jangan lupa di VOTE dan KOMEN ya, kalau misalnya udah keterusan baca, ulang lagi ke prolog, berikan VOTE hehe

Menurut kalian, endingnya tuh enakan gimana ya?


-LOVE- muachhh

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now