Tiga Puluh Dua

3.9K 122 0
                                    

Almyra berjalan dengan bantuan tongkat di kedua lengannya bersama dengan Kesha dan Afika. Mereka sedang menelusuri jalan kampus, dan akan menuju ke parkiran tempat mobil Kesha.

Tepat sampai di depan mobil Kesha, ada seorang laki-laki yang menghampiri mereka. Ia adalah Rayhan.

"Hai." sapanya.

Almyra, Kesha dan Afika pun memandang laki-laki itu.

"Oh iya, proposalnya ketinggalan dirumah, Kak." kata Almyra yang lupa telah meninggalkan proposal yang ia kerjakan semalam. Ia yakin, Rayhan pasti akan menagih proposal itu.

"Oh, ngga apa-apa kok. Saya... Mmmm.. Aku ke sini bukan untuk menanyakan itu." ucap Rayhan yang sedikit gugup.

Almyra sedikit bengong melihat Rayhan yang gugup akan dirinya.

"Tanya apa kak?" tanya Almyra bingung.

"Aku mau nanya.... kaki kamu.. kenapa?" ujarnya.

Kesha dan Afika pun senggol-senggolan bahu sambil sesekali tertawa kecil. Mereka seperti tahu maksud dan tujuan Rayhan.

"Oh... ini, Kak. Cedera." kata Almyra sambil sedikit menggoyang-goyangkan kakinya yang di gips.

"Tapi... ngga kenapa-kenapa kan?" tanya Rayhan cemas.

Almyra dapat melihat ekspresi cemas Rayhan. Dalam hari Almyra pun ia tersenyum senang melihatnya, tapi Almyra hanya pura-pura memasang ekspresi biasa saja pada wajahnya.

Ia pun kemudian mengangguk. "Ya. Ngga apa-apa."

"Ngga bawa motor ya?" tanya Rayhan kemudian.

Sebenarnya, jelas saja Rayhan sangat-sangat tahu kalau Almyra tidak bawa motor ke kampus hari ini, terlebih lagi, ia melihat Almyra yang di gendong oleh seorang laki-laki dan membuat seisi kampus memperhatikan mereka.

Mendengar pertanyaan itu, Kesha dan Afika pun yang menjawabnya sebelum Almyra.

"Iya, Kak. Almyra ngga bawa motor hari ini." kata Kesha.

"Ya, betul sekali." kata Afika memperjelas.

Almyra hanya diam mendengarkan itu. Kemudian, Rayhan pun menawarkan Almyra untuk pulang bersamanya.

"Aku antar ya?" ajak Rayhan.

"Iya." jawab Kesha tanpa menunggu Almyra menggiyakan.

Kemudian, Almyra pun diantar pulang oleh Rayhan. Afika dan Kesha sesekali melihat ke arah mereka yang berjalan menuju mobil Rayhan. Juga, Melihat Rayhan yang membantu Almyra berjalan dengan kedua tongkat dilengannya.

Saat mereka melaju pergi dari kampus, Afika dan Kesha pun masuk ke mobil. Tapi, tak lama selang dari itu. Ada seorang laki-laki yang mengetuk kaca mobil Kesha.

Ia adalah laki-laki yang tadi pagi menggendong Almyra saat masuk kelas. Laki-laki itu pun bercucuran keringat di wajahnya.

Kesha pun membuka kaca mobilnya.

"Almyra mana?" tanya laki-laki itu.

Kesha pun menoleh ke arah Afika dan mengangkat kedua alisnya seraya memberikan isyarat ke Afika, tentang apa yang harus ia ucapkan bahwa Almyra sudah pulang. Pulang bersama Rayhan.

"Mm... Almyra... udah pulang." ucap Kesha yang sedikit bingung untuk berkata-kata kepada Raffa.

"Pulang?" kata Raffa heran. "Sama siapa?" tanyanya kemudian.

Kali ini Afika yang menjawab. "Sama Rayhan."

Mendengar nama Rayhan, membuat Raffa sedikit kesal. Ia bahkan tidak tahu Rayhan itu siapa. Tapi yang jelas, ia sangat kesal karena ada laki-laki yang mengantarkan Almyra pulang selain dirinya. Kemudian, Kesha mencubit lengan Afika.

"Oh.. gitu." ujar Raffa sambil mengelap keringatnya.

Ia nampaknya ngos-ngosan. Jelas saja, ia berlarian menelusuri kampus hanya untuk mencari Almyra. Dan saat ia melihat Kesha dan Afika masuk ke dalam mobil, ternyata Almyra juga tak ada.

"Boleh nanya?" tanya Raffa kemudian.

"Oh, ya. Boleh." jawab Kesha.

"Rayhan itu siapa?" tanyanya kemudian.

Kali ini Afika yang menjawab. "Dia ketua BEM disini, naksir Almyra."

Mendengar itu, Kesha pun menutup mulut Afika dengan tangannya. Ia tak mau jika Afika semakin berbicara yang lebih tentang Almyra dan Rayhan. Sebab Kesha dapat melihat jelas, bahwa ekspresi laki-laki yang sedang berada di depan mobilnya ini sedang cemburu.

"Ya sudah kalau begitu, terima kasih ya." pungkas Raffa sambil meninggalkan kedua sahabat Almyra itu.

Kesha pun melepaskan tangannya dari mulut Afika, ia kemudian menutup kembali kaca jendela mobilnya dan berkata kesal kepada sahabatnya yang duduk tepat disamping dirinya.

"Afika...." kesal Kesha.

"Maaf, Kes. Keceplosan." ujar Afika dengan memasang ekspresi bersalah akan apa yang telah ia ucapkan.

"Huft.. untung sahabat." ucap Kesha sambil menghela nafasnya, ia tak mengerti mengapa sahabatnya yang satu ini ngga bisa mengontrol omongannya.

Kemudian, Kesha pun mengemudikan mobilnya dan mereka pun berlalu pergi dari kampus. Begitu pun dengan Raffa, ia pun langsung menginjak pedal gas si Jedi dengan sangat kencang dan pergi menyusul ke rumah Almyra.












Haiii semuanya
Bagaimana ceritanya? Haha
Plis komen dan vote
Selamat membaca, semoga kalian sukaa


My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now