Tiga Belas

5.2K 175 0
                                    

Almyra merasa malu terhadap dirinya yang sekarang menjadi pusat perhatian oleh orang-orang sekelilingnya.

Almyra melirik ke arah Raffa. Terlihat jelas ekspresi wajah Raffa yang saat ini sedikit tertawa lepas tapi tertahankan oleh tangannya yang menutupi mulutnya tersebut.

Dengan melipat kedua tangannya didada, Almyra pun menanyakan syarat yang Raffa inginkan.

"Apa syaratnya?"

Raffa pun diam sejenak. Ia benar-benar tak yakin dengan ide dari dirinya sendiri.

"Gue butuh tempat nginep malem ini." ucapnya tegas.

Almyra menaikan alis kirinya yang tak paham maksud syarat dari Raffa.

"Maksudnya?" tanya Almyra.

"Gue mau nginep di rumah Lo!" seru Raffa.

Entah bagaimana, Raffa bisa mempunyai ide seperti itu.

Gila.

Memang.

Tapi, itu jalan satu-satunya untuk ia bisa mengetahui kehidupan Almyra. Juga, untuk dekat dengan Almyra. Bahkan, ia benar-benar ingin tahu kondisi kaki Almyra.

Almyra terkejut dan ia pun menghentakkan tangannya kembali ke meja. "APA??!"

Semua orang pun melirik dirinya kembali. Kali ini, Almyra tak memperdulikan malu atau tidaknya. Yang ada dipikirannya, Ia benar-benar tak habis pikir dengan apa yang Raffa katakan barusan.

"Lo tuh ya...."

Almyra sudah kehilangan kesabarannya. Ia hanya bisa menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya, dengan mengipas-ngipaskan tangannya kemudian ia elus juga dadanya. "Sabar, Ra. Sabar." ucapnya menenangkan diri.

"Gimana?" tanya Raffa.

"Gak." dengan cepat Almyra menjawab Raffa.

"Yaudah, berarti kartu mahasiswa Lo ngga gue balikin." ancam Raffa.

Almyra berpikir sejenak. Ia kemudian memperhatikan laki-laki yang ada dihadapannya saat ini dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Meskipun ia harus menundukkan kepalanya dibawah meja sekalipun.

Raffa melihat tingkah Almyra dan sedikit agak risih dengan apa yang Almyra lakukan terhadap dirinya.

"Ngapain, Lo ngeliatin Gue kayak gitu?"

Almyra menatap mata Raffa dengan tajam.

"Kalo gue liat-liat ya. Lo kayaknya anak orang kaya. Apalagi, dari ujung kaki sampe ujung rambut lo itu semua barang bermerk." ucap Almyra.

"Terus? Kalo gue kaya kenapa? Masalah buat Lo?" kata Raffa.

"Ya masalah lah." sewot Almyra.

"Lagian, apa alasan lo mau nginep dirumah gue? Lo kan pasti bisa nginep di hotel." pungkasnya.

"Gue diusir dari rumah." ucap Raffa menjelaskan.

"Hah?"

"Iya. Gue diusir dari rumah. Dan, Gue gak punya uang buat bayar hotel."

"bohong." kata Almyra.

Raffa memang berbohong. Tapi, itu jalan satu-satunya untuk meyakinkan Almyra.

"Beneran." ucap Raffa.

"Gue aja ke sini jalan kaki. Makanya lama sampainya. Gue juga gak punya ongkos buat naik kendaraan apa-apa. Makanya, boro-boro bisa pesan hotel, bayar pake apaan gue. Tapi, kalo buat bayar minum, masih bisa kok." lanjutnya.

Almyra berpikir sejenak. Ia seperti percaya terhadap apa yang laki-laki itu bicarakan. Ia mengingat kejadian di depan pintu Cafe, dimana ia melihat Raffa terlihat bercucuran keringat.

"Tapi..."

Tapi, jika ia memenuhi syarat itu. Ia harus bilang apa pada Ibunya jika ada seorang laki-laki yang bahkan bukan temannya ingin menginap dirumahnya.  

Raffa menunggu jawaban Almyra.

"Tapi, Gue ijin ke nyokap dulu." lanjut Almyra.

Raffa pun mengangguk mengerti.

"Oke kalo gitu. Kita belom kenalan kan?" ucap Raffa.

"Gue Raffa." kata Raffa sambil memperkenalkan dirinya ke Almyra. Dan dengan cepat ia juga menyebutkan nama gadis yang ada dihadapannya saat ini.

"Almyra." ucap Raffa. "Itu kan nama lo?"















Duhh, Raffa idenya ada ada wae hahaha
Bagaimana???
Jejak kalian tinggalkan guysss
Please!!! Vote and Comment.
Thank you..
Selamat membaca.

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now