Enam Puluh Empat

3K 98 1
                                    

Glen memarkirkan mobilnya ke dalam bagasi rumahnya. Lalu, ia turun dan membukakan pintu untuk Almyra.

Rumah dengan nuansa alam yang sangat sejuk, dan dinding yang di penuhi dengan warna putih, banyak pepohonan serta terdapat kolam ikan kecil yang sangat indah.

"Rumah kamu asri ya, sejuk." kata Almyra memuji.

Glen tersenyum mendengarnya.

"Ayo masuk." ajak Glen.

Almyra masuk ke dalam rumah Glen. Sepi sekali, seperti tak ada penghuni. Padahal ini rumah lumayan besar dan sangat nyaman sekali untuk di tempat tinggali.

"Ngga ada orang?" kata Almyra sambil duduk di ruang tamu milik Glen.

"Ada kok, si Mbok sama si Mamang. " lalu Glen pun memanggil Mbok yang ternyata adalah pembantu rumah tangga di rumah Glen.

Si Mbok ini, terlihat sekitar umur kepala 4.

"Mbok, bikinin minum ya." pinta Glen.

"Baik, Den."

"Kalo si Mamang?" tanya Almyra.

"Dia kayaknya lagi keluar deh, si Mbok sama si Mamang suami istri." jawab Glen.

Almyra pun bertanya lagi. "Orang tua kamu?"

"Mereka tinggal di Bandung." jawab Glen.

"Oh."

Almyra melihat sudut bibir Glen yang berdarah. Ia yakin, itu pasti akibat perkelahian tadi bersama Rayhan.

"Glen..." Almyra menunjuk sudut bibirnya.

Mengerti isyarat Almyra, Glen mengusap sedikit darah yang ada di sudut bibirnya, dan sedikit ia merintih.

Almyra pun berdiri dan mencari si Mbok di dapur.

"Mbok, maaf. Apa ada obat merah dan kapas?" pinta Almyra.

"Oh, ada Non. Sebentar." ujar Mbok.

Mbok pun mengambilkan kotak kesehatan milik Glen dan memberikannya ke Almyra.

"Ini, Non."

Almyra pun menerimanya dan kembali menghampiri Glen.

"Sini." Almyra pun meminta Glen untuk mendekat.

Tak mengerti maksud Almyra, akhirnya Almyra yang mendekat dan ia memberanikan diri untuk memegang wajah Glen.

"Ini harus diobatin." ucapnya.

Almyra mengeluarkan obat merah dan kapas yang berada di dalam kotak, kemudian ia menuangkan obat merah tersebut ke kapas lalu menempelkannya pelan ke sudut bibir Glen.

Glen sedikit merintih.

"Aw."

"Aduh... sakit ya. Maaf Glen."

Glen pun memegang tangan Almyra untuk tidak melanjutkan aksinya mengobati dirinya.

Tiba-tiba, jantung Glen berdetak dan berjalan tak normal. Ia memandang Almyra dan menatap Almyra.

Gila.

Almyra sangat cantik.

Tidak.

Apa ini?

Glen pun menggelengkan kepalanya. Ia tak boleh menyukai gadis yang ada di hadapannya saat ini.

Ingat Glen, dia adalah kekasih sahabatmu.

Almyra benar-benar cantik, bahkan Almyra sangat perhatian akan hal kecil.

Bagaimana mungkin Raffa tak mencintai gadis ini?

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now