Empat Puluh Empat

3.7K 109 1
                                    

Raffa mengenggam tangan Almyra sambil menatap gadis spesialnya itu, kini mereka berdua sedang duduk berhadapan di sofa yang jaraknya tak jauh dari kasur Ibunya.

"Kamu cantik sekali." kata Raffa sambil mengelus pipi Almyra.

"Apa sih." kata Almyra malu.

Tak lama, Afika dan Kesha kembali lagi keruangan kamar Ibu Raffa. Saat mereka masuk dan mendapati Almyra yang sepertinya sedang bermesraan dengan Raffa, membuat mereka diam mematung di depan pintu.

Raffa dan Almyra yang mengetahui kedatangan Afika dan Kesha, mereka pun melepaskan genggamannya dan berdiri, lalu Afika dan Kesha masuk juga, menghampiri mereka.

"Kok dilepas genggamannya." ucap Afika.

Almyra dan Raffa hanya tersenyum malu.

"Cie cie..." ledek Kesha.

"Hahaha." tawa Afika yang senang.

Almyra dan Raffa masih hanya tersenyum malu. Lalu, Ibu Raffa sepertinya sudah sadar, ia memanggil anak laki-lakinya.

"Ra..ffa." ujarnya.

Raffa dengan sigap langsung menghampiri Ibunya.

"Iya, Ma." kata Raffa sambil menggenggam tangan Ibunya.

"Si cantik." ucap Ibunya dengan menunjuk Almyra.

Raffa menoleh ke arah Almyra dan kemudian menyuruh gadisnya itu mendekat. Melihat isyarat Raffa, ia mendekat ke Ibunya Raffa.

"Iya, Ma." sahut Almyra.

Ibu Raffa mengelus pipi Almyra dan tersenyum kepadanya. Kesha dan Afika pun tersenyum melihat perlakuan Ibu Raffa terhadap sahabatnya itu, begitu pula dengan Raffa.

Lalu, seorang dokter dan seorang suster datang, mengecek kondisi Ibu Raffa.

Setelahnya Raffa bertanya, "Bagaimana kondisi Mama saya, Dok?"

Dokter menjelaskan bahwa Ibu Raffa baik-baik saja dan sudah diperbolehkan pulang, ia mempunyai sedikit rasa shock dan beberapa lebam-lebam ditubuhnya juga, yang akan hilang dalam beberapa hari, lalu dokter juga meresepkan obat dan Raffa pun menebusnya ke apotek, dan mengurus administrasi untuk kepulangan Ibunya.

"Aku tinggal dulu ya." kata Raffa.

"Aku temenin." kata Almyra.

"Ngga usah." kata Raffa lagi, sambil meninggalkan Almyra dengan kedua sahabatnya Almyra beserta Ibunya juga.

"Cantik.." panggil Ibu Raffa.

"Iya, Ma." sahut Almyra.

"Kamu sudah jadian sama Raffa?" tanya Ibu Raffa.

Almyra hanya diam seribu bahasa, ia tak tahu harus bilang apa kepada Ibunya Raffa. Lalu, Afika dan Kesha pun yang menjawab.

"Ekhemm..."

"Udah, Tante."

Ibu Raffa menoleh ke Afika dan Kesha, Almyra hanya tersenyum dan pipinya pun merah merona.

"Mama senang mendengarnya." ujarnya.

Ia masih terlalu malu, dan hanya senyuman saja yang dapat Almyra berikan kepada Ibu Raffa.

Akhirnya mereka pun mengobrol sambil bercanda, yang tak terasa sudah hampir setengah jam menunggu Raffa. Sambil menunggu, Almyra, Kesha dan Afika pun membereskan barang-barang milik Ibu Raffa yang ada di rumah sakit untuk dibawa pulang.

"Padahal cuma semalam, tapi banyak banget ya bawaannya." kata Ibu Raffa heran.

Tak lama, Raffa pun datang dan kemudian mereka bergegas untuk pulang.

"Raffa, aku pulang sama Kesha ya." kata Almyra.

Raffa mengangguk, jelas saja si "Jedi." hanya bisa untuk berdua.

"Hati-hati ya." ucap Raffa.

Almyra pun pergi meninggalkan si "Jedi." milik Raffa dan beralih ke mobil Kesha. Dan mereka pergi pulang ke rumah masing-masing.

Di perjalanan, Ibu pun bertanya ke anak laki-lakinya itu.

"Kamu sudah jadian sama si cantik?" tanya Ibu Raffa meyakinkan akan perkataan sahabat-sahabatnya Almyra.

"Hehehe. Gitu deh." jawab Raffa dengan malu.

"Belum resmi." lanjutnya lagi.

Ibu Raffa menaikkan salah satu alisnya seraya tak mengerti maksud anaknya.

"Lah?"

Raffa melirik ke arah Ibunya dan melihat ekspresi bingung akan perkataan Raffa.

"Pokonya gitu deh, Ma."

Ibu Raffa menggeleng, "Dasar anak muda."


















Haiii semuanya
Part ini wkwkkwk
Gapapa ya
Lanjut lagi ga? Hmmm
Vote dan komen yaa;)
Selamat membaca

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now