Lima Puluh Lima

3.4K 109 1
                                    

"Kamu yakin ini bakalan berhasil?" tanya Almyra.

"Yakin."

Mereka sedang berada di salah satu restoran ternama, tempat dimana Ayahnya Raffa sering mengunjunginnya.

Raffa yakin, Ayahnya akan makan siang di restoran itu.

"Bapak sudah siap?" tanya Raffa kepada seorang pria tua yang umurnya hampir sama seperti Ayahnya.

"Siap, Mas."

Almyra hanya diam dan tak berbuat apa-apa.

Setelah sekian lama menunggu, ternyata benar. Ayah Raffa dan si Pelakor itu datang ke restoran dan duduk disudut ruangan dekat kaca jendela.

"Yang itu, Pak." unjuk Raffa.

"Siap." ucap pria tua itu.

Rencana Raffa adalah ia menyuruh seorang pria tua untuk berpura-pura menjadi suami si Pelakor itu, dia ingin melihat reaksi Ayahnya.

"Kamu mau pesen apa sayang?" tanya seorang pria tua kepada wanita yang sedang bergelayutan di lengannya.

"Pesen apa aja." manjanya.

Tiba-tiba,  pria suruhan Raffa mulai beraksi.

"Mama?" tanya pria suruhan Raffa.

Ayah Raffa dan wanita pelakor itu pun terkejut.

"Oh... jadi orang ini yang merebut Mama dari Papa." akting pria itu pun dimulai.

"Siapa dia?" tanya Ayah Raffa kepada wanita disampingnya itu sambil berdiri berhadapan dengan pria tua yang mengaku menjadi suami wanitanya.

"Saya adalah suaminya!" tegas pria suruhan Raffa.

"Aku ngga tahu dia." kata wanita itu.

Tanpa pikir panjang, Ayah Raffa langsung memukul pria tua yang telah mengaku menjadi suami wanitanya itu.

Semua orang yang berada di restoran terkejut akan terjadinya perkelahian itu.

Begitupun Raffa, ia sangat terkejut melihat perkelahian itu, yang awalnya Raffa pun sempat bilang untuk tidak ada perkelahian antara Ayah dan pria suruhannya itu.

Tapi Raffa salah, memang Ayahnya juga yang tangannya enteng. Selalu dengan enaknya memukul orang.

Raffa pun bangkit dan berlari.

"Raffa!!" teriak Almyra.

Almyra tak bisa menahan Raffa. Ia hanya diam di tempat dan tak bisa berbuat apa-apa.

Raffa kemudian memisahkan Ayahnya dengan pria suruhannya itu.

"Raffa." ucap Ayahnya.

Raffa kemudian mengangkat tubuh pria suruhannya dan membantunya.

"Raffa, apa-apaan ini?" tanya Ayahnya.

Raffa hanya diam, dan segera membawa pria suruhannya itu pergi, tapi beberapa saat ia berhenti sejenak.

Ia mengambil segelas air minuman yang berada tepat di hadapannya dari meja tamu lain, kemudian ia mendudukan pria suruhannya itu, dan berjalan menuju si wanita Pelakor.

Byurrr...

Segelas air yang berisi sirup berwarna merah membahasi seluruh tubuh wanita pelakor itu.

Semua orang yang berada di restoran semakin menonton pertunjukan itu.

"Ambil saja bokap gue." ucap Raffa.

Lalu Raffa menoleh ke arah Ayahnya dan mendekatkan wajahnya, mereka berhadapan.

Raffa sedikit menahan emosinya dan kemudian berkata. "Gue udah ngga butuh pria ini."

Lalu, Raffa pun kembali menghampiri pria suruhannya itu, dan berlalu dari restoran. Begitu pula dengan Almyra yang menyusul Raffa keluar dari restoran.

Almyra berhenti sejenak di pintu restoran, ia seperti tak ingin mengganggu urusan Raffa dengan pria yang telah berkelahi dengan Ayahnya.

Setelah semua selesai, Raffa dan Almyra pun pergi dari restoran tersebut.

"Ayahku memang sudah di cuci otak sepertinya." ujar Raffa.

Almyra menenggok ke arah kekasihnya itu yang sedang mengemudi. Dia hanya diam.

Selama di perjalanan, tak ada lagi pembicaraan antara mereka berdua, Almyra tidak bicara karena ia tahu kalau kekasihnya saat ini sedang menahan amarah, bahkan emosi.

Sesampainya dirumah, mereka melihat beberapa orang yang telah bersiap dengan beberapa koper. Orang-orang tersebut adalah teman dari Ibunya Raffa.

Raffa dan Almyra keluar dari si "Jedi." dan menghampiri, lalu Ibu Raffa keluar dari rumahnya dan mengenalkan Raffa kepada rekan-rekannya.

"Ah, ini anakku yang paling ganteng." ucapnya sambil menunjuk Raffa bangga.

Lalu, Ibu Raffa juga menunjuk Almyra. "Yang cantik ini pacarnya."

Rekan-rekannya tersebut kemudian berkenalan dengan Raffa dan Almyra.

Raffa pun bertanya kepada Ibunya.

"Mau kemana, Ma?"

Ibunya mendekat. "Mama ada urusan di Amerika sayang, sekitar 2 mingguan."

Mendengar itu, Raffa mengangguk mengerti. Raffa sangat tahu kalau masalah urusan kerja, Ibunya selalu mendahulukan. Raffa juga senang, karena Raffa merasa Ibunya akan lebih gampang untuk melupakan sejenak masalah yang telah dihadapinya.

"Raffa antar ke bandara ya, Ma?" ucap Raffa.

"Tidak usah sayang, Tuh mobilnya Bu Bekti sudah siap mengantar kita." kata Ibu Raffa sambil menunjuk ke arah mobil Bu Bekti rekan kerjanya dan sekali melirik ke arah rekannya itu.

"Baiklah, Hati-hati ya Ma." ucap Raffa.

Lalu, Ibunya Raffa serta rekan-rekannya pun berpamitan dan pergi dari rumah Raffa.

"Aku berharap, Mama bisa melupakan sejenak masalah." kata Raffa kepada Almyra.

Almyra pun memegang lengan Raffa dan menatap kekasihnya tersebut.

"Kamu kelihatan capek sekali, istirahat ya." kata Almyra.






















Tinggalkan jejak guys
VOTE dan KOMEN

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now