Dua Puluh Dua

4.1K 134 1
                                    

Ponsel Raffa terus berdering. Ia sesekali melihat ponselnya itu dan melihat nama di layar hp nya.

Kia.

Cewek itu selalu menelpon, entah sudah berapa banyak. Tapi, Raffa selalu mengabaikannya.

Raffa hanya fokus ke jalanan sambil mengemudikan mobil mini cooper milik Ibunya, dan juga sesekali melirik ke arah Almyra yang sedang menatap jalanan dan diam seribu bahasa.

Merasa risih dengan suara ponsel Raffa akhirnya Almyra berbicara.

"Angkat sih." kata Almyra.

Raffa memandang ke arah Almyra yang ternyata Almyra juga sedang memandang dirinya kesal.

Raffa tersenyum. Kemudian, atas perintah Almyra ia mengangkat panggilan dari Kia.

"Hallo?"
"Sayang, kamu datang kan?"
"......." Raffa hanya diam.
"Sayang?"
"........"
"Ngga bisa, Gue sibuk." pungkasnya sambil mematikan panggilan tersebut.

Almyra melirik sedikit ke arah Raffa. Begitu pun dengan Raffa.

Raffa sedikit berpikir untuk bisa memecahkan suasana.

"Mmmm... Lyra." ucapnya.

Almyra yang tak mau di panggil Lyra oleh Raffa pun ikut berbicara.

"Jangan panggil gue, Lyra." ujarnya.

"Kenapa?" tanyanya.

Almyra hanya diam. Kemudian ia akhirnya menjawab pertanyaan itu.

"Nama itu cuma buat orang-orang terdekat gue."

"Bentar lagi kita juga dekat." kata Raffa.

Almyra memandang Raffa seraya ingin memangsa Raffa.

"Dekat di hati." lanjut Raffa.

Mendengar itu Almyra semakin menatap Raffa tajam dengan ekspresi wajah yang sedikit membuat Raffa takut.

Takut untuk terus jatuh cinta pada Almyra.

Hehehe.

Raffa tertawa di dalam dirinya yang melihat Almyra seperti itu. Kemudian ia juga meledek Almyra.

"Jangan seperti itu." ucap Raffa. "Nanti cantiknya hilang." ucapnya lagi.

Entah bagaimana Almyra memukul lengan Raffa. Refleks. Tapi nyata.

"Ih... Pukul-pukul." canda Raffa.

Almyra yang malu akan tingkahnya tersebut langsung membalikkan badannya ke arah jendela mobil dan tak berkata sepatah kata pun.

"Ngga apa-apa Almyra." seru Raffa. "Aku suka." lanjutnya.

Disepanjang perjalanan, ponsel Raffa terus berdering. Bahkan, pesan masuk pun juga banyak.

"Siapa?" tanya Almyra.

Raffa sedikit kaget mendengar Almyra bertanya seperti itu. Ia melirik Almyra.

"Siapa apanya?" tanya Raffa yang bingung.

"Yang nelpon." jawabnya.

"Mantan."

Menyebut nama mantan dalam pikiran Raffa sepertinya memang sudah tepat saat ini untuk hubungannya dengan Kia.

"Oh." hanya itu ucapan Almyra.

"Kamu ngga mau bertanya kenapa dia selalu nelpon aku?" tanya Raffa memberanikan diri.

Almyra kaget saat mendengar Raffa yang bertanya kepada dirinya dengan kata-kata lembut. Terlebih lagi, Aku-Kamu.

"Ngga. Dan ngga mau tahu." pungkasnya.

"Yah... Padahal aku pengen banget kamu tahu."

Almyra benat-benar agak risih memdengar kata-kata Raffa yang semakin melembutkan saat berbicara pada dirinya.

"Apa sih." kata Almyra.

"Hmmm... Ya sudah." kata Raffa.

Ponselnya terus berdering. Almyra melirik ke arah Raffa terus menerus, karena memberikan syarat untuk Raffa mengangkat ponselnya itu.

"Dia lagi ulang tahun. Terus mau aku datang." ujar Raffa.

"Tapi, aku ngga mau datang." lanjut Raffa.

"Kenapa?" tanya Almyra.

"Kasian. Kalo mantannya datang, dia ngga bisa-bisa move on." jawab Raffa.

"Apalagi, mantannya kaya aku. Ganteng. Hahaha." kata Raffa lagi sambil tertawa.

Almyra menarik napasnya dalam-dalam kemudian mengeluarkannya, seraya berbicara dalam hatinya bahwa laki-laki yang sedang berada disampingnya ini Pe De abis.

"Datang aja." saran Almyra kepada Raffa.

Mendengar itu Raffa langsung sedikit terkejut.

"Apa? Kamu bilang apa?" tanya Raffa seolah-olah ingin Almyra mengulang omongan tadi.

"Ngga ada salahnya, datang ke pesta ulang tahun mantan." jawab Almyra.

"Kalo datangnya sama kamu, aku mau." ungkap Raffa.

Almyra hanya diam.

Raffa memberanikan dirinya lagi untuk mengajak Almyra. "Mau kan?"

"Mau apa?"

"Ke pesta ulang tahunnya mantan aku."

Almyra sebenarnya tidak mau. Tapi, mau bagaimana lagi. Saat ini pun, ia sedang pergi bersama Raffa. Kemana perginya saja Almyra tidak tahu. Dari pada tidak ada tujuan. Akan lebih baik kalau pergi ke pesta ulang tahun mantannya Raffa.

Raffa bertanya lagi. "Jadi?"

Almyra masih diam, ia melirik kedua baju mereka berdua yang terlalu santai jika untuk pergi ke pesta itu. Raffa yang mengetahui itu, langsung mengerti maksud Almyra.

"Masalah baju? Gampang." pungkas Raffa sambil menekan pedal gasnya dengan kencang dan pergi ke sebuah Mall.

















Almyra sepertinya sudah mulai luluh nih haha
Tinggalkan jejak kalian guyss
Please!!! Vote and Comment.
Thank you..
Selamat membaca
Semoga sukaa ya

My Love Almyra (END)Where stories live. Discover now