Chapter 49

2.4K 431 145
                                    

Disarankan cari posisi yang nyaman dan tenang. Hayati setiap adegan.
.
.
.

Setelah mendapat kabar dari Rose kalau kuncinya telah dapat. Namjoon dan yang lain langsung menyerang dengan menggunakan tongkat besi dan kain bius.

Penjaga yang ada 10 orang lebih itu cukup membuat Namjoon dkk kesusahan. Bukan hanya jumlah mereka saja yang tidak seimbang. Namun senjata mereka juga. Beberapa kali penjaga itu melepaskan tembakan ke udara. Hutan yang awalnya tenang kini terasa mencekam saat suara teriakan bahkan tembakan terdengar begitu saja.

Suga terduduk kala salah satu penjaga yang ia hadapin, mencoba untuk menembaknya namun ia berhasil membuat senapan yang mengarah padanya terlempar jauh. Ia mengenggam erat tongkat besi yang ia pegang dan memukulkan tongkat itu ke kepala sang penjaga.

Begitu juga dengan Jin, ia memukul keras senapan yang menjadi pegangan erat sang penjaga. Saat ia ingin menendang penjaga itu. Penjaga lain malah memukulnya menggunakan kayu. Ia terhempas ke tanah dengan sedikit mengeluarkan darah dari mulutnya. Tidak, ia tidak boleh menyerah duluan. Ia bangun dan meraih pot bunga besar yang berada di teras rumah milik Suho. Melemparkan pada penjaga itu.

Jimin menyeka darah yang keluar dari hidungnya.

"Lo gak papa?" tanya Namjoon.

"Gue gak papa" jawab Jimin sambil melihat darah yang sekarang ada di telapak tangannya. Pandangannya beralih melihat Seulgi yang juga berusaha melawan penjaga, dia bekerja sama dengan Lisa untuk melawan penjaga itu

Namjoon menepuk pundak Jimin.

"Jangan cemaskan siapapun, kita akan baik-baik saja" setelah berucap, Namjoon pergi mendatangi musuh yang juga mendatanginya.

Jimin kembali meraih tongkat yang sempat ia lepas dan kembali mencari penjaga yang jumlahnya makin kian sedikit.

.

.

.

Joy menghentikan langkahnya, menoleh kebelakang.

Pintu yang setengahnya kaca tebal itu pecah di pecahkan oleh Suho. Mereka tidak menyangka kaca setebal itu akan dapat di pecahkan hanya dengan tangan kosong.

Suho keluar lewat pepecahan kaca dan menatap mereka.

Joy terdiam tidak percaya.

"Joy lari.." Jhope menarik tangan Joy.

Joy menarik kepalanya kembali dan mengikuti Jhope.

Tanpa terduga sebuah benda pecah, entah itu apa, terlempar didekat Joy dan Jhope berlari. Suho mengejarnya, membuat Joy berkali-kali menatap ke belakang.

"Sini" Jhope menarik Joy untuk menaiki tangga club yang berlantai 3 itu.

Joy tersandung saat berada di pertengahan tangga. Joy meringis saat lututnya luka akibat benturan tangga. Kakinya bergetar

"Kak...."








DDOOORRRRRRRRR















Joy sontak melindungi kepalanya, nyaris saja. Sedikit saja, sedikit saja jika ia bergerak. Ia akan tertembak.

"Ayo" Jhope menarik cepat Joy untuk lari kembali. Intinya menghindari Suho itu lebih baik untuk nyawa mereka.

Jhope membawa Joy bersembunyi disebuah gudang.

Jhope menutup rapat gudang itu bahkan menguncinya. Keduanya merosot dibalik pintu. Terduduk lemas, mengatur nafas dan mencoba mengurangi rasa ketakutan yang mereka rasakan. Ini tidak sesuai dengan yang mereka bayangan. Sangat jauh berbeda. Sangat jauh.

Dumb-Dumb ✓Where stories live. Discover now