Chapter 12

6.7K 700 59
                                    

°°°

Tangan Irene bergerak lincah mengikat tali sepatunya agar tidak menganggunya saat berlari. Ya, dia akan jogging sebentar untuk menggerakkan tubuhnya yang kaku. Walaupun hanya keliling komplek, itu sudah cukup bikin dia capek.

"Rene, mau ke mana?" tanya Rose.

"Jogging. Mau ikut?" tawar Irene.

"Gak ah, ntar gue keringatan."

Irene memutar bola matanya jengah. "Najis. Mau sampai kapan lo tinggal di rumah gue?" dia berkacak pinggang di depan Rose. "Udah hampir sebulan nih, gak dicari ortu lu, apa?"

"Yaelah, Rene. Sabar napa, gue masih betah nih di sini."

"Serah lo. Jangan lupa ya, biaya hidup lo di sini dicatat biar nanti gue bisa tanggih kalau lo pergi."

"Sedekah atuh mba, jangan pelit-pelit jadi orang."

"Hah? Gak mau tau. Gue pergi dulu." Habis berbicara begitu, Irene langsung pergi meninggalkan Rose dan rumahnya.

Irene berjalan santai dengan pikirannya yang kosong sesekali bersenandung yang bikin dia lupa bahwa sebenarnya dia bawa earphone yang bergantung di lehernya. Ternyata jiwa bego Irene ada juga, masa baru sadar setelah dua kali mutarin komplek.

Dia meraih ponsel di saku kirinya mencari lagu chenle cs, cu cu cu cu cu cuwigeum. Saat sedang asyik-asyiknya mencari lagu di playlist-nya tanpa sadar dia menabrak punggung cogan. Irene mengelus dahinya beberapa kali sambil memperhatikan punggung cowok dihadapannya. Cowok itu memakai kaos hitam dan topi hitam pula, fix ya Irene gak kenal. Malas meminta maaf, Irene langsung terus berjalan melewati cowok itu dan meneruskan pencariaan dalam playlist. Siapa suruh berdiri sembarang, bukan salah dia kalau nabrak, pikir Irene. Saat sudah beberapa langkah setelah melewati cowok itu, tiba-tiba tangannya digenggam yang membuatnya terhenti dan berbalik.

Irene langsung kaget, ternyata— cowok yang dia tabrak itu adalah tetangganya yang bloon.

"Hai, Irene!" sapa Taehyung dengan ceria.

Irene yang disapa merasa jijik dan menghempaskan genggaman Taehyung. "Apa?" jawab Irene malas.

Taehyung senyum-senyum gak jelas. Lalu cowok itu kembali meraih tangan Irene dan memberikan sekeranjang yang berisi air mineral, bekal, handuk kecil, dan buah-buahan. Dikira dia mau kemping kali dikasih beginian. Belum sempat bertanya, Taehyung langsung pergi begitu saja tanpa berucap apapun. Irene melongo dengan mulut terbuka sembari menatap keranjang yang dia pegang. "Mungkin mami kali yang nitip," ujar Irene lalu berjalan melanjutkan joggingnya.

Untuk beberapa saat dia berhenti di sebuah danau dan mendudukkan dirinya di rerumputan hijau pinggir danau. Dia berniat membuka bekal yang dia dapat, jogging bikin dia lumayan lapar dan haus. Karena bekal berada di pantat keranjang, mau tidak mau dia mengeluarkan satu per satu isi dari keranjangnya. Aneh-aneh aja sih, masa jogging kayak piknik gini. Hingga dia menemukan selembar note berwarna kuning dengan tulisan...

'Makan yang lahap ya, sayang. Aku selalu memperhatikanmu – dari Taehyung masa depanmu.'

Seketika Irene membuang semua isi keranjang itu ke danau beserta keranjangnya. Lalu pergi meninggalkan danau dengan wajah kesal.

Dari kejauhan seorang cowok sedang memperhatikan tingkah Irene yang sama sekali gak luluh dengan kebaikan hatinya. "Sial... susah bener naklukin dia. Keras banget hatinya kayak baja, padahal salah gue dulu gak fatal-fatal amat. Kok dia tahan giniin gue sampai bertahun-tahun."

Dumb-Dumb ✓Where stories live. Discover now