Chapter 30

7K 765 457
                                    

°°°

Rose mengerjapkan matanya. Kepalanya pusing dan pandangannya masih buram. Dia berusaha untuk bangun, lalu mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul. "Gue di mana, ya?" gumam Rose bingung.

"Udah bangun?" tanya seseorang yang baru saja masuk.

"Lo siapa?" tunjuk Rose.

"Lo lupa sama gue?"

Rose berusaha untuk mengingat. "Ah, lo padi, kan?"

"Junaedi, sejak kapan nama gue ganti!"


"Intinya gue tau nama lo padi."

"Serah lo dah. Nih, makan!" June menyodorkan semangkuk bubur. Enak gak enak yang penting si Rose makan.

Rose menatap June curiga.

"Gak ada racunnya! Kalau gue mau apa-apain lo, udah kali dari tadi malam," celetuk June untuk menipis prasangka buruk Rose.

Rose langsung lihat pakaiannya. Alhamdulillah, masih lengkap. "Kok, gue bisa di sini?" Dia gak ngerti sama keadaannya tadi malam, seingatnya dia cuma nangis sehabis ngomong sama Jin, terus kabur gitu aja tanpa pamit sama teman-teman yang lagi kumpul di rumah Irene.

"Gue ketemu lo pingsan di jalan."

"Kok bisa?"

"Ya mana gue tau. Buruan makan ntar dingin!"

Rose menurut, lumayan sarapan gratis. Namun baru beberapa kali telan. Rose berhenti makan.

"Kenapa berhenti?" tanya June.

Rose menatap June. "Gak enak."

June pun mencoba bubur buatannya sendiri. Satu kata yang terlintas di kepala June saat itu 'Anjir' hambar banget. June ketawa kecil. Rasanya hambar doang kok, dipaksa telan makan juga bisa. "Ya elah ini enak kali," celetuknya lalu dia duduk di samping Rose.

"Muka lo enak!"

"Ini enak versi gue. Makan gak lo!" ancam June.

"Gak, gak ada rasanya, padi...."

"Eh, beras, kalau lo pingsan lagi gue yang repot!"

"Siapa minta direpotin sama lo!" Aduh, Rose kesal luar biasa.

"Kalau gak gue tolongin, paling lo sekarang udah digerogoti sama anjing."

"Gak mungkin!"

"Bacot, ah lo!" June mencubit lengan Rose. Gemas, sampai Rose merintih kesakitan. Dan hal itu menjadi kesempatan bagi June memasukan sesendok bubur ke dalam mulut Rose yang terbuka. "Telan, sayang, telan..." ucap June penuh kemenangan.

Rose menatap tajam June dengan mulutnya yang berusaha menelan bubur. "Kalau disemburin enak nih." Rose membatin. Berani main-main sama Rose. Dia punya seribu akal licik untuk dibalas. Baru aja Rose mau menyemburkan isi mulutnya. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Refleks Rose dan June menolehkan kepala.

"Jin..."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dumb-Dumb ✓Where stories live. Discover now