Chapter 20

6K 722 137
                                    

°°°

Namjoon membaringkan Lisa di ranjang milik cewek itu sendiri. Air mata Lisa telah kering menyisakan Lisa yang terus-terusan melamun.

Namjoon mendudukkan dirinya di samping Lisa yang terbaring itu. "Lo pasti butuh sendiri. Jadi, lebih baik gue pulang," ucap Namjoon lalu berniat bangkit. Namun, Lisa menahannya.

"Jangan tinggalin gue, gue takut."

Namjoon mengangguk paham lalu mengusap pipi Lisa pelan. "Lo mandi, gih. Gue tunggu di luar, sekalian gue pesenin makanan."

Kini Lisa yang mengangguk paham.

"Gue orang yang lo tunggu itu, Seul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue orang yang lo tunggu itu, Seul."

Akhirnya....

"Apa?"

"Iya, gue yang sering nyepam elo. Lo pasti mau marah sama gue? Iya, gapapa, gue udah tau kok resikonya." Jimin berucap sambil menunduk.

Seulgi terkejut, dia gak menyangka aja. Ternyata Jimin yang udah bikin dia baper. Dia mau marah tapi gak bisa. Kenapa harus Jimin? itu yang berulang kali Seulgi ucapkan di hatinya. Seulgi tertawa hambar. "Apa tujuan lo chat gue tiap hari, lo mau ganggu gue?" tanyanya.

"Gak, bukan gitu, Seul."

"Terus?"

"Gue ngefans sama lo, Seul, sejak dulu."

Seketika hatinya menjadi sakit. "Cuma fans?" Seulgi lagi-lagi tertawa hambar.

Jimin mengangguk. Bohong kalau dia cuma ingin jadi fans, nyatanya yang dia inginkan adalah lebih dari sekadar fans. Memang sih berawal dari nge-fans hingga berlanjut jadi suka apalagi sekarang dia malah sayang sama Seulgi.

"Lo tau gak, Jim? Lo adalah fans yang udah bikin gue baper. Lo tiap hari ngingatin gue makan, suruh gue jaga kesehatan, selalu ngirim kata-kata manis sebelum gue tidur, dan lo gak nyerah tiap kali chat gue, padahal gue gak pernah respon. Dan yang harus lo tau gue selalu nunggu chat lo. Tapi yang gue sesalan kenapa harus lo, Jim? Kenapa lo? Apa gak ada cowok lain selain lo? Kenapa gue mesti suka sama lo?" tanpa Seulgi sadari pipinya telah basah.

Jimin terdiam. Harusnya dia bahagia tapi mengapa hatinya sakit. Mengingat perkataan Seulgi yang seakan-akan tidak menginginkan dia orangnya. Apa yang salah dari Jimin? Apa Jimin gak pantas untuk Seulgi? Apa Jimin bukan model juga seperti Seulgi? Apa Jimin bukan yang seperti Seulgi harapkan? Padahal kenyataannya sekarang mereka sama-sama suka. Tapi mengapa kenyataan itu gak bisa bikin Jimin bahagia.

"Mereka ngomongin apa, sih? Kayak adegan melow. Apa Jimin diancam mau dimasukan penjara gara-gara udah ganggu Seulgi, ya? Anjir! penasaran gue," gumam Jungkook masih setia dibalik beton.

Tok tok tok!

Bukan mengetuk pintu tapi mengetuk punggungnya Jungkook. Jungkook kaget lalu berbalik. Eh, ada ayang beb. "Babe, ngapain di sini?" tanya Jungkook bingung.

Dumb-Dumb ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang