"Kalau Hina jadi Geum Jandi, kita berempat jadi f4-nya."
"Nggak, nggak usah. Nilai matematika sama inggris kalian masih di bawah 40."
"Kok bawa-bawa nilai sih, Hin? emang Goo Junpyo nggak boleh remedial...?"
Goo Junpyo mau remedial atau enggak, sebe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haechan
Setelah menyimpan kotak pendingin di sampingnya, Hina berdiri diam sambil memperhatikan Haechan.
Haechan juga ada di bench baseball bersama Hina sekarang. Anak itu sedang duduk tertidur sambil melipat kedua tangannya. Kedua kakinya menyilang, persis seperti bos besar di perusahaan.
Melihat Haechan tertidur, Hina malah ikut mengantuk. Hina lalu duduk di samping Haechan sambil melihat klub baseball yang tengah latihan. Bench baseball di sini cukup teduh karena ada di pinggir lapangan dan tertutup kanopi.
Cuaca yang panas, ditambah tempat yang sepi, membuat mata Hina jadi tambah berat. Gadis jepang itu tanpa sadar menutup kedua matanya perlahan.
Akhirnya, Hina juga ikut ketiduran di bench bersama Haechan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ckrek!
Haechan masih tidur.
Ckrek! Ckrek!
Haechan mulai keganggu.
Ckrek! + Flash kamera
"Anjir, silau!" umpat Haechan dengan suara yang pelan. Haechan terbangun.
Anak itu mengusap-usap matanya sambil menguap. Melihat seseorang di depannya yang lagi foto-foto ke arahnya, Haechan langsung kesal.
"Lo ngapain sih?! Udah tau ini siang bolong, pake nyalain flash segala!" kata Haechan dengan emosi. Sanha cengengesan,
"Flash-nya kepencet, Chan! Abis elo imut sih. Momen langka kayak gini, sayang kalau nggak diabadikan...!" kata Sanha menjelaskan, sambil tetap memotret Haechan.
"Apanya yang momen langka? Gue 'kan lagi tidur...!"
Melihat reaksi Haechan yang marah, Sanha jadi bingung. Sanha mengangkatsebelah tangannya, dan menunjuk ke sebelah Haechan.
"A–" Haechan langsung menutup mulutnya sendiri supaya nggak jadi teriak karena kaget. Ia lalu melirik Sanha, dan mendapati ketua kelasnya itu malah nahan ketawa.