#8 Kejutan!! Siapa yang akan terkejut?

Start from the beginning
                                    

Jantungku mulai memompa darah tak karuan. Namun, anehnya deru napasku sudah kembali normal seperti biasa. Sekarang yang bermasalah adalah jantungku sendiri.

****

AUTHOR POV

Yeosob terus memanjakan gadis itu dengan sentuhan di wajahnya. Yeosob sengaja melakukan hal itu dan tak sedikit pun karena ia menyukai gadis itu.

"Kenapa kau secantik ini, Soo Ji-ssi", sanjung Yeosob, tangannya masih ia mainkan di wajah gadis itu.

"Mwo? Soo Ji? Ck! Namaku Rae In bukan Soo Ji!" Gadis itu menyeka tangan Yeosob dengan kasar dari wajahnya. Ia merasa kesal ketika Yeosob salah menyebut namanya.

Namun, bukan Yeosob namanya kalau ia tak bisa menaklukan gadis ini. Bagaimana pun juga, Yeosob selama ini belum pernah gagal membuat para wanita takluk padanya.

Ia pun mendekatkan wajahnya dan berbisik tepat beberapa centi dari bibir gadis itu.

"Karenamu, aku tidak berpikir dengan jernih. Kau sangat cantik sekali. Aku belum pernah bertemu dengan gadis secantik dan semanis kamu. Ku rasa aku bersedia menghabiskan masa tuaku denganmu, Rae In-ssi," ucapnya seperti berbisik.

Gadis itu kembali merasa seperti dibuat terbang lagi oleh Yeosob. Ia lalu memejamkan matanya menunggu Yeosob menciumnya.

Yeosob tak berniat memberikan bibirnya untuk gadis seperti dia. Ia sengaja menahan bibirnya dekat dengan bibir gadis itu.

Lama yang ia rasa, gadis itu membuka matanya dan melihat Yeosob masih berada disana dengan posisi yang sama seperti tadi.

Saat Yeosob memegang ujung dagu gadis itu untuk lebih mendekatkan bibirnya, gadis itu juga mulai mengalungkan kedua tangannya pada leher Yeosob.

Yeosob merasa geli sendiri melihat wanita ini tanpa malu sedikit pun bersikap seperti ini. Segeranya Yeosob melepaskan tangannya dari wajah gadis itu dan juga melepaskan kedua tangan gadis itu di lehernya.

"Aku pergi dulu, manis..."

****

Hari ini seperti hari yang paling menyenangkan bagi Tae Yang. Bagaimana tidak, menghabiskan waktu bersama orang yang di cintai itu lebih indah rasanya. Raut wajah kebahagiaannya tak pudar sekali pun bahkan ia sudah berada di depan pintu apartemenya sendiri. Ia tersenyum sendiri, mengingat tingkah lucu Se Na saat bermanja padanya. Menurutnya, itu sangat imut sekali.

Ketika ia masuk, suara deheman berasal dari sofa ruang tengah membuat Tae Yang membeku seketika. Itu suara deheman Ayahnya. Orang yang sangat ia hindari selama lima tahun terakhir ini.

"Kau dari mana saja,Hah?! Sudah Ayah bilang untuk mengakhiri hubungan kalian!", foto-foto dirinya dan Se Na terpampang jelas di atas meja.

Diam!
Tae Yang hanya bisa menahan emosinya.

"Sudah berapa kali Ayah bilang fokus saja dengan Ji Yeon! Kau lupa tujuan kita apa?!!"

Tae Yang tertawa mengejek setelah mendengar ucapan Ayahnya barusan.

"Hah?! Tujuan kita? Sepertinya Ayah lupa kalau hanya Ayah sendiri yang terlalu berambisi akan kekuasaan."

"Mwo?!"

"Mianhe Appa. Mulai sekarang aku akan berhenti melakukan apa yang Ayah suruh. Aku tidak ingin ada yang tersakiti di sini." Tae Yang lalu berjalan sebaliknya. Ia merasa lebih baik dia sendiri yang keluar dari rumahnya.

"Apa ini karena wanita itu?! Lakukan sesukamu. Jangan salahkan Ayah kalau anak itu nanti yang akan menerima balasannya!"

Langkah Tae Yang terhenti tepat di depan pintu. Ancaman Ayahnya membuat Tae Yang sedikit terguncang. Tae Yang tahu seberapa arogannya Ayahnya ini. Sejauh ini Ayahnya tidak pernah sekali pun bermain dengan apa yang sudah ia ucapkan.

ANDANTE 2Where stories live. Discover now