Embrace The Wind Part 34 END

12.9K 1.1K 139
                                    

Lama Shania tersenyum menatap kegugupan Lauren, Ia merasakan getaran ponsel dalam tas tangan yang sejak tadi ia pegang. Shania pun segera merongoh isi tasnya, mencari ponselnya. Ia mengeluarkan ponselnya setelah mendapatkannya, tetapi saat itu juga, sebuah kertas tebal persegi ikut keluar dan terjatuh di depannya.

Shania mengernyit sebentar. Seingatnya, ia hanya menyuruh Irene membawa ponsel dan dompetnya, tetapi kenapa sekarang ia menemukan hal lain di dalam tasnya?

Tampak kertas tebal itu menyerupai lembaran foto. Ia tak tahu foto apa itu karena foto itu jatuh dengan posisi belakang foto yang berada di bagian atas. Shania akhirnya berjongkok dan mengambil foto itu.

Dengan bingung bercampur penasaran, ia membalik foto itu dan semakin mengerutkan dahinya melihat foto yang tampak seperti foto pernikahan. Namun, kenapa rasanya ia familiar dengan dua orang yang ada di dalam foto itu.

"Shania! Ayo, acaranya sudah di mulai," panggil Irene yang sudah hendak berlalu.

"Duluan saja, aku akan menyusul," ucap Shania tanpa menatap Irene. Irene sendiri hanya bisa mengiyakan dan berlalu duluan untuk melihat pernikahan teman kuliahnya itu.

Shania yang masih tak mengalihkan matanya dari selembar foto itu pun perlahan berjalan menuju beranda yang ada di ruangan itu, mencari tempat yang sedikit tenang untuk menelaah isinya foto . Foto yang mana tampak dua orang sepasang lelaki dan perempuan memakai gaun pernikahan dan tengah berciuman. Terlihat sangat romantis.

Sosoknya yang tengah serius menatap foto di luar balkon terlihat sangat cantik dan bersinar karena diterpa cahaya lampu-lampu kota malam yang terlihat sangat indah. Matanya yang bulat dengan bulu mata yang semakin lentik—berkat dandanan Irene—Shania menyadari siapa yang ada di dalam foto itu.

"Ashton?" gumamnya menyadari pria itu adalah Ashton. "Apa ini? Dia sudah pernah menikah?"

Dahinya semakin mengerut dan matanya kembali menipis menatap sang perempuan kali ini. Berusaha mengenali sang perempuan karena walau terlihat asing di mata Shania. entah kenapa ia merasa ia tahu betul siapa perempuan yang tengah berciuman dengan Ashton itu.

"Apa tadi dia menatapku?"

"Hei, kau bisa melihatku?"

"Itu karena aku tak terlihat,"

"Percuma aku bicara dengannya! Dasar pria payah tidak berguna!"

Tiba-tiba suara terdengar di sekitarnya. Membuatnya seketika membalikkan kepalanya ke samping kanan dan kiri serta ke belakangnya, seolah mencari suara-suara yang sebenarnya muncul dari dalam kepalanya. Satu-satunya yang ia ketahui sebagai suaranya sendiri, dia kembali menatap lekat foto di tangannya. Lebih tepatnya pada sang perempuan di dalam foto.

Ia sudah tak perduli dengan angin malam yang menyapu seluruh kulitnya yang terlihat melalui gaun itu. Satu-satunya yang membuatnya tertegun bahwa hanya dengan beberapa suara—yang merupakan suaranya sendiri—yang menggema seolah berada di sekitarnya, membangunkan suara-suara lain. Atau lebih tepatnya kenangan lain. Kenangan yang di mana keajaiban mulai dan berakhir.

Semuanya kembali ke kepalanya, seolah kenangan itu memang harus ada di kepalanya sejak awal. Hanya dia yang perlu mencari dan menempatkan kenangan itu kembali ke dalam kepalanya sendiri. Dengan semua kesadaran yang menghinggapi kepalanya dengan penuh keajaiban, Shania menatap tak percaya pada foto itu. Matanya menyorotkan keterkejutan, kekaguman, dan kepuasan. Terutama saat menatap sang perempuan yang berada di dalam foto.

"Ini... aku." Terdengar gumaman pelan namun yakin dari bibir kemerahan Shania. Ia tahu, itu adalah dirinya. Karena ia ingat saat itu, mereka berfoto, sebelum kemudian berciuman seperti persis yang ada di dalam foto itu.

Embrace The WindWhere stories live. Discover now