Embrace The Wind Part 3

10.4K 1K 66
                                    

Hai, dah saturday night lagi hihi. 

Btw, yang masih mau pesan Novel From The Guilty besok terakhir yah^^ jangan sampai ketinggalan~~

Selamat membaca~

***

 "K—kau ini sebenarnya apa?"

"Kau sudah percaya?" Shania tak mengindahkan perkataan Ashton dan malah kembali membalasnya dengan pertanyaan. "Kalau belum, aku masih punya banyak bukti lagi, mau lihat?"

Seakan tak kuat dengan kejutan perempuan itu lagi, Ashton segera berlalu saat Shania kembali berdiri di jalan besar itu. Ashton sempat melihat dengan jelas mobil-mobil itu menembus tubuh Shania. Persis seperti sosok angin yang kembali menjadi satu setelah mobil itu berlalu menembus Shania.

Ashton menggeleng cepat. Ia yakin itu semua pasti adalah salah satu imajinasinya. Mungkin dia terlalu banyak pikiran karena Hannah. Pasti ada penjelasan ilmiah yang bisa ia pahami akan situasi ini.

"Apa pekerjaanmu? Apa kau polisi? Atau detektif? Kenapa kau bisa mengetahui tentang dompet itu? Aku saja yang dulunya terkenal dengan keindahan dan kejelian mataku saja tak menyadari itu. Berapa IQ-mu? Kau hebat dalam mata pelajaran apa? Matematika? Fisika? Kimia? Hei! Kau mau kemana?!" seru Shania saat Ashton terus mengabaikan semua ucapan dan pertanyaannya.

Ashton terus berjalan, berusaha kembali ke rumah sakit yang jauhnya tak terbilang dekat itu. Namun, perempuan yang menurutnya khayalan itu terus mengikutinya. Menyiksanya dengan beribu pertanyaan yang membuat otaknya seperti akan meledak dan berteriak agar perempuan itu menyudahi perkataannya

"Hei, jawab aku. Pekerjaanmu apa? Hm? Hm? Ayolah," ucap Shania terus menerus.

"Kau mau apa sebenarnya?!" Ashton seketika berbalik dan berteriak frustrasi pada Shania, yang malah membuat dirinya semakin ditatap aneh oleh orang lain yang melihat tingkah Ashton.

Shania hanya bisa mencibir melihat tingkah Ashton yang memalukan di mata orang lain. Seolah perempuan itu tak merasa bersalah sama sekali telat membuat Ashton terlihat sebagai orang gila.

Menyadari tatapan itu, Ashton langsung menarik Shania yang masih terkekeh geli. Mencari tempat di mana takkan ada orang yang menatapnya aneh. Persis seperti tatapan yang ia lontarkan pada Shania beberapa saat lalu.

"Apa maumu sebenarnya? Katakan!"

Wajah Shania seketika berubah serius. Tatapan penuh permohonan. Ia tahu, hanya Ashton yang dapat membantunya. Hanya Ashton yang dapat melihat dan menyentuhnya. Mungkin Ashton adalah jalan keluar yang diutus tuhan untuknya, begitulah menurut Shania.

"Aku ingin meminta bantuanmu."

"Apa?"

"Cari tahu kenapa aku bisa menjadi begini," ucap Shania memohon penuh keseriusan dan kesedihan yang tersirat. Bagaimanapun, sangat berat yang ia rasakan beberapa hari ini karena wujudnya ini. "Kenapa aku tak nampak seperti manusia sedangkan aku bernyawa. Kenapa aku nampak seperti seperti arwah penasaran?"

Ashton tersenyum kecut dengan santai, ia menaikkan sebelah alisnya menatap Shania mencemooh.

"Kau yakin kau masih bernyawa? Setelah kulihat lagi, sepertinya benar kalau kau adalah arwah gentayangan."

Shania langsung menggeleng cepat. Shania pun langsung mengambil tangan Ashton dan menaruhnya di dadanya.

Ashton cukup kaget. Walau Shania bukan menaruh tangan Ashton di dada bagian yang tabu, Ashton tetap kaget. Bagaimanapun ia tak pernah menyentuh tubuh perempuan lain, kecuali tangan mereka. Tetapi ini dada?! Perempuan itu benar-benar gila!

Embrace The WindWhere stories live. Discover now