38. Dia Kembali

84.4K 6.2K 752
                                    

Kami bertujuh berlari keruang kepala sekolah dan menguping. Kepala sekolah mengeluarkan Alexa dari sekolahan karena perbuatannya. Saat kami berdiri didepan pintu ruang kepala sekolah, tiba tiba Alexa keluar dari ruangan itu.

Alexa menatap kami dengan penuh amarah kecuali saat menatap Naran.

"Jangan senang dulu kamu, cewek sial*n".Batin Alexa kesal.

Aku tersenyum saat mendengar kekesalan Alexa yang ia ucapkan hanya dihatinya.

"Aku lupa bilang sesuatu kekamu".Ucapku lalu tersenyum menatap Alexa.

"Selain aku bisa melihat hantu, aku juga bisa baca pikiran orang, jadi kamu ga bisa sembunyiin sesuatu dariku".Ucapku lalu tersenyum lagi.

Alexa menaikkan sebelah alisnya.

"Pantes aja, kayaknya kamu tau segalanya".Ketus Alexa membuang muka.

"Dari awal saat kita ketemu kamu, aku udah baca pikiran kamu. Kamu tertarik sama Naran, cuma karena dia tampan kan? Mencintai seseorang jangan hanya dilihat dari fisiknya, tapi juga hatinya. Kamu cantik, tapi hati kamu nggak. Itu yang buat anak anak satu sekolahan benci sama kamu".Jelasku panjang lebar.

"Lagian, hari ini hari terakhirku disini. Kamu menang".Ucap Alexa.

"Kamu mengakuinya?".Tanyaku ragu.

Alexa menggangguk.

"Kamu memang pintar".Ucap Alexa sambil menatapku.

"Bukan aku yang pintar, tapi kamu yang bodoh".Ujarku lalu tersenyum.

"Ga nyangka, dalam beberapa hari Evie langsung berhasil nyingkirin dia".Puji Casandra lalu tersenyum.

"Namamu, Evie?".Tanya Alexa.

"Eveline Adalina".Sahutku.

"Kak Evie, aku ga akan minta maaf kekamu, karena aku ga merasa bersalah. Tapi makasih, kalian udah mempermalukanku".Ucap Alexa lalu berjalan pergi meninggalkan kami bertujuh.

"Hari ini seru banget".Ucap Abel.

Bel masuk berbunyi, kami masuk kekelas masing masing dan belajar seperti biasa. Saat jam istirahat kami bertujuh pergi berbarengan kekantin seperti biasa. Memesan makanan yang sama, kali ini Mie Ayam dan Milkshake Vanilla.

Kami duduk dimeja langganan kami bersama sambil mengobrol. Saat sedang mengobrol, pandangan mataku selalu tertuju kepojok kantin didekat tempat sampah. Aku melihat Rachel berdiri disana.

"Kenapa dia datang lagi?".Batinku bertanya tanya.

Naran mengikuti arah tatapanku dan menyadari keberadaan Naran.

"Kamu liatin dia?".Tanya Naran.

Aku menggangguk pelan.

"Dia bilang dia ga akan kesini lagi, tapi kenapa dia kesini?".Tanyaku heran.

"Siapa sih?".Tanya Abel.

"Rachel, kan?".Tebak Melle.

Aku menggangguk sambil tetap menatap Rachel.

"Rachel siapa?".Tanya Nicho.

"Hantu kakak kelas, dia naksir sama Evie".Sahut Casandra sambil melahap makanannya.

"Evie disukai hantu?".Kaget Allen.

"Aku mau bicara sama Rachel, kalian tunggu disini ya".Ucapku lalu berdiri.

Aku mengisyaratkan agar Rachel mengikutiku dan untungnya Rachel mengerti dan ia mengikutiku hingga didepan gudang yang sepi.

"Kamu ngapain kesini lagi? Ga mau balik kealam kamu aja?".Tanyaku.

Tiba tiba saja wajah Rachel memerah lalu ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Apa sih?".Heranku.

"Aku kangen kamu".

"Hah?".Tanyaku.

"Aku selalu keinget kejadian waktu itu, saat aku....".

Rachel lebih memilih untuk tak melanjutkannya karena tau bahwa aku pasti mengerti.

"Aku aja udah lupa tuh".Ucapku cuek.

"Aku ga mau inget, tapi selalu keinget. Kamu bisa ngehapus ingetan aku ga sih?".

"Aku bukan dukun".Ucapku kesal.

"Aku keinget terus, ga bisa lupa".

"Lagian kamu main nyosor nyosor aja, sekarang salah siapa?".Kesalku.

"Salah aku, tapi emang kamu mau kalau kita beneran dilempar kelautan api? Aku sih gapapa, tapi kalau kamu? Kamu bisa mati. Aku lakuin itu juga demi nyelamatin kamu, ga peka banget sih!".

"Makasih".Ucapku lalu tersenyum.

"Jangan senyum ah, nanti makin susah bagi aku buat lupain kamu. Kamu sengaja ya?".

"Nggak".Sahutku singkat.

"Seingatku kamu dulu jarang senyum. Sekarang jadi sering senyum, baguslah".

"Dulu, prinsipku adalah, Ga ada yang lucu ya ga perlu senyum. Tapi sekarang aku ngerti, senyum itu ga harus saat ada yang lucu, kan?".Ucapku lalu tersenyum lagi.

"Andai aku masih hidup. Mungkin ga bagi aku bisa milikin kamu? Naran pasti beruntung banget ya".

"Masih ada banyak halangan dihubungan aku sama dia. Belum lagi soal Andrea, sihantu yang cinta mati sama Naran".Ucapku lalu tertegun.

"Kamu itu baik, tapi terlalu baik sampai sampai kamu mudah dibodohi".Ucapku menatap Rachel.

"Andai kamu masih hidup, 55% aku akan jadi milik kamu.... Tapi sayangnya, sekarang udah ga mungkin".Lanjutku.

"Kenapa umur aku pendek banget? Aku masih mau hidup. Kadang aku iri sama kalian, yang masih bisa bahagia didunia. Sedangkan aku, bahkan nyentuh kaki orang tuaku aja aku ga mampu".

"Memang kadang orang baik itu pasti meninggal lebih dulu. Tapi itu bukan berarti yang berumur panjang itu orang jahat".Ucapku.

"Walau kamu udah ga ada, fans kamu masih banyak. Aku pernah tanya kebanyak murid disekolah ini, mereka masih ingat kamu, bahkan mereka masih nyimpan foto mereka bareng kamu. Kamu kelihatan jauh lebih baik saat masih hidup".Lanjutku.

"Populer itu penyebab kematianku, aku lebih milih aku ga populer dari pada resikonya kematian".

"Oh ya, Naran marah soal aku nyium kamu?".

"Nggak, dia ga akan cemburu sama hantu".Sahutku singkat.

"Aku pergi duluan ya Evie, kalau aku kangen kamu, aku akan mampir kerumah kamu, bye Evie".

Tak kusadari, 10 menit telah berlalu, aku berlari kembali kekantin lalu kembali mengobrol sambil makan. Naran tidak penasaran dengan apa yang aku obrolkan dengan Rachel, karena Naran memang orang yang tidak suka ikut campur.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now