27. Semua Menolak

94.7K 7.1K 531
                                    

"Rachel?! Si hantu itu?".Tanya Melle.

"Pasti dia, Saat dia pergi, Kejadian buruk langsung terjadi, apa kalian tidak merasa aneh? Sebenar apa sih maunya si hantu tidak tau diri itu? Bisanya bikin ulah!".Omel Naran dengan amarahnya yang meledak.

"I-iya juga sih... Tapi kan, bisa juga bukan dia".Bantah Casandra.

"Naran!!".Panggil Nicho yang baru saja tiba dirumah sakit.

"Nic, Bel, Len".Sapanya singkat.

"Gimana Eveline?".Tanya Abel.

"Sekarang bukan soal Evie lagi".Balas Naran pelan.

"Apa?".Tanya Allen.

"Vally...".Ucap Naran pelan yang tak mampu ia lanjutkan.

"Vally meninggal".Lanjut Casandra.

"Apa?!".Kaget Allen.

"Kenapa bisa?!".Tanya Abel.

"Kecelakaan".Sahut Melle.

"Sudah kutebak, hari ini akan tiba, dan pada akhirnya tiba juga".Ucap Nicho pelan.

"Apa? Kamu sudah tau Vally akan meninggal?".Tanya Naran dengan menahan tangisnya.

"Ya, sudah tau.. Karma".Sahut Nicho.

"Apa?".Tanya Naran.

"Kamu tau betapa kasarnya gadis itu pada Evie, kebenciannya pada Evie sangat dalam, matanya menunjukkan segalanya, dari tatapannya, tutur katanya".Jelas Nicho.

"Dia sudah tiada, jangan terus terusan membicarakan hal buruk tentangnya".Ucap Melle.

"Kami hanya mengatakan fakta, tidak ada yang dilebih lebihkan".Bela Abel.

Melle dan Casandra duduk dikursinya disusul oleh Abel, Allen dan Nicho.
Sedangkan Naran masih terduduk didepan ruanganku.

Paman dan bibi keluar dari ruanganku.

"Paman, bibi".Sapa Naran.

Naran memperkenalkan teman teman satu persatu pada paman dan bibi.

"Paman dengar, kamu sudah bayar administrasi Evie, itu benar?".Tanya paman kepada Naran.

"Ya".Sahut Naran singkat.

"Paman akan mengganti uangmu, siang ini akan paman ganti, berapa jumlahnya?".Tanya paman.

"40 juta, tapi itu bukan masalah".Sahut Naran.

"40 juta, bukan masalah besar bagi paman. Tenang saja, selagi paman masih mampu, akan paman ganti uangmu".Ucap Paman.

"Tidak usah, aku ikhlas membayar administrasi Evie. Lagipula Evie tenggelam karna ku".Tolak Naran.

"Paman dan bibi mengerti, kamu tidak sengaja kan? Tidak apa apa, paman merasa tidak enak. 40 juta untuk anak SMA sepertimu, sangat tidak mudah".Ucap paman lalu tersenyum.

"Kamu habis menangis?".Tanya bibi pada Naran.

Naran menghapus sisa air matanya lalu tersenyum.

"Ya".Sahutnya singkat.

"Ada apa?".Tanya bibi dengan lembut.

"Pacarku, baru saja meninggal, dirumah sakit ini".Sahut Naran sambil menahan tangis.

Bibi memeluk Naran yang berusaha nampak kuat.

"Turut berduka cita, kamu anak yang kuat. Tuhan pasti menjagamu".Bisik bibi ditelinga Naran.

Naran tersenyum tenang, lalu membalas pelukan bibi yang hangat.

Bibi melepas pelukannya lalu menatap Naran dan teman teman lainnya.

"Paman dan bibi pamit pulang dulu, nanti siang kami akan datang lagi. Selamat tinggal".Pamit Bibi.

"Tolong jaga Evie baik-baik".Pamit paman lalu pergi bersama bibi.

Naran menghela napasnya, ia merasa jauh lebih tenang dan lega.

"Kamu tidak mau menemui Vally, untuk terakhir kalinya?".Tanya Abel.

"Tidak..., kalian saja".Balas Naran.

"Aku tidak juga".Ucap Nicho.

"Sama".Ucap Abel.

"Ya".Lanjut Allen.

"Aku tidak".Ucap Casandra.

"Aku juga".Ucap Melle.

"Tidak ada yang mau? Satupun?".Tanya Naran.

Mereka bergeleng kompak sambil menatap Naran.

"Baiklah, aku hanya akan mengunjungi kuburannya".Ucap Naran.

Naran menunggu Rachel kembali karena ia yakin Rachel akan kembali kerumah sakit untuk menengokku.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin