13. Mengalah

122K 9.5K 162
                                    

Setelah berjalan beberapa lama, akhirnya aku sampai kembali didepan rumah sakit. Aku kembali masuk langsung keruanganku lewat jendela sedangkan aku menyuruh Karina dan Andrea menunggu diluar jendela. Aku mendengar ayah dan ibu menangis histeris sambil memanggil namaku.

Aku menghampiri mereka yang menungguku diluar ruangan.

"Ayah, Ibu." Panggilku.

Ibu langsung memelukku dengan sangat erat.

"Kamu dari mana, sayang?" Tanya ibu sambil tetap memelukku.

"Cuma abis beli makanan aja." Aku berbohong.

Ibu melepas pelukannya lalu menatapku.

"Lain kali kamu minta ijin dulu dong!"

Aku membawa ayah dan ibu masuk keruanganku lalu membuka jendela dengan lebar.

Andrea dan Karina langsung masuk kedalam ruanganku.

"Ini temen baru aku, Karina." Ucapku memperkenalkan Karina ke ibu.

Karina langsung bersalam kepada ayah dan ibu lalu tersenyum manis. Andrea menatapku terdiam.

Dirumah sakit ini, aku melihat banyak arwah yang bermondar mandir. Berbagai macam dari mereka, ada yang baru meninggal, dan ada yang sudah lama meninggal namun tetap menetap disini. Tangisan mereka terdengar ditelingaku, membuat telingaku berdengung hingga sakit.

Aku mengecek ponselku yang ada disaku.

Naran : Pulang sekolah, aku langsung kerumah sakit ya...

Sms yang kuterima dari Naran membuat Andrea menatapku dengan tatapan kurang mengenakkan.

Aku kembali berbaring dikasurku.

"Kepalamu bagaimana?" Tanya Karina.

"Perih, ini kapan jahitannya bisa dibuka?" Tanyaku pada ibu.

"Belum tau, tunggu lukamu kering kayaknya." Sahut ibu, ragu.

"Maaf ya, Aku tidak bisa melakukan apa yang kamu minta." Ucapku pada Andrea sambil menatapnya yang lagi berdiri dipojok ruanganku.

Ibu, Ayah, dan Karina langsung mengerti dan tersenyum.

"Kamu lihat sesuatu?" Tanya Ayah.

"Dia minta apa?" Tanya Ibu lagi.

"Dia minta aku jauhin Naran, dia suka sama Naran." Sahutku singkat.

Ibu mengernyit bingung, "Naran? Hantu kok sukanya sama manusia? Kan beda alam."

Aku menatap Andrea yang melayang keluar dari ruanganku.

"Dia sudah pergi." Lirihku.

Terlahir sebagai Indigo membuatku mengerti keegoisan dan perasaan hantu tak kasat mata. Menyukai makhluk beda alam, dengan cara sangat memaksa. Andrea tidak jahat, hanya saja karena ia sangat menyukai Naran.

Menyukai itu bukan berarti harus memiliki. Sepertiku, aku mengalah demi Vally. Perempuan yang sepertinya sangat mencintai Naran, Vally juga terlihat lebih baik dariku. Penampilannya feminim, murah senyum dan cantik.

Aku tau, menjauhi orang yang kita sukai itu pasti menyakitkan. Tapi aku menjauhinya bukan tanpa alasan, aku melakukannya demi Vally.

Vally yang terlihat seperti sangat membenciku saat Naran memperhatikanku. Aku baru saja mendapat teman, aku tidak ingin langsung kehilangan mereka.

Naran, laki-laki yang baik padaku saat masih belum saling mengenal, tulus, dan sangat lembut.
Benar-benar pacar idaman semua perempuan, hanya saja pria sepertinya benar-benar sudah jarang dan hanya ada 1 yang akan memenangkan Naran. Pastinya, itu bukan aku.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now