25. Paman Dan Bibi

101K 7.3K 474
                                    

"Aku... Liat Evie dulu ya?".Ucap Naran kemudian berdiri dari tempat duduknya.

Naran membuka pintunya lalu melangkah masuk keruanganku. Naran perlahan mendekatiku yang terbaring koma diatas ranjang rumah sakit, bibir yang semakin pucat dan keadaan yang sama sekali tidak membaik.

"Eveline...".Sapa Naran sambil tersenyum menatapku.

"Andai waktu itu, kamu nerima aku... Aku pasti ga akan pacaran sama Vally. Walau sekarang aku dah punya pacar, kamu tetap nomor 1".Ucap Naran lalu membelai rambutku dengan lembut.

Naran melihat hapeku tergelatak dinakas sebelah ranjangku lalu ia langsung mengambilnya.

"Ini hape Evie? Pasti ada nomor telepon seseorang yang bisa kuhubungi".Pikir Naran lalu keluar sambil membawa hapeku.

"Itu apa?".Tanya Melle.

"Hape Evie, aku pengen lihat siapa tau ada nomor telepon seseorang yang bisa kuhubungi".Balas Naran lalu menyalakan hapeku.

Naran langsung pergi kekontak dan melihat nomor telepon, ia melihat nomor telepon yang dinamai dengan sebutan paman dan bibi, akhirnya Naran menelpon paman melalui hapenya.

"Halo,ini pamannya Eveline".Tanya Naran(Telepon).

"Iya, ini siapa ya? Ada perlu apa?".Tanya pamanku.(Telepon).

"Maaf, paman. Saya cuma mau beritahu, Eveline sekarang sedang di Rumah Sakit Permana, dia sedang koma karena tenggelam didanau, paman dan bibi bisa kesini kan?".Tanya Naran dengan sedikit rasa gelisah dihatinya.(Telepon).

"Rumah sakit lagi? Kemarin baru saja keluar dari rumah sakit, kenapa sekarang dia masuk lagi?".Panik paman(Telepon).

"Pokoknya, paman datang saja".Ucap Naran lalu mematikan teleponnya.(Telepon).

Naran menghela nafasnya lalu kembali menatap hapeku.

"Foto profilnya foto dia pas masih kecil ya? Cute juga...".Ucap Naran dalam hati lalu tersenyum.

Melalui hape Naran, Naran mengirimkan foto dirinya kehapeku.

"Aku pasang jadi foto profil aja".Bisik Naran pada dirinya sendiri.

Naran memasang fotonya menjadi foto profil dihapeku lalu ia tersenyum lebar.

"Pasti dia bakal kaget".Ucap Naran lalu tersenyum tipis.

"Tapi, sampai kapan aku harus menunggu kamu sadar? Cepat sadar ya, Evie".Lanjutnya lagi.

Naran mematikan hapeku lalu memasukkannya kedalam saku celananya. Naran duduk ditempat duduknya, menatap Casandra dan Melle yang hanya tertunduk diam, mimik sedih terukir diwajah mereka berdua.

"Kalian sepertinya benar-benar menyayangi Evie ya?".Tanya Naran begitu melihat wajah casandra dan Melle.

"Tentu saja! Dia itu teman yang baik dan sangat tulus, juga polos".Sahut Casandra sambil menatap Naran lalu kembali menunduk.

Naran melihat paman dan bibi dimeja administrasi namun Naran tak mengenalinya jadi dia hanya diam saja, sampai Casandra yang melihat paman dan langsung berlari menghampiri paman dan bibi.

"Paman?!". Panggil Casandra sambil berlari menghampiri paman dan bibi.

"Casandra? Dimana ruangannya Eveline?".Tanya bibi.

Casandra menunjukkan ruanganku dan akhirnya paman dan bibi langsung berlari masuk keruanganku. Casandra kembali duduk ditempatnya lalu tersenyum menatap ruanganku.

"Itu pamannya?".Tanya Naran.

Casandra menggangguk.

"Aku merasa bersalah karena enggak mencegah Evie semalam".Ucap Casandra.

"Ini semua karena aku, aku yang dirasuki, aku juga yang mendorongnya".Ucap Naran.

"Ini karena Rachel, bukan salah kalian berdua".Ucap Melle.

"Aku kan tidak sengaja"

Naran menoleh kearah suara Rachel yang ternyata berdiri didekatnya. Naran menghela napasnya lagi sambil menatap Rachel.

"Rachel, ada didepanku sekarang".Ucap Naran.

Casandra dan Melle menatap kearah yang sama dengan Naran.

"Untuk apa dia disini?".Tanya Melle.

"Dia bilang, dia ga sengaja".Balas Naran.

"Udah terlambat untuk sebuah permintaan maaf".Ketus Casandra lalu kembali menunduk.

"Mentang mentang tampan, kamu pikir kamu bisa melakukan apa yang kamu inginkan? Jangan seenaknya".Omel Melle lalu ikut menunduk.

Naran menatap Rachel lalu tersenyum tipis.

"Aku pergi dulu"

Naran menatap Rachel yang melayang pergi entah kemana.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang