Page 13 - B. Saudara

Mulai dari awal
                                    

Renjun : "Gue turut perihatin sama lo, Jen. Lo nggak masuk tipe ideal-nya Hina."

Mendengar omongan ketiga temennya, Jeno cemberut. Ia merasa seperti anak bawang yang selalu beda sendiri.

Hina yang nggak mau ikut campur urusan internal keempat cowok itu, langsung kabur diam-diam dan memilih main bareng dedek squad.


Jeno : "Biarin gue nggak bisa masak, yang penting gue ganteng! Kalau nanti gue nikah sama Hina, kita berdua bisa belajar masak bareng di dapur. So sweet 'kan? kayak drama yang ada di tv...!"

Haechan : "Iya, lo ganteng tapi garing! Kebayang nggak sih Hina bakal sebosen apa kalau jadi istri lo? Mending gue dong! udah ganteng, imut, pinter masak dan humoris. Bahagia banget tuh rumah tangga gue...!"

Jaemin : "Anjir! lo ngomong aja typo, Chan! Lo tuh amit-amit, bukan imut! Nggak usah kegeeran deh! Gue aja yang ganteng-nya kayak Lee Seunggi, imut-nya kayak bayi dan jago masak kayak chef Juna aja nggak koar-koar!"

Haechan : "Barusan lo koar-koar, Jaem!"

"Itu bukan koar-koar. Tapi kenyataan yang dibeberkan! Denger, ya. Kalo gue sama Hina nikah, Song-Song couple bakal kalah! Lewat...!" Kata Jaemin dengan pede.


Jaemin, Haechan dan Jeno masih terus berdebat tentang siapa yang cocok jadi suaminya Hina, sampai lupa untuk nerusin masak kimbab.

Renjun yang lagi gulungin kimbab sendirian, langsung berkacak pinggang sambil mukulin kepala mereka bertiga pakai centong nasi.

"Heh! Nggak usah delusi! Emangnya Hina mau sama kalian?! Nilai ujian masih dibawah lima puluh aja bangga! Digampar nenek Gong, tau rasa lo! Cepet beresin masakannya!"

"Heh! Nggak usah delusi! Emangnya Hina mau sama kalian?! Nilai ujian  masih dibawah lima puluh aja bangga! Digampar nenek Gong, tau rasa lo!  Cepet beresin masakannya!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka masih hidup, kak. Jangan panik..." kata Herin mencoba menenangkan Hina. Hina yang baru datang ke ruang tamu, hampir berteriak saat melihat Ningning, Jisung, Chenle dan Lami tengkurap diatas karpet dan bejejer macam ikan sarden.

"Kasian. Mereka pasti kelaperan. Kalau Herin emangnya nggak laper? Kok nggak ikut tiduran sih?"

"Hehe~ enggak, kak. Tadi aku udah makan siang bareng kak Jeno sama kak Mark. Jadi nggak terlalu laper..."

Hina menganggukan kepalanya setelah mendengar jawaban Herin. Hina lalu menghampiri dedek squad yang lagi tiduran di atas karpet, dan membangunkan mereka.


"Hei. Kalian bosen, ya? bentar lagi jadi kok makanannya..."

"Aduh, kak... Lami nggak kuat. Mau makan di mimpi aja..."

"Iya nih. Ningning juga udah lemes banget. Mau delivery ayam aja di mimpi..."


Mereka kembali diam dan menelungkupkan wajahnya di atas karpet. Hina menggaruk tengkuknya dengan bingung.

Our Page | NCT 00Line ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang