#7 Kebetulan ataukah Takdir?

Start from the beginning
                                    

"Wajar saja. Tn. Ahn memiliki banyak aset dan juga perusahaan mereka sangat berkembang. Jadi, ku rasa itu hanya sebagian kecil dari yang ia miliki." Ujar Sekretaris Im menenangkan sedikit Shi Kyung.

"Walaupun begitu, tetap saja. Itu hanya akan menimbulkan spesikulasi nantinya. Aku tidak mau menerimanya."

"Di mengerti, Daepyonim"

Langkah Shi Kyung terhenti tepat di depan mobilnya.

"Hyung.. Berhentilah memanggilku dengan sebutan itu terus. Aku juga ingin kau memanggil namaku seperti biasanya."

"Ini masih jam kerja, Daepyonim"

"Haaa....", Shi Kyung menghela napas kembali. Ia mengerti dengan sifatnya yang selalu profesional.

"Aku akan berkendara sendiri. Hyung bisa pulang dan beristrahat", membuka pintu mobilnya dan duduk di kursi pengemudi.

Sekretaris Im membungkuk hormat sebelum mobil Shi Kyung akhirnya pergi dan menghilang dalam jarak pandangnya.

****

Shi Kyung berkendara dengan sangat nyaman. Sesekali juga ia bersiul atau pun mengikuti lirik pada lagu yang sedang ia putar.

Tak lama Shi Kyung mengemudi, ia tiba-tiba saja menepikkan mobilnya saat tak sengaja, ia melihat seseorang yang di kenalnya sedang kebingungan di salah satu depan sebuah cafe. Yeah, dia Ahn Ji Yeon gadis yang resmi berkenalan dengannya semalam.

Shi Kyung turun sesaat mobilnya ia tepikan dan berlari ke tempat Ji Yeon berdiri sekarang.

Ji Yeon kebingungan saat melihat Shi Kyung yang kini sudah ada di depannya dengan sedikit peluh keringat yang melengket di dahinya.

"Kau kenapa?", tanya Ji Yeon yang sedikit bingung karena Shi Kyung berlari padanya.

"Mencari sesuatu?", alis Shi Kyung naik sebelah. Ji Yeon awalnya tak mengerti. Namun, ketika Shi Kyung mengedikkan alisnya ia baru paham kalau itu sebuah pertanyaan untuknya.

"Oh, Iya! Antar aku ke cafe Ibumu. Aku harus mengembalikkan uang yang dia berikan padaku."

"Cafe Ibuku?"

"Iya!Cafe Ibumu. Palli!"

"Jadi dari tadi kau mencari Cafe Ibuku?"

"Jangan bertanya terus. Cepat antar aku kesana. Aku sudah lelah mencarinya dari tadi."

Seketika Shi Kyung mengeluarkan tawanya. Tak terlalu terdengar di telinga Ji Yeon karena tawa Shi Kyung seperti sedang menahannya untuk tidak terbahak.

"Apa ada yang lucu di wajahku ini?" Ji Yeon menunjuk wajahnya sendiri.

"Ani! Josonghaeyo. Geundae... kau benar-benar mencari cafe Ibuku, majja?"

Ji Yeon mulai merasa jengkel karena orang ini belum paham juga.

"Aish.. sudah berapa kali aku katakan. Apa aku harus mengatakannya seribu kali, baru kau akan mengerti, Lee Shi Kyung-ssi?"

Shi Kyung tersenyum senang, setalah ia mendengar namanya disebut. Tak di sangka Ji Yeon masih mengingat namanya dan menyebutnya dengan lengkap. Entah kenapa, hati Shi Kyung berdesir ketika mendengar Ji Yeon menyebutnya namanya dengan gaya juteknya. Itu lebih indah di dengarnya.

"Lee Shi Kyung-ssi? Jogiyeo, Lee Shi Kyung-ssi?" Sambil melambai-lambaikan di wajah Shi Kyung.

"Kenapa dia bisa semanis ini?", batin Shi Kyung dan masih terus menatap Ji Yeon dengan wajahnya yang sedikit serius.

"Hyak!! Kau mendengarku atau tidak?!!", teriak Ji Yeon pada Shi Kyung yang sedang tenggelam dalam pikirannya.

Shi Kyung terperanjat dan kini kesadarannya berada di dunia sudah kembali.

ANDANTE 2Where stories live. Discover now