Chapter 30

625 57 27
                                    

Bunyi ketikan demi ketikan keyboard laptop menjadi satu satunya suara yang menggema di ruangan sosok pria bersurai kuning tersebut. Ia sedang mengerjakan dokumennya, hingga tengah sore seperti ini ia masih terus bertaut dengan keyboard dan data yang ada di depan layar terpanya.

''Sudah jam 4 sore? Ah, kenapa waktu cepat sekali." Naruto memijit pangkal hidungnya dan memejamkan matanya sejenak.

"Hinata." Gumam Naruto dengan nada pilu hingga tak sadar Naruto mengepalkan gengamannya begitu kuat hingga tangannya memutih hanya untuk menahan rasa sakit, ngilu di ulu hatinya dan perih yang melanda perasaannya tiap kali mengingat nama itu. "Bagaimana kabarmu? Kau tau, aku merindukanmu sangat." Jatuh sudah airmata dari manik kebiruan Naruto.


Seandainya rindu dapat mendatangkan dirimu dengan cepat, mungkin aku sudah memilikimu berkali lipat.




Konohamaru dan Moegi kini telah duduk di salah satu meja yang berada di kedai ramen. Konohamaru kini sedang memakan ramennya ditemani dengan ocha dinginnya. Sedangkan Moegi sedang menyantap ramennya. Moegi menatap kearah Konohamaru yang tengah lahap menyantap ramennya.

"Aku tidak tau jika kau seromantis ini.'' Seru Moegi dengan menyangga dagunya dimeja menatapi Konohamaru dengan sumringahnya.

''Tentu saja, jika kulakukan untuk memanasi hati seseorang.''

"A-Apa?'' Moegi tersentak. Raut wajah Moegi berubah menjadi sendu.

''Tak usah dipikirkan. Aku hanya asal bicara. Lupakan saja.'' Konohamaru tersenyum tipis. Moegi pun menjadi berubah tersenyum.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya Moegi.

"Kau ingin bertanya apa?" Tanya Konohamaru menautkan alisnya heran.

"Apa kau memiliki hubungan dengan Hanabi?" Tanya Moegi. Seketika wajah Konohamaru berubah menjadi serius sekarang.

''Kenapa kau ingin mengetahui hal itu?" Ucap Konohamaru sambil memaksakan senyumnya.

''Uhm, aku hanya ingin tau saja. Jika kau memiliki hubungan dengannya, aku-"

"Aku tak memiliki hubungan apapun dengannya." Ucap Konohamaru cepat memotong pembicaraan Moegi.

"Kau yakin?" Tanya Moegi yang tak percaya.

"Ya. Lagipula untuk apa memiliki perasaan pada gadis searogan Hanabi. Huhh, kau lucu Moegi. Justru aku merasa muak melihat wajahnya saja." Ucap Konohamaru tersenyum kecut.

Moegi tersenyum tipis mendapat jawaban dari pertanyaan melalui mulut Konohamaru. Namun entah mengapa ia tak yakin, ada sedikit keanehan. Entah apa.

Tanpa disadari oleh mereka, ada sosok yang menghadap kontras dengan mereka tengah meremas gelas berisi orange juicenya. Setitik liquid bening kembali menetes.

"Kenapa aku me-menangis?" Gumamnya. Terasa sangat ngilu di ulu hatinya mendengar perkataan Konohamaru. Ia pun lantas bangkit dan berlari mencapai pintu kedai ramen itu. Entah mengapa, terlalu sakit baginya didalam sana.




Hanabi POV....


Kenapa aku berlari? Kenapa aku harus pergi menjauh dari apa yang aku dengar didalam sana? Aku tidak tahu berapa banyak orang yang memakiku setelah tertabrak olehku.

''Maaf... Maaf..." Gumamku dengan berojigi kepada orang-orang yang kutabrak.




Hanabi POV End...




Hanabi sudah menjauh dari pintu kedai. Tanpa Hanabi sadari seorang pria bersurai coklat, sangat terkejut mengetahui ternyata Hanabi mengikutinya sampai ke kedai ramen. Sudut bibirnya terangkat.

''Ini baru permulaan Hana...''






Bersambung...


Voment...😘😘

My Beloved SisterWhere stories live. Discover now