Chapter 10

926 78 4
                                    

Naruto menyandarkan kepalanya pada kursi kebanggannya itu. Ia sangat lelah sudah berjam-jam menatap komputer dan menarikan jarinya pada keyboardnya itu.

Matanya terpejam, ia memikirkan yang masih membuatnya tak percaya. Sangat aneh dengan dirinya. Entah mengapa ia begitu sangat menyukai interaksinya bersama Hinata. Ia tak begitu galau atau kalut lagi karena Hanabi marah padanya. Mungkinkah perasaannya berubah? Pikir Naruto.

Ponselnya berdering, ia menyudahi kegiatan melamunnya yang tak henti dipenuhi oleh bayang Hinata sekarang. Ia mengambil ponsel yang berada di atas meja yang letaknya tak jauh darinya. Dilayarnya tertulis nama adik sepupunya.

"Moshi-Moshi, Nii-San."

"Konohamaru? Bagaimana kabarmu eh?" Suara Naruto terdengar kaget dengan adik sepupunya yang sudah lama tak bertemu dengannya.

"Aku sehat-sehat saja, Nii-San. Aku hanya mengabarimu saja. Ummm, jika aku akan kembali ke Jepang nanti siang.'' Ucap diseberang sana dengan nada santainya.

"Benarkah? Aku akan menjemputmu di bandara. Kapan pesawatmu akan tiba?'' Seseorang yang disebut Konohamaru pun tertawa pelan.

''Kau sangat merindukanku eh? Hingga kau tak sabar menjemputmu."

"Entah mengapa pede mu semakin meningkat drastis ya?'' Jawab Naruto dengan menyindir.

"Nani?" Tanya Konohamaru.

"Terserah.'' Naruto menghembuskan nafasnya pelan.

"Aku senang sekali jika Nii-San ingin menjemputku. Aku akan mengabarimu nanti." Jawab Konohamaru dari seberang telepon.

"Ya ya ya.'' Gumam Naruto memutus telepon sebelum Konohamaru menjawabnya. Nampaknya ia memang sedang malas berdebat dengan adik sepupunya yang cerewet itu.

"Sudah waktunya makan siang. Hinata... Ya, aku akan mengajaknya." Gumam Naruto kemudian bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar.



Namun saat Naruto membuka pintu ruangannya, terlihatlah seorang gadis sudah berdiri didepan pintu ruangannya, entah sejak kapan.

Tatapannya sangat mengintimidasi. Sangat tajam pada sosok pria bersurai kuning itu yang terkejut.

''Hana? Kau-?"

''Ya. Aku disini Naruto-Kun.'' Potong Hanabi dengan cepat. Naruto lantas berbalik dan beralih masuk lagi kedalam ruangannya. Ia tak ingin menjadi tontonan oleh karyawannya karena menampilkan drama picisan yang mungkin Hanabi akan berteriak marah-marah padanya.

''Kenapa kau tak menghubungiku? Kau sudah tak perduli lagi denganku, Naruto-Kun?'' Tanya Hanabi dengan nada dingin.

''Aku sudah menghubungi tapi kau tak mengaktifkan ponselmu, Hana.'' Jawab Naruto dengan tegas berusaha meyakinkan.

''Benarkah? Kau selalu sibuk ya? Umm... Tapi, mau kemana kau tadi Naruto-Kun?'' Tanya Hanabi lagi yang membuat Naruto menghela nafasnya kasar.

Tak mungkinkan ia bilang ia ingin menghampiri kakaknya dan mengajaknya makan siang. Bisa-bisa nyawanya melayang detik ini juga.

''Ah, aku hanya ingin makan siang saja. Aku terkejut ternyata kau kemari.'' Jawab Naruto dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

''Dengan siapa?''

''Sendirian Hana. Dengan siapa lagi?'' Ujar Naruto geram. Dia seperti tersangka yang sedang diintrogasi polisi.

''Ummm baiklah aku percaya. Apa nanti malam kau bisa menemaniku jalan-jalan, Naruto-Kun?''

''Nanti malam ya? Jalan-jalan? Aku tak bisa Hana. Aku akan menjemput adik sepupuku di bandara. Maafkan aku ya?'' Ucap Naruto dengan tersenyum tipis berusaha meminta pengertian dari sang kekasih.

My Beloved SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang