Chapter 49 : Never Scarla Again

1.4K 53 0
                                    

~~~

Harry membukakan pintu rumah besarnya untukku. Kali ini ia tidak meninggalkanku jauh di belakangnya, sekarang ia yang berada di belakangku. Akhirnya kami sampai di rumah. Rumah yang kurindukan. Tempat dimana aku belajar banyak hal tentang sikap dan emosi Harry yang selalu berubah-ubah.

"Kau harus istirahat. Aku akan membuatkanmu teh hangat," ucap lelaki ber-t-shirt putih itu sembari mengelus kepalaku dan berlalu ke dapur.

Itu manis.

Kududukan bokongku di sofa cream di ruang keluarga. Memijat keningku dan mengambil ponselku di tas. Kurasa aku harus memberikan pesan untuk Zayn. Juga untuk berterimakasih padanya atas segala yang telah ia berikan dan lakukan untukku.

To : Zaynie
"Zayn, aku resmi kembali ke rumah Harry. Jangan khawatir, aku akan menghubungimu jika terjadi sesuatu padaku. Maaf telah merepotkan, aku sangat berhutang padamu. Terimakasih sudah menemani hari-hari beratku. Kau adalah lelaki terbaik yang pernah kumiliki, Zayn. Doakan aku, semoga aku akan baik-baik saja disini.
I still love you
Trust me

Shella xx"

"Aku tidak tahu bagaimana seleramu terhadap teh manis. Jadi kubawakan gulanya," ujar Harry sambil menaruh secangkir teh dan sebungkus gula di atas meja. Lelaki itu duduk di sebelahku dengan senyuman ringan yang jarang, bahkan hampir tak pernah kulihar. Aku hanya membalas senyumnya lalu mengucapkan terimakasih padanya.

Teh buatannya tidak begitu buruk. Ini cukup pas dengan seleraku. "Aku menyukainya," ungkapku setelah menaruh kembali cangkir itu di piringnya.

"Syukurlah.."

Keadaan hening seketika. Kumainkan jari-jariku gugup, sementara ia hanya mengulum bibirnya dan memainkan sendok di tangannya. Apa ia tak akan mengintrogasiku tentang kehamilanku yang mendadak ini? Menanyakan anaknya? Kumohon katakan sesuatu!

"Kau hamil," desisnya pelan. Saat kumenoleh padanya, ternyata ia tengah memandangi perutku. "Sejak kapan? Mengapa kau tak memberitahuku?"

Ini dia. Kutegakan dudukku dan mengelus perutku pelan. "Sudah satu bulan. Aku hanya takut kau menolaknya," lirihku kali ini tak berani menatap wajahnya. Aku takut ekspresinya berubah dan kembali pada ia yang dulu.

"Aku tidak mungkin menolaknya. Itu anakku," ucapannya membuatku mengangkat kepalaku untuk menatap wajah tampannya itu. Harry tersenyum lebar. Membuatku ikut tersenyum. Wow, dugaanku salah.

Dan seketika tangan besarnya menyentuh perutku lalu mengusapnya. Astaga. Ini yang kuinginkan sejak beberapa hari lalu. Sentuhan Harry.
Lalu tanpa kusadari, kujatuhkan air mataku terharu melihat apa yang ia lakukan padaku. Bahkan aku terisak karenanya.

"Hey, ada apa? Apa aku menyakitimu?" tanyanya cemas seraya melepaskan sentuhannya. Kugelengkan kepalaku dan menariknya ke dalam pelukan.

"Aku sungguh-sungguh mencintaimu, Harry. Meskipun kau menyakitiku. Aku memang wanita bodoh," isakku menangis dalam dekapannya. Ia mengusap punggungku dan mengecup bahuku dalam.

"Aku merasakannya. Aku tahu. Selama ini aku hanya menghindar. Maafkan aku, Shells. Aku mencintaimu," ungkapnya mempererat pelukanku.

Kulepaskan dekapanku saat sebuah nama terngiang di benakku. Scarla. Mengingat namanya saja sudah membuat jantungku bergetar hebat. Apa sikap Harry yang berubah hanya karena Scarla menyuruhnya dan Harry menjanjikan sebuah pernikahan pada gadis jalang itu? Apa ia akan menceraikanku?

"Ada apa?"

"Apa kau masih berhubungan dengan.. Scarla?" pertanyaanku membuatnya sedikit menyentakan kepalanya ke belakang. Is it true?

My Emotional Husband // [{Harry Styles}]Where stories live. Discover now