Chapter 46 : She's Pregnant?!

1.4K 72 1
                                    

~~~

*Harry's POV*

Sudah seminggu sejak gadis itu menghilang. Sudah kutanyakan pada kedua sahabatnya, tapi mereka malah menampar dan mencaciku habis-habisan. Baiklah, semua itu memang salahku. Tapi bisakah seseorang memberitahuku dimana keberadaannya agar aku bisa menebus semua kesalahanku?!

"Hentikan Harry! Kau sudah menghabiskan tiga botol!" peringat Liam yang sama sekali tak kuindahkan.

"Biarkan saja, Li. Aku tahu perasaannya," bela Sam yang kulihat kembali meneguk minumannya. Hah, bullshit! Perasaanku sangat sulit dimengerti sekarang. Bahkan aku pun tak mengerti. Di satu sisi, aku sangat membenci gadis itu karena ia berani kabur dariku, dan ia membela mantan kekasihnya yang payah itu. Tapi disisi lain, aku merasa kasihan padanya, ia selalu kujadikan pelampiasan emosiku yang tak dapat kukendalikan, dan aku sadar, mungkin aku jatuh cinta padanya.

"Ia benar-benar kacau," gumam Louis yang tak kutanggapi sama sekali. Kepalaku sudah pusing memikirkan dimana keberadaan gadis itu. Dan sekarang aku mulai muak.

"Hay, Harry!" sapa sebuah suara yang sudah sangat kukenal, well itu suara Wero. Mau apa dia kemari?!

"Mau apa kau?!" tanyaku dengan nada ketus. Menatapnya dengan tatapan jijik.

"Tenanglah.. Aku hanya ingin menghiburmu," jawabnya sembari mengusap kedua pipiku pelan. Tidak! Aku tak boleh termakan rayuannya.

"Enyahlah Wero, dia sedang tak terkendali!" usir Louis yang sangat memahamiku. Untuk kali ini.

"Diamlah!"
"Hazz, ayolah.. Kau harus bersenang-senang agar kau lupa pada gadis sialan itu!"

"Apa?! Apa yang kau katakan barusan?!" potongku saat ia mengatakan gadis sialan. Tidak! Tidak boleh ada yang mengatainya begitu!
"Pergilah! Cari saja lelaki tua yang menginginkan milikmu yang longgar itu!" hinaku lalu pergi meninggalkan ketiga temanku dan si jalang.

"Harry!" suara melengking dari Wero hanya membuat telingaku sakit. Lebih baik aku pulang dan istirahat.

~~~

Sesampainya di rumah, kulihat jam sudah menunjukan pukul 12 tengah malam. Kumasuki kamar yang sudah mirip kapal pecah ini dan lagi-lagi bayangan gadis itu yang tengah tertidur dengan lelap menghantuiku. Oh sialan! Aku sangat merindukannya!
"Shella! Kembalilah padaku kumohon! Aku membutuhkanmu!!!" teriakku seperti orang gila dengan tangisan seperti bayi yang meminta mainan pada ibunya. Fuck! Mengapa aku begitu lemah tanpanya?!

*Shella's POV*

Sudah tengah malam, aku terbangun lima belas menit lalu. Perutku tiba-tiba saja terasa sakit dan yang saat ini kuinginkan hanyalah sentuhan dari Harry. Kulirik Zayn yang masih tertidur lelap dengan wajahnya yang damai itu. Ya, kami tidur satu ranjang semenjak seminggu lalu. Alasannya, karena aku tak ingin ia tidur di sofa, ini kamarnya, aku merasa tidak enak jika ia harus tidur di sofa, dan aku butuh seseorang disebelahku. Agar aku tak merasa kesepian.

"Awwwhh.." ringisku menahan teriakan saat merasakan remasan di bagian perutku.

"Kau tak apa?" tanya Zayn khawatir dengan suara seraknya. Astaga, aku jadi tak enak. Ia terbangun karenaku. Padahal besok ia harus bekerja pagi sekali.

"No, it's okay. Hanya sedikit sakit," jawabku pelan sembari menarik dan menghembuskan nafas kasar. Berharap sakitnya segera hilang.

"Tidurlah, mungkin ini akan membantumu," tiba-tiba sebuah sentuhan di perutku, membuat tubuhku menegang. Ia mengusapnya dari luar t-shirt tipis yang kukenakan dengan lembut sembari memejamkan kedua matanya yang kurasa sudah sangat berat itu.
Oh sayangku, tolong mengerti ibu sebentar saja..

My Emotional Husband // [{Harry Styles}]Where stories live. Discover now