Chapter 3 : Bastard Carrel!

2.2K 92 4
                                    

"Kau bilang, aku murahan?!" tanyaku membentaknya dengan wajah yang kurasa kini sudah memerah. Aku marah, tentu saja! Tidak tahu diri sekali devil yang satu ini!

"Itu memang benar. Aku-"

#Dreeett.. Dreeet.. Dreeeet!!#

Suara getaran ponselku yang terletak di atas meja kecil disebelah ranjang, berhasil menghentikan ucapan Harry. Ohh, thanks God! Siapa pun yang meneleponku, terimakasih banyak. Aku benar-benar tak ingin ribut dengan pria keriting ini. Segera kuambil ponselku dan melihat siapa yang menghubungiku.

Mataku membulat melihat nama yang tertera di layar ponsel. 'Zayn's Calling'. Kulihat Harry tengah duduk di tepi ranjang sembari menatap ponsel miliknya. Ide bodoh jika aku mengangkatnya disini. Jadi, kuputuskan untuk keluar kamar dan berjalan menuruni tangga, hingga sampailah aku di dapur.

_on the phone_

"Ha-hallo?" sapaku tiba-tiba menjadi gugup.

"Hay? Ini, Shella, kan?" bodoh! Kau pikir kau bicara dengan siapa? Harry?!

"Zaynie, ini memang aku!" seruku sembari tertawa palsu.

"Ohh, sweety. Mengapa kau tidak menghubungiku seminggu ini? Aku khawatir, kau tahu? Maaf juga aku baru menghubungimu. 3 hari yang lalu, ponselku rusak. Aku baru membeli yang baru kemarin."

Aku tersenyum mendengar penjelasan kekasihku itu. Tapi, aku juga sakit, mengetahui bahwa ia peduli dan khawatir padaku. Ohh, aku sangat merindukannya. Tidak Shella! Jangan menangis sekarang! "Iya, maafkan aku, ponselku disita mom selama 6 hari. Kemarin jadwal kerjaku padat. Bagaimana pekerjaanmu, babe?" aku tidak berbohong soal ponselku disita. Itu semua karena Carrel! Dia selalu mengganggu kehidupanku. Jadi, mom pikir, aku hanya sibuk dengan ponselku saja. Tapi, soal jadwal kerjaku yang padat, aku berbohong karena perjodohan ini, well, belum saatnya Zayn tahu.

"Bagaimana? Kau mau?"

Suara Zayn menyadarkanku dari lamunan. Bagaimana? Bagaimana apanya? "Ah? Umm..."

"Kau tidak mendengarku ya? Ada masalah disana, love?"

"Ti-tidak. Aku hanya melihat.. Kecoa tadi, heuh. Jadi, apa yang kau bicarakan?" jawabku dusta.

"Kau itu menggemaskan ya? Aku semakin merindukanku, sweetheart. Begini, tadi aku bilang, kau mau tidak kencan bersamaku, lusa?" ulangnya membuatku terkejut. Kencan?!

Lusa? Kurasa tidak buruk. Mungkin, lusa waktu yang tepat untuk menjelaskan padanya tentang perjodohanku. "Okay, kurasa aku kosong. Apa ini acara dinner?"

"Sebenarnya, iya. Tapi, aku akan menjemputmu pukul 4. Tidak apakan, love?"

"Iya, aku akan menunggumu. I love you and I missed you so damn much, Zaynie," ucapku dengan air mata meleleh. Sakit sekali..

"Ouhh, I love you and missed you more than you know, baby. We will meet, 2 days later."

"Yea, bye Zayn."

"Okay, see you."

Kututup panggilan teleponnya dan menghapus air mataku seraya menghembuskan nafas panjang. Kami memang sudah 2 minggu tidak bertemu. Zayn pergi ke Los Angeles untuk mengursi kerja sama perusahaannya dengan perusahaan yang ada disana. Aku merindukannya lebih dari yang Zayn bayangkan.

"Dasar wanita lemah," suara sarkastik membuatku cepat-cepat menghapus air mata. Kubalikan tubuhku dan menemukan lelaki bermata hijau emerland itu kini tengah menatapku dengan tatapan meremehkan. "Well, ternyata wanita kasar ini bisa menangis juga. Menarik."

My Emotional Husband // [{Harry Styles}]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin