Chapter 41 : No, Not Again!

1.2K 59 3
                                    

~~~

Cahaya terang membuatku membuka kedua mataku perlahan. Terdengar langkah kaki yang tegas mulai menghampiriku. "Wake up, wake up, wake up! Matahari sudah mulai bekerja di langit dan kau masih tidur?" Lelaki shirtless dengan handuk yang melilit di pinggangnya itu mulai membuka satu-satu tirai jendela yang terdapat di kamarnya.
Tunggu! Di kamar?

"Aku di kamar?" gumamku yang ternyata terdengar olehnya.

"Ya, aku yang memindahkanmu. Kau sangat merepotkanku semalam," sahutnya sembari sibuk mencari pakaian di lemari.
Hening sesaat sebelum ia memulai percakapannya. "Well, aku ingin mendengar kejujuranmu."

Kududukan tubuhku dan bersandar di headboard dengan kepala yang masih terasa berat. Oh sekarang apa lagi maunya? "Kejujuran apa? Jangan memulai Harry. Kemarin kau pergi meninggalkanku di resto? Kau kemana? Aku kesakitan, kau tahu?!" rocosku kesal.

"Aku tidak tahu. Dan itu bukan urusanmu. Dan lagi aku tidak peduli. Justru aku yang harusnya marah padamu, Shella Styles." Apa katanya? Shella Styles? Aneh sekali nama itu.
Harry mendekatiku, menunduk agar ia bisa menatap mataku. Sekarang ia mulai mengintimidasi. Membunuhku perlahan hanya dengan tatapan matanya. "Siapa- yang- mengangkat panggilan dari Scarla, hm?"

Sial, aku ketahuan. Aku kira ia akan melupakannya. "Emm.. A- aku, aku minta maaf, Harry. Aku takut itu adalah panggilan penting. Jadi aku mengangkatnya," lirihku membuang wajahku, menunduk menatap tanganku sendiri.

Kurasakan jari telunjuk besarnya mulai mengangkat daguku agar pandangan kami kembali bertemu. Astaga jantungku melompat keluar sekarang. Bukan karena tatapannya, tapi aku takut ia memarahiku pagi ini. "Shells, aku beritahu padamu sesuatu. Ponselku adalah privasiku. Kau tak boleh menyentuh apa lagi membuka-bukanya. Kau paham?"

"Iya, Harry. Aku minta maaf."

"Great. Tapi karena kau sudah melakukannya.. Jadi aku harus menghukummu sejenak. Hukuman kecil. Mungkin hadiah untukmu?" ia bangkit, lalu tiba-tiba menggamit tanganku. Mencengkramnya dengan keras.

Kugelengkan kepalaku cepat hingga rambutku menutupi wajahku. "No, Harry. Please, not again, please.." mohonku memasang wajah memelas padanya. Aku menangis kembali karenanya.

"Aku sudah berusaha baik padamu, susah payah aku tersenyum untukmu. Tapi kau membalas semua ini dengan cara yang sangat membuatku marah, Shella. Aku marah padamu, asal kau tahu." Dan tiba-tiba ia menarik tanganku kuat-kuat hingga aku berteriak dan meronta. "Kau harus ikut aku!"

"No Harry! No! Please.. Please.. Hiks hiks hiks!" isakku hingga aku terjatuh ke lantai akibat dari tarikan kuatnya.

"Ayo, Shella!" Harry terus menyeretku menuju.. Kamar mandi? Apa yang akan ia lakukan padaku? Apa lagi kali ini? Kumohon siapa pun, selamatkan aku..
"Masuk Shella! Masuk!"

"Harry, kumohon.."

Lelaki yang kini sudah mengenakan boxer hitamnya itu membantingku ke lantai dan ia mengunci pintu kamar mandi dengan cepat. "Ini hanya hukuman kecil, Shell. Asal kau tidak melawan, aku tak akan menyakitimu." Tiba-tiba ia menjambak rambutku dan menatapku tajam menusuk. Kugelengkan kepalaku dengan tangisan yang makin membesar. "Shh, babe. Aku tak akan melukaimu," bisiknya seperti seoarang psikopat yang siap membunuh siapa pun di sekitarnya.

Ternyata, Harry mengambil shower dan langsung menyemprotkannya padaku. Tepat di wajahku yang masih menengadah menatapnya. "Harry! Uhuk! Hentikan!" kucoba tuk menghalangi wajahku dari air dingin itu, tetapi lelaki bermata emerland yang mulai menggelap itu langsung menginjak tanganku dengan sebelah kakinya, membuatku merintih dan berteriak merasakan sakit di pergelangan tanganku yang ia injak. "Sakit Harry!"

My Emotional Husband // [{Harry Styles}]Where stories live. Discover now