Chapter 26 : Freak!

1.3K 57 6
                                    

~~~

Sudah 15 menit berlalu. Suaraku mulai serak karena menangis dan berteriak selama 15 menit. Aku sudah lelah dan sudah tidak sanggup lagi untuk mengeluarkan air mataku. Aku ingin pulang. Tapi aku masih takut pada Harry. Tidak akan ada yang tahu bagaimana tingkat emosionalnya. Apa yang harus kulakukan?

"Shells?" tiba-tiba sebuah sentuhan di bahuku dan suara respy yang tak asing membuat tubuhku membeku seketika. Si alasan air mataku mengalir. Alasan suaraku serak seperti sekarang. "Mengapa kau disini?" suaranya benar-benar memuakkan.

Kutolehkan kepalaku dan menatapnya dengan kedua mata membengkak. Ia tersenyum tapi dengan kerutan yang bertahan di keningnya, "Untuk apa kau kemari, hah?" oh suaraku begitu mengerikan. Harry malah terkikik dan berkacak pinggang lalu menggeleng. "Enyahlah!"

"Haaahh.. Kau ini. Ayo pulang, sudah malam. Kita harus bicara empat mata di hotel," ajaknya tanpa rasa bersalah sedikit pun. Aku menatapnya kesal. Ya Tuhan mengapa kau ciptakan manusia seperti dia?! Sialnya dia suamiku!

Kubangkit dan mulai memarahinya, "You're so damn freak! Kau berbuat seenaknya! Kau bilang aku adalah alasan dari segala kesalahan! Justru kau! Kau adalah alasan air mataku terbuang sia-sia! Kau jahat Harry! Kau jahat!" luapan emosiku membuatku memukul-mukul dada bidangnya yang keras. Entah mengapa Harry malah membiarkanku melakukannya. "Kau menyakitiku. Kau jahat Harry! Kau jahat!" isakku lalu menyandarkan keningku di dadanya.

Kurasakan sebuah sentuhan mulai menjalar menuju lenganku, terus hingga bahu. Kubuka kedua mataku lebar-lebar dan melihat tangan besar Harry berada di bahuku. Apa-apaan dia?! "Baiklah, baru pertama kali aku melakukan ini pada seorang wanita. Sebelumnya, aku tak pernah menjatuhkan harga diriku pada siapa pun itu," ia menghela nafas panjang lalu melanjutkan ucapannya, "sorry, okay? Kau mau memaafkanku?" desisnya begitu pelan. Ia meminta... Maaf?

Bingung, kulepaskan dekapannya lalu menatapnya aneh. "Freak!" sentakku kesal dan pergi meninggalkannya. Berjalan cepat tanpa memperdulikan suara Harry yang memanggil-manggil namaku. Kenapa ia meminta maaf? Apa maunya sebenarnya?

"Shells, Shells, wait!" lagi, ia berhasil mendapatkanku. "Listen, aku sudah meminta maaf dan aku salah? Maumu apa sebenarnya?" tanya Harry dengan emosinya yang mulai meningkat.

"Lihat? Inilah alasan kenapa aku tidak mau memaafkanmu! Harry, aku sudah melupakan kejadian tadi siang. Tapi, kejadian 30 menit lalu belum bisa musnah dari pikiranku!"

"30 menit lalu? Apa maksudmu?"

"Kau berjalan, bergandengan mesra, dan tertawa bersama dengan Scarla di trotoar! Kau memang brengsek Harry!" teriakku tanpa mempedulikan ucapanku.

"Tunggu, apa? Apa maksudmu?"

"Kau pasti mengerti!"

"Kenapa?"

"Kenapa?-"

"Kenapa kau peduli?!"

"Karena aku mencintaimu, bodoh! Dan itu adalah perasaan terbodoh yang pernah kurasakan! Aku memang wanita bodoh!"

"Wait! What?" aku terdiam seketika saat aku sadar ucapanku tidak benar. Astaga! Aku bunuh diri! "Kau bilang apa barusan? Kau- kau mencintaiku?"

Damn you, Shell! "Apa?! Tidak!" bantahku dusta.

"Aku tidak tuli, Shells!"

"A- aku.. Lupakan!" aku pun berlari menahan malu dengan wajah memerah dan air mata tergenang. Bodoh kau! Apa yang kau katakan?! Sialan! Sialan! Sialan! Kuhentikan taxi kuning dan menaikinya. Aku takkan pulang ke hotel mengerikan itu. Aku akan mencari hotel lain untuk saat ini. Oh Ya Tuhan.. Aku malu sekali.

My Emotional Husband // [{Harry Styles}]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora