[Extra Part] Never be Apart 2

6K 537 27
                                    

VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
VOTE -- FOLLOW -- COMMENT
.
.
.

😎😎😎

Yoongi terus melaju di tengah gelapnya malam. Satu gate - dua gate - tiga gate, gerbang highway terus ia lalui. Yoongi tidak kunjung menghentikan mobilnya, malah ia semakin mempercepat laju mobilnya.

Hingga pada akhirnya, Yoongi mengambil jalan berkelok-koleh menuju ke atas gunung. Mereka melaju di antara jurang yang di bawahnya telihat laut dan tebing yang menjulang tinggi.

Jam di dashboard nya menunjukan pukul 01.00 am. Yoongi pun melihat Wendy di sampingnya yang masih tertidur pulas. Satu tangannya yang tidak mengendalikan setir mobilanya ia gunakan untuk meraih tangan Wendy dan mengelus pungung tangan wanita itu pelan. Senyum bahagia terukir di wajah Yoongi.

Tidak ingin membangunkan wanitanya, Yoongi nemperlambat laju kendaranya. Karena jalannya yang semakin berliku-liku, ia ingin tetap menjaga gerak mobilnya tetap stabil.

😎😎😎


Mobil Yoongi sudah terparkir sempurna di ujung tebing di pegunungan itu. Cahaya mentari pagi menyeruak masuk ke dalam mobilnya.

Wendy yang masih tertidur di dalam mobil merasa terganggu. Ia pun mengerjap kan matanya berulangkali untuk bangun dari alam mimpinya.

Wendy terpelonjat kaget begitu ia sangat tersadar bahwa dirinya sedang berada di dalam mobil. Ia pun mengedarkan pandangannya di dalam mobil namun tidak melihat apapun di dalam mobilnya.

Wendy pun langsung memberiksa tubuhnya. Memastikan baju yang ia kenakan masih lengkap tak ada yang berbeda sedikit pun. Ia pun bernafas lega melihat kondisinya masih dalam keadaan baik-baik saja.

Wendy mengedarkan pandangannya lagi keluar mobil. Tatapanya terhenti pada sosok Yoongi yang sedang bersandar di cap mobil depannya. Wendy pun keluar dari dalam mobil dan ingin mendekati Wendy.

"Di mana ini?" tanya Wendy membuka pembicaraan.

"Desa dibawa sana, tempat kelahiran ibu ku," jawab Yoongi. "Setiap tiga bulan sekali, kami selalu terbang dari korea mengunjungi tempat ini."

"Ah, kau pasti sudah lama tidak kesini di tiga tahun terakhir ini."

Yoongi tidak membalas. Ia hanya tersenyum miris mengenang ibunya yang sudah lama meninggal. Bahkan tanpa sepengetahuannya.

Wendy pun semakin mendekati Yoongi. Menepuk punggungnya pelan untuk menenangkan pria nya.

Yoongi pun membalasnya menatap Wendy. Menyungging senyum bahagianya yang teroancar diwajahnya. Membuat Wendy salah tingkah.

"Kau kenapa?" tanya Wendy aneh. "Ada yang salah pada diriku?"

Tanpa menjawab Yoongi langsung menarik tangan Wendy untuk lebih mendekat ke arahnya. Memposisikan Wendy di hadapannya. Posisi Wendy yang sedang berdiri sedangkan Yoongi yang masih duduku. Membuat Yoongi mendongakkan kepalanya menatap Wendy.

Yoongi melingkarkan tangannya di pinggan Wendy sedangkan Wendy menumpu tanhannya pada pundak Yoongi. Mereka terus saling memandang lama dalam diam. Tidak ada yang berbicara dan memulai pembicaraan.

Sinar matahari yang membelakangi Wendy membuat Yoongi ingin semakin mendekatkan wajahnya untuk memperjelas pandangannya.

Masih belum puas, Yoongi pun akhirnya berdiri dan semakin mendekatkan wajah ke wajah Wendy. Meraih pinggul Wendy dengan satu tangannya dan tangan lain menarik tengguk Wendy. Tidak menyisahkan jarak sedikit pun di antara mereka.

[✔] Not Only Partner || WENGAWhere stories live. Discover now