17. Lost Island: S.O.S

3.9K 541 13
                                    

VOTE -- COMMENT
.
VOTE -- COMMENT
.
VOTE -- COMMENT
.

😎😎😎


Hari sudah berganti pagi. Wendy, Jimin dan Suga sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Jimin memadamkan api unggun yang semalaman menyala. Wendy berusaha berdiri walaupun tergadang teras ngilu di pergelangan kakinya. Sedangkan Suga, ia memastikan tidak ada senjatanya yang tertinggal.

Mereka bertiga berjalan kembali. Menyusuri sungai agar dapat menuju pantai, tempat yang luas tidak terhalangi apapun sebagai tempat yang cocok untuk penyelamatan.

Seperti biasa, Suga selalu menjadi peminpin perjalanan. Wendy di tengah dan Jimin paling akhir.

Wendy sudah bisa berjalan sendiri walaupun cara jalannya yang aneh. Hal ini menyita perhatian Jimin yang terkadang sedikit tertawa melihat cara jalan Wendy.

"Hei, Jim! Kau menghina ku?" tanya Wendy sinis.

"Tidak," balas Jimin yang masih menahan tawanya agar tidak terlihat.

"Jujur saja! Ekpresimu sudah mengatakan semuanya!"

Obrolan pun terus terjadi hanya antara Jimin dan Wendy. Suga selalu lebih memilih diam dan juga tidak mendengar.

Perasaannya tidak terlalu menyakitkan seperti kemarin. Namun, ia lebih diam dari biasanya.

Setelah kejadian semalam, Wendy terus memikirkan Suga. Walaupun ia sudah mengobrol banyak hal dengan Jimin, namun fikirannya tetap mengarah ke Suga. Ingin rasanya untuk mengajak Suga berbicara, tapi ia tak tahu harus berbicara tentang apa.

Setelah perjalanan yang cukup jauh. Mereka bertiga akhirnya berada di atas tebing. Memandang ke laut lepas yang ada di bawahnya.

"Pantaii!!" seru Wendy dengan wajah gembiranya.

Jimim hanya menunjukan ekspresi senang nya seperti memenangkan lotre miliaran dolar.

Sedangkan Suga? Datar. Serasa seperti mayat hidup yang hanya melakukan apa yang perlu dilakukan tanpa ada rasa apapun, hal ini membuat Wendy geram.

Wendy pun akhirnya berdiri tegap dihadapan Suga. Layaknya menantang, ekspresi yang ia berikan sangat tajam. Melipat tangannya di depan dadanya dan menatap Suga tajam.

"Suga! Kau kenapa jadi semakin diam begini?" tanya Wendy sensi.

Suga hanya menatap Wendy teduh. Bukan tatapan yang biasa ia berikan. Seperti sedikit lemas, membuat Wendy sedikit khawatir.

"Kau ngantuk?" tanya Wendy yang mendapat gelengan kepala.

"Kau sakit?" tanya Wendy kemudian dan mendapat respon gelengan yang sama.

"Kau pusing?" tanya Wendy dan tetap mendapatkan respon yang sama.

"Kau--," tanya Wendy yang ke enpat kalinya namun terpotong.

Suga tiba-tiba memeluk Wendy. Hanya pelukan biasa dengan satu tangannya. Memandang jauh kebelakang Wendy.

Wendy hanya berdiri tegak. Tubuhnya terasa kaku. Entah kenapa setiap kali Suga melakukan skinship membuatnya seperti ini.

Namun semuanya ia tepis karena setiap kali ia larut dalam perhatian Suga, ternyata ia hanya dipermainkan.

Dengan sekali dorongan kuat, Wendy berhasil mendorong tubuh Suga. Ternyata Suga tidak menolaknya, ia bergerak satu langkah mundur menjauhi Wendy. Dan mereka berdua hanya saling menatap satu sama lain.

[✔] Not Only Partner || WENGAWhere stories live. Discover now