My Heart

106 4 0
                                    

Yei..
Ini ending kisah Yaca...
Happy reading
Nantikan cerita lain dari aku
EAM
(Embracing A Miracle)
Segera
Ok, selamat membaca
Nikmati alurnya ya
Vomment ya...

O(≧▽≦)O

"

Yaca Ayusa Paramitha, gue suka sama lo."

Kata-kata Reyka terngiang di telinga Yaca begitu jelas, hingga ia hanya terdiam ketika Reyka mengantarnya pulang. Bahkan ketika Bayu menanyakan apa yang telah terjadi, cewek itu masih membeku tak menyahuti pertanyaan Bayu. Ia berdiri di depan pintu dengan tatapan yang masih sama semenjak kata-kata itu meluncur dari mulut Reyka. Terlintas juga ketika cowok itu mencium bibirnya. Bayu melirik Reyka yang masih berdiri disana. Bayu ingin mengusir cowok itu dari sana tapi Reyka tampak meluluh dan sepertinya tidak berniat untuk mengucapkan kata-kata kasar lagi pada Yaca.

Dengan langkah seperti orang yang tidur berjalan, Yaca meninggalkan dua cowok itu. Bayu melirik Reyka hendak menanyakan sesuatu namun cowok itu malah berbalik menuju mobil. Ah, Bayu hanya bisa menahan rasa penasaran nya tanpa bisa mencari tahu apa yang telah terjadi diantara mereka. Bayu melangkah gontai karena tak menemukan jawaban bagaimana sang nona mudanya bisa bersikap seperti itu.

Waktu bergulir dengan cepat, selama semalaman suntuk Yaca tak bisa tidur hingga pukul empat pagi ia baru bisa memejamkan mata. Pukul enam ini, seperti biasa Bayu mengetuk pelan pintu kamar Yaca, dan membangunkan cewek itu. Bayu memandang Yaca yang terlelap, melihat wajah Yaca yang nyenyak menyurutkan keinginan Bayu untuk membangunkan cewek itu. Bayu kembali teringat suasana tadi malam, ia harus mencari tahu bagaimana bisa Yaca uring-uringan tidak jelas seperti itu. Bayu juga menyadari bahwa Yaca tak bisa tidur semalaman.

"Kayaknya Yaca lelah, entar aja gue bangunin."

Bayu meninggalkan kamar Yaca setelah menutup pintu.

O(≧▽≦)O

Yaca memainkan bolpoin yang ia pegang dengan pikiran yang entah berada dimana. Cewek itu tengah tidak fokus sekarang, tak satupun berkas yang tergeletak di depan nya ia lirik, padahal berkas itu menumpuk.

"Nona Yaca, apakah ada yang mengganggu pikiran anda?"

Yaca tersentak kaget, seseorang telah membuyarkan pikirannya yang telah melayang. Cewek itu menghela napas dan membenarkan posisi duduknya, Yaca menggelang sembari memperhatikan tumpukan berkas yang belum sempat ia koreksi.

"Jika ada yang perlu saya bantu, saya akan..."

"Nggak ada kak." Potong Yaca.

"Seperti nya anda tidak konsentrasi nona Yaca."

"Tak ada yang spesial kak, jadi jangan khawatir." Ujar Yaca ngelantur membuat Duan mengerutkan kening.

Yaca menyenderkan kepalanya di kursi kemudian memejamkan mata. Sesekali tangan cewek ini mengetuk meja, sedari tadi ia tidak bisa melepaskan bayang-bayang kejadian kemarin malam. Dan itu begitu menyiksa dirinya.

"Saya akan membuatkan anda minuman, nona. Mungkin sedikit menyegarkan pikiran anda."

"Ok, kak. Oh ya apa ada berkas lain lagi selain ini kak? Gue pengen keluar bentar."

"Seperti nya ada berkas yang perlu anda tanda tangani terlebih dahulu."

"Ok." Yaca menegakkan tubuhnya dan mulai membuka lembar demi lembar tumpukan berkas yang tak sempat ia jamah beberapa jam terakhir ini.

Love StoryWhere stories live. Discover now